Chapter XIV : Bad Situation

152 17 2
                                    

Knock! Knock!

"Baekhyun, aku masuk ya?"

"Iya, masuk saja tidak dikunci!" Balas Baekhyun dari dalam ruangan.

Gadis itu membuka pintu dan membawa senampan sarapan untuk pria di dalam sana. "Baek, kau belum makan kan? Ini aku bawa sarapan." Ucapnya lalu meletakan nampan itu di atas meja makannya.

Melihat kedatangan wanita tersebut membuat Baekhyun tersenyum bahagia, "Oh, ya? Terimakasih." Ucapnya riang.

"Iya, sama-sama." Ia pun menarik kursi roda Baekhyun dan membantunya makan.

Melihat betapa perhatiannya wanita itu, Baekhyun tersenyum senang. "Seori-ya,"

"Hm?" Gumamnya saat sibuk menyiapkan makanan lelaki itu.

Senyumnya semakin lebar dan manis, "Aku sudah bisa merasakan kakiku." Ungkapnya.

Hal itu membuat Seori membelak kaget dan ikut tersenyum senang, "Benarkah?!" Pekiknya lalu menutup mulutnya, "Oh astaga! Aku... a-aku." Gumamnya menahan tangis.

Baekhyun terkekeh saat melihat respon harunya.

"Baekhyun-a~ Selamat." Ia pun memeluk pria di hadapannya sambil menangis haru.

Pria manis itu pun tertawa dan membalas pelukannya. "Terimakasih, ini berkat kau juga." Ia melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah cantik gadis di depannya tersebut, "Kau sangat baik dengan merawatku dan menemaniku terapi. Aku jadi lebih bersemangat untuk sembuh. Sekali lagi terimakasih," Ungkapnya.

Seori merasa senang mendengarnya, jadi yang telah orang-orang lakukan selama ini bukanlah sia-sia. Operasi hampir setiap bulan, terapi dan pengobatan alternatif sudah ditempuh. Semuanya telah dilakukan demi kesembuhannya...

... dan senyumannya.

Awalnya semua mulai pesimis saat tidak ada kemajuan dari setiap langkah yang ditempuh. Sampai pada akhirnya, sang penyemangat datang. Setiap hari, setiap saat menemaninya tanpa lelah walaupun ia sering mengeluh.

"Hidup akan terasa sulit saat kau menyulitkannya. Saat kau mengeluh dan marah, kau tidak mendapatkan apa-apa, selain kehancuran."

Seori tersenyum lalu mengusap pipi tembabnya, "Sama-sama, Baek." Sahutnya, "Sekarang kau makan, ya? Setelah ini kita akan kembali coba berjalan. Okay?" Baekhyun mengangguk patuh.

Seori menyuapi lelaki tampan itu dengan telaten, sambil sesekali ikut tersenyum saat melihatnya tersenyum. Ia terlihat lebih baik daripada saat pertama kali mereka bertemu. Lelaki itu sudah jarang mengeluh dan patah semangat.

Dia lebih menghargai hidup.

Beberapa menit kemudian, Haesoo keluar dari kamarnya setelah bersiap-siap pergi. Tapi dimana Seori, tadi dia dengar Seori sudah sampai. Biasanya dia akan langsung masuk ke kamarnya, tapi sepertinya ia mampir dulu ke kamar Baekhyun.

"Arim," Ia memanggil seorang pelayan wanita yang lewat dan menghampirinya. "Kau lihat Seori?"

Pelayan bernama Aera itu mengangguk dan tersenyum, "Nona Seori ada di kamar Tuan Byun. Mau saya panggilkan?"

Haesoo menggeleng cepat, "Tidak perlu. Aku akan kesana." Ia pun berjalan menuju kamar Baekhyun yang berjarak beberapa kamar dari kamarnya.

Saat berjalan di koridor lantai atas, ia melihat Baekhyun yang berjalan perlahan-lahan dengan Seori merangkulnya. Hal itu membuat Haesoo kaget dan haru.

Gadis itu melangkah mendekat seraya memanggilnya, "Baekhyun-a! Kau..." Haesoo menutup mulutnya sambil menahan tangis haru.

Baekhyun tersenyum dengan menampilkan deretan giginya gembira, "Haesoo-ya, aku sudah bisa berjalan!" Serunya.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang