Chapter XX : The Reason

189 19 3
                                    

"KYAAKK! HAHAHA," Tawa membahana si gadis cantik saat tubuhnya diangkat oleh suaminya. Sudah lama dia tidak digendong begini, rasanya seperti kembali menjadi pengantin baru.

Chanyeol terkekeh saat istrinya berteriak kegirangan, begitupun pelayan-pelayan yang membantu dan berlalu lalang di sekitar mereka. Mereka senang dengan kedatangan nyonya besar mereka setelah beberapa lama dia jauh dari rumah.

Sang pria meletakkan tubuh si istri secara perlahan diatas tempat tidur mereka. Menutup pintu kemudian menghampiri sang istri yang menunggunya. Diciumi wajah dan tubuhnya terus menerus hingga membuatnya berteriak kegelian.

"Changia, geli~" Kekehnya sambil membolak-balikkan tubuhnya.

Dan semua berjalan begitu saja, sampai mereka melakukan hal yang telah lama mereka lewati. Kebiasaan rutin yang sempat tertunda, mereka begitu rindu setiap sentuhan dan ciuman satu sama lain. Seakan tidak merasa lelah, mereka melakukannya sedari pagi sampai siang. Menghiraukan rasa lapar dan lelah, mereka rindu bersama. Terlalu rindu bersama.

Siang harinya, Haesoo memaksa suaminya menghentikan kegiatannya. Ini sudah siang, lelaki itu dan bayinya pasti kelaparan jadi dia harus memberi makan kedua bayi manja itu.

"Chanhhh... Sudah dulu ya. Sudah lelahhh.... Kau belum makan sianghhh." Ucapnya terengah-engah.

Chanyeol menggeleng pelan dan menyembunyikan wajahnya di balik rambut sang istri. "Aku belum lelah." Suaranya begitu berat dan seksi membuat bulu remangnya berdiri.

Haesoo mencengkram lengan Chanyeol sambil menahan dedahnya saat pria itu tiba-tiba menghantam miliknya lebih keras. "Satuhhh... kali lagihhh.... Okay?"

Lelaki itu berdecak pelan, "Baiklah."

Setelah berhasil mendapatkan kepuasan terakhirnya, pria itu menarik dirinya dan tertidur di samping istrinya sambil mengatur napas. Dipeluk posesif sang istri seakan menjadi penutup tubuh tanpa busana sang istri. Merasa diperlakukan demikian, Haesoo hanya terkekeh geli.

"Uuhhh, bayi besarku~" Kekehnya, "Kau belum makan, sayang~"

"Hm."

Gadis cantik tersebut tersenyum simpul, "Changia." Dawainya.

"Hmm." Lelaki itu semakin mengeratkan pelukannya.

"Chanyeol-a, aku mau menyiapkanmu makan." Haesoo masih berusaha sabar, pria itu jadi manja karena sudah lama mereka tidak begini.

Chanyeol lagi-lagi berdecak, "Ya sudah rapikan sana." Ucapnya tanpa melepas pelukannya.

"Sayang, bagaimana aku bisa bangun jika kau memelukku seerat ini?" Jelasnya yang dibalas decakan lidah oleh sang suami.

Dengan berat hati pria tersebut melepaskan pelukannya dan membiarkan istrinya bangun untuk menyiapkannya makan siang. Ia hanya duduk diatas kasurnya sambil memperhatikan istrinya mondar-mandir mandi dan mencari baju. Ia terus memperhatikannya, dari memakai baju, memakai riasan, dan memakai wewangian.

"Memangnya mau kemana, sih, pakai parfume segala?" Tatapannya memincing.

Sementara Haesoo menatapnya santai lalu menjawabnya, "Tidak kemana-mana, hanya ingin."

Dilipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap dingin wanita di depannya, "Nanti juga aku buat kau bau lagi." Ucapnya santai.

Haesoo menoleh horor namun tidak mengatakan apapun. Ia segera merapikan riasannya lalu menguncir rambutnya asal. Walaupun demikian, ia tetap cantik dengan riasan seadanya. Hal itu yang membuat Chanyeol selalu bersemangat menggauli sang istri, bagaimanapun keadaannya dia selalu cantik.

POSSESSIVE II : HAPPY AND DYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang