Part 21 ✓

598 7 0
                                    

Rumah Palumbo

Kamar Sandro

"Baby..." Panggil Sandro.

"Eh iya om, Ada apa..??" Tanya Rani gugup.

"Kamu kenapa baby..?? Dari tadi aku liatin kayanya kamu liatin aku mulu ya baby..??" Tanya balik Sandro.

"Enggak kok om cuman pengen liatin aja" Jawab Rani gugup.

Konten 21+

Sandro tak bicara sepatah kata pun ia langsung mendekat ke arah Rani. Sandro melumat bibir Rani dengan halus dan lama-kelamaan Sandro melumat dengan bibir Rani dengan kasar, Lalu Sandro mengusap lembut vagina Rani.

"Arrrggghhtt om..." Desah Rani.

"Tapi... Enak kan sayang..??" Tanya Sandro.

Rani hanya mengangguk merasakan vaginanya di usap Sandro. Sandro pun lalu menyibakkan CD Rani ke samping untuk mempermudahkan tangannya bergerak bebas di vagina Rani.

"Arrrggghhtt om... Enak om..." Desah Rani menahan nikmat saat Vaginanya di sodok Sandro.

15 menit mereka berdua telah melakukan adegan menyodok-nyodok akhirnya mereka semua turun makan bersama.

Kamar Jessi

Jessi masih merenung tentang kehamilannya.

"Ya Tuhan... Apa kata orang tuaku dan kata orang-orang sekitar tentang diriku, Saat mereka tau aku sedang mengandung di luar nikah" Monolog Jessi.

"Bunda ayah Jessi minta ma'af, Jessi.. Jessi hamil bunda ayah"

Mendengar pengakuan dari Jessi Audrey dan Harold sangat kecewa dan malu, Mereka tidak menyangka bahwa putri yang selalu mereka manjakan dan sayangi harus melakukan hal itu.

"Dasar anak tidak tahu diri..!! Kenapa kamu melakukan ini Jessi..!!" Bentak Harold.

"Ma.. Ma'afkan aku ayah bunda, Ma'afkan aku" Sambil menangis di lantai.

"Bunda gak nyangka kalau kamu bisa senekat itu Jessi..!! Bunda kecewa sama kamu..!! Bunda kecewa..!! Bunda kira kamu bisa menjaga martabat dan harga diri keluarga ini tapi apa kamu sudah menodainya dengan perbuatan zina itu Jessi..!! Sampai kapanpun bunda gak akan Ma'afkan kamu..!! Inget itu..!!" Jawab Audrey lalu pergi meninggalkan Jessi sendirian.

"Bunda... Ma'afkan Jessi bunda, Ma'afkan Jessi" Sambil menangis di lantai.

Sekujur tubuhnya kaku dan suhu tubuhnya panas dingin, Karena keadaannya yang sedang berbadan dua, Jessi harus menjalani hidupnya sendirian tanpa siapa-siapa. Jessi sangat sedih bundanya tidak akan pernah mema'afkannya dan mungkin ia rasa bundanya akan mengusirnya dari sini. Jessi sudah tidak kuat dengan keadaan dan ketegangan ini, Sekarang orang tuanya sudah marah dan mungkin Jessi harus siap menerima bahwa dirinya telah di usir oleh kedua orang tuanya.

"Sekarang pergi dari sini..!! Ayah dan bunda mu tidak akan pernah menganggap mu sebagai anak kami lagi..!! Dan anak kami sudah mati..!! Jadi sekarang kemasi barang-barang mu..!! Lalu pergi dari sini..!!" Bentak Harold.

Jessi hanya menurut dan tidak berkata-kata sepatah kata pun. Jessi mengemasi barang-barangnya dan pergi ke luar untuk angkat kaki dari rumah ini.

"Bunda ayah tolong Ma'afkan Jessi, Jessi tau Jessi salah, Kalau jadinya begini untuk apa Jessi melakukannya dan satu pesan terakhir Jessi, Ma'afkan Jessi bunda ayah entah kapan bunda dan ayah akan mema'afkan Jessi, Tapi suatu hari nanti Jessi tidak akan melupakan bunda dan ayah, Jessi pamit dulu ya" Sambil pergi membawa kopernya ke luar rumahnya.

Jessi terus menangis dan menangis tanpa henti, Ia membawa koper pink nya ke luar halaman rumah orang tuanya. Ibu-ibu datang mengolok-olok Jessi.

"Dasar perempuan pelacur..!! Kalo saya ya punya anak kaya gitu saya udah gak mau nganggep anak lagi..!! Enggak banget kali ya" Olok ibu-ibu pertama.

Rani & Sandro {End} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang