Prolog

59.8K 3.2K 305
                                    




Prolog

...



"Apa yang dia lakukan disini?" Haechan tidak bisa mengalihkan pandangan dari pria yang berdiri agak jauh di seberang liang kubur tempat peti mati ayahnya akan segera di makamkan.

"Siapa——? Astaga, tidak......"

Haechan mengabaikan temannya yang terkejut tak percaya selagi kakinya seolah-olah bergerak sendiri, membawanya mendekati pria berpenampilan gelap dan berbahaya yang dua minggu belakangan ini membayangi hari-hari serta menghantui mimpi buruknya.

"Haechan, jangan!"

Haechan nyaris tidak sadar telah menepis tangan Renjun yang berusaha menahannya, perhatiannya hanya terfokus pada satu hal. Pria itu.

Mark Lee.

Si sulung dari ketiga Lee bersaudara itu bertubuh tinggi, rambut gelapnya yang sedikit panjang jelas ditata oleh profesional. Kulitnya putih bersih. Garis wajahnya yang kasar tampak setampan pangeran.

Haechan tahu bahwa pria itu juga sama kejamnya. Miliarder 30 tahun sekaligus CEO dari kerajaan bisnis keluaga Lee itu benar-benar kejam. Enam tahun belakangan, dengan seorang diri pria itu menancapkan posisinya dan dua adiknya di kerajaan bisnis, hanya bersenjatakan tekad baja tanpa hati.

Dan dialah pria yang bertanggung jawab membuat ayah Haechan begitu putus asa sampai terkena serangan jantung fatal dua minggu lalu.

Pria yang saat ini Haechan benci sepenuh hati.

"Berani-beraninya kau datang ke sini."

Mark menyentakkan kepala dan menatap Haechan dengan mata gelap yang sama kelam dan dinginnnya dengan hati pria itu.

"Nona Seo—"

"Kubilang berani-beraninya kau menampakkan wajah di sini !" Haechan mendesis, tangannya terkepal erat sampai ia bisa merasakan kukunya menusuk telapak tangan.

"Ini bukan waktu yang tepat ——"

Kata-kata Mark yang hanya diwarnai setitik aksen terhenti ketika telapak tangan Haechan bertemu pipinya, luka di telapak tangan Haechan meninggalkan sebercak darah di kulit pria itu.

"Berhenti." Mark mengangkat tangan untuk menghentikan dua pria berjas yang hendak melangkah mendekat setelah melihat tamparan Haechan. "Ini kedua kalinya kau menampar wajahku, Haechan. Aku takkan membiarkan terjadi sampai tiga kali."

Kedua kalinya?

Astaga, -ya. Ayah Haechan memperkenalkan mereka berdua di sebuah restoran dua bulan lalu. Saat itu mereka makan malam bersama dengan beberapa orang lain, tapi Haechan sangat menyadari tatapan Mark Lee sejak mereka di perkenalkan. Meski demikian, ia kaget mendapati pria itu menunggunya di lorong ketika ia keluar dari kamar mandi di tengah-tengah acara makan malam. Ia bahkan lebih kaget lagi saat sang miliarder itu berkata betapa dia menginginkan Haechan dan kemudian menciumnya.

Itu alasan Haechan atas tamparan pertamanya pada Mark.

Dua bulan lalu ia masih bertunangan. Mark sendiri sudah diperkenalkan pada tunangannya malam itu. Jadi jelas tindakan pria itu melewati batas.

 The Ruthless Billionaire [Markhyuck] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang