..."Selamat pagi, Haechan."
Haechan merasakan wajahnya memucat ketika menatap pria yang berdiri di seberang meja resepsionis Seoul Imperial Palace Hotel.
Dari dulu ia kira konsep seseorang merasakan wajah mereka memucat seputih kertas adalah hal konyol; Orang tidak bisa merasakan darah meninggalkan wajah mereka.
Namun, Haechan merasakan hal itu. Bahkan, darah seolah disedot dari kepalanya, dialirkan ke jari kakinya dan membuatnya agak pusing selagi terus menatap dan menganga ke arah Mark Lee.
Pria itu menelengkan kepala, senyuman mengejek menghiasi bibir indahnya saat melihat reaksi Haechan menyadari kedatangannya disini. "Aku sudah mengingatkan bahwa kau harus mengantisipasi bertemu denganku di tempat dan waktu yang tak kau sangka-sangka."
Ya, Mark memang sudah mengingatkannya. Tapi Haechan tidak mengira pria itu akan datang ke tempat kerja barunya.
Sengaja?
Atau Mark kebetulan saja datang ke Imperial Palace Hotel pada hari pertama Haechan bekerja disana?
Haechan sangat menyangsikan itu. Kalau menyangkut pria berkuasa dan memiliki koneksi sebanyak Mark, tidak ada yang namanya kebetulan.
Itu artinya Mark tahu Haechan akan ada disini. Caranya mungkin sama dengan cara pria itu mendapatkan alamat apartemen barunya.
Ia menyipitkan mata. "Apa kau mengikutiku, Tuan Lee?"
"Mengikuti? Tidak," Mark membantah. "Apa aku ingin memastikan keselamatanmu? Ya." Akunya tanpa rasa bersalah.
Haechan mengangkat alis. "Kenapa keselamatanku perlu kau pastikan?"
"Sekarang kau sendiri di dunia ini."
"Kita sama-sama tahu apa penyebabnya!"
"Haechan—-"
"Apa ada masalah—-? Tuan Lee?!" Taeil, sang manager hotel, cepat-cepat menyembunyikan rasa terkejutnya sebelum menyapa Mark dengan hangat.
"Salamat pagi, Taeil hyung." Mark membalas dengan luwes sambil menjabat tangan Taeil. "Dan, tidak, tidak ada masalah. Aku hanya mampir ke bawah untuk menyapa Nona...... Lee." Mark menjelaskan sambil melemparkan tatapan penuh arti ke arah papan nama yang Haechan tempelkan di sebelah kiri setelan kerjanya.
Itu nama depan yang Mark tahu bukan namanya.
Dan ternyata pria itu juga mengenal baik nama Manager hotel ini.
Perasaan was-was mulai memelintir perut Haechan, semakin menguat setiap detik dan membuatnya sedikit mual.
Tidak ada yang namanya kebetulan kalau membicarakan Mark Lee.
Itu berarti Mark tahu persis dimana Haechan akan memulai pekerjaan barunya pagi ini.
Pria itu benar-benar mengikutinya. Apakah dia juga berperan dalam membuat Haechan berhasil mendapat pekerjaan ini ?
Untuk apa?
Perasaan terpelintir diperut Haechan menguat selagi memikirkan alasan Mark melakukan semua ini. Perasaan bersalah, seperti yang Haechan tuduhkan padanya? Tidak, Mark sudah menyangkal merasa bersalah atas kematian ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruthless Billionaire [Markhyuck] ✔️
Fanfic⚠️GS! Jangan salah lapak⚠️ Mark memang tampan, dan digandrungi banyak wanita. Kekayaannya membuatnya berkuasa, termasuk menguasai hidup Haechan. Alih-alih menyukai, Haechan menolak untuk dekat dengan Mark karena sebenarnya ia tak mau jatuh hati deng...