5. Happy

1.1K 64 10
                                    

Kata orang jatuh cinta pada seseorang adalah hal yang indah. Tapi kenapa? Kenapa cinta yang aku rasakan tidak seperti orang yang katakan, justru rasa cinta ini membuatku terus tersiksa
-Elisya

***

Selesai mengobati luka lebam yang ada di wajah kakaknya, Elisya berdiri berniat pergi. Tetapi langkahnya harus terhenti ketika tangan kekar milik kakaknya itu menahan dirinya.

Elisya menoleh mendapati Army yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sayu, tanpa iya sangka tangannya di tarik oleh Army, membuat tubuh mungilnya terhuyung kedepan, beruntung Army dengan cekatan menahannya.

Beberapa detik kemudian...

Mata Elisya membulat saat menyadari dirinya jatuh diatas tubuh Army. Lebih tepatnya iya tengah duduk diatas pangkuan Army. Seketika pipinya merona. Malu.

Army yang melihat wajah merona adiknya tersenyum simpul, entah mengapa iya ingin menggoda adiknya saat ini juga. Yang pasti akan menyenangkan. Pikirnya.

"Sampai kapan kamu mau duduk di atas pangkuanku, hmm?"

Mendengar pertanyaan dari kakaknya itu menyadarkan Elisya yang ternyata dirinya masih duduk dengan nyaman dipangkuan Army, tanpa aba - aba iya segera bergegas untuk turun dari pangkuan Army.

Tetapi Army menahannya. Iya mengerutkan dahi tanda bahwa Elisya sedang bingung. Apa sih mau kakaknya itu?

"Kak Army gimana sih? Giliran mau turun malah ditahan" Elisya protes, tetapi tak bisa iya pungkiri didalam hati sih kegirangan. Belum pernah iya sedekat ini selama kakaknya itu berubah. Berubah menjadi lelaki yang dingin.

Sedangkan Army yang melihat adiknya yang seperti merajuk, sangat menggemaskan dimatanya. Tidak tahan untuk tidak mengangkat tangannya lalu mencubit pipi Elisya dengan gemas.

"Kak... pipi aku sakit tau" Elisya mengelus pipinya yang mendapat cubitan dari Army, iya memasang wajah cemberut.

"Pipi aku nanti bisa tembem kalo dicubit kayak gitu" tidak sadar iya merajut dan sedikit memajukan bibirnya. Tak sadar sedari tadi Army menatapnya secara intens.

"Aku udah pernah bilang, bibir gak usah dimajuin kayak gitu, mau kakak cium?" Kembali Army menggoda, membuat Elisya lagi lagi merona mendengar kata-kata kakaknya. Iya hanya bisa menutup wajah yang memerah itu menggunakan kedua tangannya sambil menggeleng gelengkan wajahnya.

Dengan cepat iya turun dari pangkuan Army dan segera berlari menuju kamarnya membiarkan Army yang mungkin akan menganggapnya aneh. Iya segera berlari untuk menutupi rasa gugup dan malunya saat ini.

***


Suasana sarapan pagi ini terasa lebih menyenangkan dari hari - hari biasa, atau mungkin cuma Elisya yang merasakannya. yap, suasana hati Elisya begitu baik pagi ini. Elisya masih mengingat jelas perlakuan Army padanya yang berhasil membuat senyum Elisya terus terbit hingga detik ini.

Padahal hal seperti kemarin yang terjadi sangat sederhana bagi orang lain, tetapi tidak bagi Elisya.

Berinteraksi seperti kemarin pada Army merupakan suatu keajaiban untuk dirinya. Sangat sederhana bukan untuk Elisya merasakan kebahagiaan, iya hanya ingin kakaknya bisa berkomunikasi dengan baik pada dirinya layaknya seperti orang di luaran sana. Tetapi, itu hanya harapan Elisya. Harapan yang entah kapan akan terwujud.

Rasa Yang Tak Wajar (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang