27. Senyuman Army

680 27 8
                                    

Hola - hola manteman..

Babang Army double up nih, kira - kira ada yang nungguin gak yak🤔

Dimaklumin kalo makin amburadul ceritanya dan typonya makin banyak😅😅..

Selamat membaca..

"Ngapain disini?!!" Sarkas Elisya sambil berusaha melepaskan belitan  tangan Army dari perutnya.

"Meluk kamu, apa lagi?"

Elisya yang tadi ingin tidur seketika kantuknya menghilang mendengar jawaban santai dari Army. Tidak tau kah bahwa iya saat ini masih begitu marah pada si kulkas dihadapannya. Iya mendengus sebagai jawaban bantahan yang dilontarkan Army barusan.

Sedangkan Army mengulum senyum melihat wajah yang ditekuk Elisya, iya bukan tidak paham mengapa Elisya bersikap ketus padanya, iya sangat tahu tapi Army membiarkannya dulu guna meredakan cemburu yang tengah dirasakan Elisya saat ini yang terpenting Elisya tidak kemana mana selain kerumah orang tua mereka.

"Sana keluar. Aku mau tidur" Elisya mengusir Army menyuruhnya untuk keluar dengan cara mendorong tubuh tegap milik kakaknya itu.

"Tapi, aku maunya disini" Army dengan segala tingkah laku dan kemauannya membuat Elisya semakin jengkel dibuatnya. Elisya ingin Army sedikit peka terhadap apa yang dirasakannya. Tapi, iya seharusnya ingat bahwa seorang Army adalah orang yang paling tidak memiliki perasaan dan pastinya iya tidak akan peka terhadap perasaannya.

"Minggir. Keluar dari kamarku, aku mau tidur"

"Yaudah, kalo ngantuk ya tidur"

"Ish, aku benci kak Army"

"Tapi aku cinta dan sayang sama kamu"

"Ihh. Gak mempan"

"Kamu cantik" sangat tidak nyambung perkataan Elisya dengan jawabannya tapi, entah mengapa iya begitu senang menggoda adik cantiknya itu. Apa lagi jika wajahnya sudah memerah iya semakin gemas melihatnya. Ingin rasanya iya menggigiti pipi tembem gadis yang saat ini tengah didekapnya.

"Gak denger" ucap Elisya sambil menutup kedua telinganya. Army terkekeh dengan segala tingkah ajaib gadisnya itu. Kemudian iya menarik tangan Elisya yang menutupi kedua telinganya.

"Udah lepasin dong tangannya. Aku udah gak lagi ngomong apa - apa sayang". Army menyelipkan rambut Elisya yang menjuntai ketelinga gadisnya itu. Entah mengapa iya begitu senang menyentuh rambut halus Elisya. Kemudian dengan gerakan cepat Army mencondongkan wajahnya untuk mengecup puncak kepala Elisya dengan sayang sambil sesekali mengelusnya.

"Jangan marah lagi ya. Jangan cemburu. Aku cuma cinta kamu. Dulu sekarang hingga nanti" setelah itu Army segera beranjak dari tempat tidur Elisya menyisakan sang empunya tempat tidur menatap kearahnya sambil mengerjapkan mata dengan polos jangan lupakan  paper bag  yang berserakan disampingnya.

Saat hendak membuka pintu, Army berhenti kemudian membalikan tubuhnya menatap kembali Elisya yang posisinya masih sama dengan tadi belum berubah sama sekali. Iya kembali pada Elisya tidak tahan untuk tidak kembali menggoda gadisnya. Mungkin mulai sekarang hobby nya adalah menggoda Elisya yang selalu terlihat menggemaskan dimatanya.

Sesampainya disamping Elisya iya mengecupi pipi kiri dan kanan Elisya dengan sayang. "Nice dream honey. Mimpiin aku ya sayang" setelahnya iya sudah benar benar berlalu ditemani dengan senyum lebar darinya.

***

"Pagi" Elisya yang baru saja menuruni tangga secara spontan berhenti ketika dibawah sana sudah disuguhkan pemandangan tak biasa yang mungkin baru kali ini terjadi selama iya hidup, dimana seorang Army yang dinginnya menyamai kulkas sedang menyapa dirinya jangan lupakan senyuman lebar yang terpatri diwajah tampannya. Perlakuan Army yang tak biasa itu menambah kadar ketampanan Army berkali kali lipat. Sedari dulu inilah yang dinanti nantikan Elisya dimana iya bisa melihat Army tersenyum lebar seperti apa yang disaksikannya saat ini.

Rasa Yang Tak Wajar (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang