*Saya yakin kalian tahu cara menghargai penulis :)*
~~~
Sehun adalah salah satu dari ribuan kulkas berjalan di muka bumi.
Beruntung wajahnya tampan, dompetnya juga tebal. Sayangnya Sehun sama seperti pasangan budak cinta di dunia ini. Kekasihnya adalah prioritas?
Luhan bilang dia sakit perut. Tissu toilet habis, dan kekasih Sehun itu meneleponnya. Menyuruhnya memberikan benda keramat toilet.
Dengan senang hati Sehun mengiyakan, apapun demi Luhan—bahkan ia rela tak mandi pergi ke universitas. Untung sudah tampan sejak lahir.
Toilet Luhan ada di gedung utara, lantai tiga. Tapi Sehun salah alamat. Pemuda berwajah kaku itu justru masuk dan mendapati pemuda lain yang terkapar di lantai kamar mandi.
Walau sedikit terkejut, raut wajah Sehun tetap tidak berubah. Pemuda itu perlahan mendekat, setelah menyimpan tissunya di saku jaket.
Sehun jongkok, mengamati tubuh pemuda yang terkapar menyamping. Wajahnya hanya separuh yang terlihat. Pipinya meluber, Sehun tangkap itu.
"Hei," Sehun menepuk pundaknya, berusaha membangunkan pemuda yang terlihat lebih muda, "kau pingsan atau kenapa?"
Tidak ada sahutan, Sehun menarik tubuhnya. Di telentangkan, dan mata Sehun otomatis terbuka. Reaksi alami.
'Wah, cantik sekali.' Sehun membatin dalam keterpesonaan pandangan pertama.
Lupa bahwa pemuda di tangannya masih tak sadarkan diri, Sehun justru memandangi wajah Jungkook tanpa berkedip.
Jika saja ponselnya tak bergetar dan pesan Luhan muncul di sana, mungkin Sehun betah mendekam di toilet sambil memandang Jungkook.
Bunda Lulu : 'Kau di mana? Ppali, keburu kering!'
Sehun tertawa geli dalam hati tanpa ekspresi, gemas sekali pada kekasihnya yang jarang sekali marah.
To : Bunda Lulu
'sabar sayang, otw.'
Sehun memasukkan ponselnya ke saku celana. Melihat orang lain terkapar pingsan di depannya membuat hati Sehun bersimpati. Apalagi pemuda ini cantik, Sehun senang hati menolong.
Pemuda dingin tersebut bangun dan membuka pintu toilet. Sepi sekali koridor di luar. Mau tak mau Sehun kembali dan meraih tubuh Jungkook.
Di gendongnya ala brydal, ia menumpu kedua tangan di bawah lutut dan lengan Jungkook.
Jujur, Sehun hampir ambruk. Berat Luhan tak sebegini banyak, Sehun diam-diam bersyukur kekasihnya langsing dan ringan.
Tapi apa guna kotak-kotak dan otot di badannya jika mengangkat pemuda cantik saja tidak kuat? Urusan gendong-menggendong serahkan saja padanya.
Sehun berjalan menuju pintu. Dia keluar dengan tenang. Tujuannya adalah ruang kesehatan. Namun betapa terkejutnya Sehun saat pemuda bersurai merah tiba-tiba muncul di hadapannya.
Pemuda bersurai merah itu berdiri diam, tatapnya yang tajam menghunus kearahnya, matanya tajam dan berwarna hazel, bibirnya yang tebal tanpa senyum.
Sehun mencoba abai, dia mulai kembali melangkah. Namun kakinya terasa di paku, terlem kuat pada lantai, tidak bisa melangkah.
Sehun bingung, namun tak panik. Wajahnya yang tak kalah datar menatap balik pada pemuda bersurai merah. Lengkungan senyum miring singgah di sana, samar namun sarat ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Demon - T.K
FantasyJungkook dihantui mimpi buruk dan sebuah cincin 'aneh'. Ia seperti diawasi sesuatu. Sesuatu yang seperti menjamah dan menyentuhnya, tak kasat mata. Dengan aroma familiar yang membuat pemuda itu 'keras' bahkan hanya dengan mencium baunya. Jungkook ta...