“Naughty 'Cool' Boy”
—Moon Tae Il NCT U—
Namanya Taeil, kakak kelas kamu yang sangat rajin dan suka belajar. Kamu tidak pernah bicara padanya karena ia sangat sibuk dengan buku pelajaran setiap hari. Namun, entahlah, banyak teman-temanmu yang suka memaksanya berbicara. Kamu hanya tidak mengerti jalan pikiran mereka. Taeil bisa saja marah jika merasa terganggu.
Sialnya, saat itu kamu mendapat tugas dari Guru Bahasa untuk mewawancarainya. Apakah Taeil berminat untuk menyalonkan diri menjadi ketua OSIS. Kamu dilema, tidak mengerti bagaimana caranya mendekati Taeil. Bahkan kamu tidak berani melangkah sejengkal pun untuk mengajaknya bicara.
"Kak Taeil tuh, kamu nggak ada rencana buat ajak ngobrol? Kamu bukannya butuh untuk tugas?" ucap temanmu saat kalian sedang berada di tribun lapangan basket. Melihat Taeil sedang membaca buku di tribun seberangmu.
"Lain kali aja deh, belum ada nyali nih," jawabmu sambil memandangi Taeil. Dari jauh saja ia terlihat dewasa, bagaimana jika dari dekat? Tua? Ah! Tidak, pasti wajahnya sangat tampan.
"Sudah dekat jatuh tempo lho. Nilai kamu bagaimana?" Temanmu terus mendesakmu untuk mengerjakan tugas sulit itu. Kamu mendengus, "Ya sudah, aku coba." Kamu berdiri, bersiap menghampirinya.
Saat kamu beberapa langkah di dekatnya. Ia justru berdiri, dan pergi dari tempatnya. Taeil tidak menyadari keberadaanmu. Kamu hanya bisa bernapas pelan, melirik ke arah temanmu yang tertawa terbahak di sana.
Lagi-lagi kamu gagal mengerjakan tugas. Kamu segera kembali ke kelas dan bersiap untuk pulang. Mungkin, kamu akan bertemu Taeil lagi. Dengan buku bawaannya tentu saja.
Kamu berjalan pelan menuju ke luar sekolah. Saat kamu berada di dekat gerbang sekolah, kamu melihat Taeil tengah bersandar di ujung pagar dengan sebuah headphone melingkar di lehernya dan sedang membaca buku sejarah. "Kak Tae—"
"Taman belakang sekolah, jam istirahat pertama."
Kamu tertegun mendengar ucapannya. Baru kamu akan kembali bicara, Taeil memakai headphone-nya dan pergi meninggalkanmu di sana. Kamu menatapnya dengan kesal. "Untung ganteng!" Kamu berteriak sambil berusaha melempar sepatumu.
Kamu bergegas pulang karena sudah terlanjur kesal. Selama perjalanan pulang kamu terus menyumpahi kakak kelasmu yang jutek-nya terbilang overdosis. Dia bahkan tidak menatapmu saat bicara. Dia terus fokus pada buku pelajarannya, bicara dingin, kemudian meninggalkanmu dengan headphone di telinganya. Menjengkelkan bukan main.
Keesokan harinya, sesuai janji yang sudah disepakati. Kamu dan Taeil akan bertemu di taman belakang sekolah. Saat itu, kamu datang agak terlambat dari jam istirahat. Tentu di sana sudah Taeil dengan buku bacaannya. Kali ini buku ekonomi.
"Kak ma—"
"Aku nggak ada waktu banyak. Lima belas menit sudah hampir habis. Lebih baik kamu cepat," ucap Taeil dengan angkuhnya. Kamu mendengus kesal. "Iya, ma—"
"Kalau kamu minta maaf, itu akan menghabiskan waktu sekitar dua menit. Jadi, lebih baik cepat duduk dan bertanya!" Taeil masih tidak menoleh ke arahmu. Kamu segera duduk di hadapannya. Suasana di antara kalian benar-benar canggung. Tapi mau bagaimana pun, ini demi nilai akhir.
Kamu menghabiskan sedikit waktu hanya untuk menanyainya. Taeil bukanlah orang yang ramah, tapi kamu tahu dia sangat pintar dan bisa diandalkan.
"Jadi, apa Kakak tidak minat untuk menjadi Ketua OSIS?" tanyamu di akhir wawancara. Taeil menggeleng, "Menjadi anggota OSIS itu buang-buang waktu. Banyak dari kalian yang menjadi pengurus OSIS hanya untuk menjadi anak populer. Itu alasan basi dan sangat memalukan, kuharap kamu bukan salah satunya." Taeil menjawab tanpa menatap matamu. Kamu benar-benar merasa terasingkan olehnya.
"Kalau begitu, terimakasih, Kak. Atas waktunya," pamitmu sembari berjalan meninggalkannya. Taeil menoleh ke arahmu, "Jangan lupa, ini adalah momen langka yang kamu dapat."
Kamu merotasikan matamu. Selain jutek, tidak sopan, dan ternyata besar kepala juga. "Oh iya, Kakak Taeil yang terhormat!" sahutmu sambil berjalan lebih cepat. Tanpa kamu sadari, Taeil tertawa kecil di tempatnya. Andai kamu melihatnya tertawa, mungkin kamu akan jatuh cinta dalam sekejap.
Saat kamu sampai ke kelas, wajahmu yang kesal membuat teman-temanmu bertanya-tanya. "Lain kali aku bilang deh, ke Ibu-nya. Dulu ngidam apa sih, punya anak ngeselin sekali!"
Sontak gerutuanmu membuat teman-temanmu tertawa kencang. Kamu duduk di tempatmu. Mengoreksi hasil wawancaramu lagi, kemudian merapikannya dan memasukkan ke dalam tas.
Waktu cepat berlalu. Saat kamu harus mengumpulkan tugasmu, kamu juga harus mencermati siapa saja yang akan menyalonkan diri menjadi Ketua OSIS.
Keesokan harinya, saat upacara. Para Calon Ketua OSIS yang menyalonkan diri dipanggil ke depan mimbar dan harus berpidato singkat.
Kamu terkejut saat mendapati Taeil yang berdiri di atas mimbar sebagai calon nomor 1. Kamu tidak bisa berpikir. Sebenarnya apa maksud laki-laki itu?
Saat ditanya oleh Kepala Sekolah, alasan para calon menyalonkan diri menjadi ketua OSIS.
"Sebenarnya saya tidak minat, tapi setelah saya bertemu adik kelas yang sangat menawan. Saya rasa, sudah saatnya saya menjadi orang yang hangat," ujar Taeil sambil melirik nakal ke arahmu. Kamu tak bergeming, namun banyak mata melihat ke arahmu.
Sialan kau Moon Taeil!!! umpatmu dalam hati sambil menatapnya tajam. Sedangkan Taeil terus menatapmu dengan lirikan nakal.
"Boleh kami semua tahu, siapa dia, Moon Taeil?" Kepala Sekolah masih mempertanyakan hal tak lucu. Kamu menurunkan topi untuk menutupi wajahmu.
"Apakah jika saya memberitahu mereka semua, gadis itu akan direbut dariku?"
Dan semuanya tertawa saat tahu jika Taeil punya sifat yang lain. Sifat yang lebih menyebalkan yang selalu menjadikanmu korban dalam keisengannya.
• THE END •
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE | NCT ✅
Fanfiction[IMAGINE] Senang, sedih, susah, bahagia, kamu dapat merasakannya jika kamu berhasil membayangkan betapa beruntungnya kamu menjadi salah satu belahan jiwa mereka. Selamat datang ke dunia bahagia tanpa sela. NCT Oneshoot #1 Status: Finished Started: 2...