Shotaro - NCT 2020
Itu surat terakhir. Kamu tidak akan mendapatkannya lagi. Shotaro sudah pergi, kamu tidak akan bertemu dengannya lagi. Surat di dalam amplop cokelat dengan stempel inisial namanya itu kamu buka, kamu baca tiap kalimatnya satu per satu, perlahan-lahan, sambil menahan sesak di dada. Baru saja di kalimat pertama, air matamu menetes. Kamu tak pernah berpikir bahwa pada akhirnya ia akan pergi. Jauh, jauh sekali, mungkin sampai kau tidak bisa menggapainya.
Terakhir kali kamu melihat wajahnya, ia sedang ketakutan. Ia mengucapkan banyak kalimat yang tak bisa kamu pahami. Menjadi satu-satunya orang yang menjaga dan menemaninya, kamu merasa bersalah akan semua yang pernah kamu lakukan padanya. Shotaro bukan lelaki yang buruk, ia juga bukan lelaki yang gemar menyakiti. Kamu hanya tak tahu cara menghadapi perasaannya.
Kini, Shotaro pergi. Kembali ke tempat di mana ia seharusnya berada. Surat terakhir yang ia berikan menuliskan beberapa kenangan indah yang kalian alami bersama. Mulai dari awal bertemu di stasiun kereta, saat itu kamu ketinggalan pemberangkatan pertama. Lalu saat kalian dipertemukan kembali di sebuah acara seminar dekat tempatnya bekerja. Kemudian, saat ia menyatakan perasaan. Dan terakhir, saat ia memutuskan untuk pergi.
"Ini demi kamu, demi aku juga, demi kita. Menjadi orang yang selalu melakukan kesalahan, aku rasa ini adalah ganjaran yang tepat. Aku pergi, jaga dirimu sampai aku kembali." Begitu katanya, tepat sebelum meletakkan surat ke telapak tanganmu. Kamu tak bergeming. Seperti biasa, kamu kebal menghadapi yang namanya perpisahan.
"Kau tidak akan kembali, iya, 'kan?" Entah dari mana asalnya, kata-kata itu terucap dari mulutmu. Membuat Shotaro mengepalkan tangannya. Sebenarnya ia bimbang dan tidak tahu apa yang akan ia lakukan setelah ia pergi, tapi mendengar kata-katamu, ia merasa kamu benar. Ia tidak akan kembali dalam waktu yang singkat.
Kepala Shotaro menunduk. Matanya berlinang air mata sambil menatap ke bawah. Ke arah kaki kalian saling berhadapan. Sepertinya kamu ingat, saat itu musim gugur. Daun-daun bertebaran di antara kalian, membuat suasana perpisahan itu tampak makin mengerikan.
"Maaf." Itu adalah kata terakhir yang kamu dengar dari mulutnya. Setelah itu ia pergi. Kamu menatap punggungnya yang perlahan makin jauh.
Air matamu tertahan sekali lagi. Bayangan tentang kepergian Shotaro membuatmu tak bisa menghentikan kepedihan yang kamu rasakan. Lalu, dalam hati kamu berucap bahwa kamu membencinya. Kamu membenci Shotaro.
Matahari berangsur-angsur turun, langit oranye bersanding dengan suara kicauan burung di sore hari menjadi pendampingmu membaca surat terakhir Shotaro. Entah berapa lembar lagi yang akan kamu baca. Surat yang ia berikan tampak seperti surat yang sudah disimpan bertahun-tahun lamanya. Lembar berikutnya dan lembar berikutnya lagi masih menunggu untuk dibuka. Tapi air matamu tak bisa menunggu. Kertas beserta tanganmu sudah basah.
Surat yang berisi kenangan-kenangan indah itu kini terasa menyakitkan. Menyakitkan ketika kamu membacanya tanpa ada Shotaro di sampingmu. Padahal seharusnya Shotaro tahu, dia adalah satu-satunya alasan kamu tetap hidup. Tak ada lagi yang menjadi sandaran bagimu untuk menuangkan segala kisah pagi sampai sore hari, dan saat kamu berpikir bahwa Shotaro adalah yang terakhir, lagi-lagi kamu salah.
Tak ada yang abadi di dunia ini, bahkan pada kenyataan bahwa Shotaro adalah yang terakhir. Mungkin, terakhir yang meninggalkanmu.
Kamu bergelung di tempat tidur setelah menyelesaikan surat-surat itu. Kamu terlelap, dan berharap tidak akan membuka mata lagi. Besok pagi, kamu bersumpah akan menjadi seseorang yang baru. Kamu akan menjadi lebih kuat. "Lupakan Shotaro." Itu tekadmu saat surat telah bertebaran di atas kasur.
Paginya, kamu dengan setelan jas berwarna putih, bersiap untuk menerjang kerasnya dunia. Kamu berjalan dengan lembut menuju ke tempat seminar. Kamu biasa menjadi pembicara di beberapa seminar. Mengingat itu, sekilas wajah Shotaro terlintas. Shotaro yang saat itu menghadiri seminar hanya untuk menghilangkan penat.
Lalu, sekarang, siapa yang akan kamu temui jika Shotaro telah pergi?
Jejak keberadaannya dan kenangan-kenangan yang ia tinggalkan. Hanya itu.
Kenangan yang bisa kaubukukan.
Kamu berdiri di belakang mimbar. Tersenyum manis ke orang-orang di hadapanmu. Kebanyakan dari mereka sudah dewasa. Orang dewasa meluangkan waktu untuk datang ke seminar bukan bermain di acara anak-anak dekat taman.
Beberapa materi kamu sampaikan dengan baik. Kamu menjadi sorotan untuk kesekian kalinya. Perbedaannya adalah, tidak ada Shotaro. Kamu akan menghapus pria itu perlahan-lahan. Menganggap keberadaannya dalam hidupmu hanya sebatas persinggahan. Akan ada saatnya kamu kembali bahagia, meski tanpa Shotaro.
"Seseorang pernah mengatakan. 'Terkadang, untuk menyelesaikan masalah, kamu perlu pergi jauh.' Awalnya saya tidak percaya, namun setelah masalah itu datang dan seseorang itu benar-benar pergi, saya mulai percaya. Masalah antara dua orang bisa saja tidak akan berakhir dengan baik, meski salah satu atau keduanya tersakiti, berpisah adalah hal yang cukup baik untuk dilakukan. Dan sejak saya mempercayai hal itu, saya kembali terbiasa dengan apa yang namanya perpisahan."
Kata-kata Shotaro menjadi penutup seminar hari itu. Kamu tersenyum, lega melihat beberapa peserta memahami apa yang kamu sampaikan. Setelah berpikir lagi, tidak ada salahnya menjalani perpisahan. Beberapa hal baik bersama Shotaro sudah kamu lalui, jadi anggap saja hal buruk yang pernah terjadi adalah sedikit garam untuk kisahmu bersamanya.
Berpisah bukan sesuatu yang buruk, semua tergantung bagaimana kamu dan Shotaro menyikapinya. Dan kalian berpisah dengan baik. Pernah saling memiliki bukan berarti harus tetap begitu. Mungkin sesuatu yang lebih baik telah disiapkan untukmu di depan sana.
Sekali lagi kamu tersenyum, dan dalam hati kamu berucap, "Terima kasih, Shotaro."
• THE END •
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE | NCT ✅
Fanfiction[IMAGINE] Senang, sedih, susah, bahagia, kamu dapat merasakannya jika kamu berhasil membayangkan betapa beruntungnya kamu menjadi salah satu belahan jiwa mereka. Selamat datang ke dunia bahagia tanpa sela. NCT Oneshoot #1 Status: Finished Started: 2...