Train Station - 성찬

443 40 8
                                    

Sungchan - NCT 2020

⚠️: This is the last episode of Soulmate, thank you for everyone who reading this fanfict. And, Soulmate (maybe) is the one and only oneshoot I ever made. Thank you, thank you, and thank you so much.

●•●

Kereta berangkat tepat dua jam yang lalu. Kamu, anjingmu, dan seorang anak perempuan yang ditinggalkan oleh ibunya di stasiun telah duduk di ruang tunggu selama dua jam. Orang-orang memperhatikan kalian, ingin mengajak bicara tapi tak ada yang dapat mereka katakan.

Kamu dan si anak perempuan hanya duduk diam, melamun, memikirkan hal-hal yang kamu harapkan terjadi. Kereta berikutnya datang, suara kedatangannya memekakan telinga. Si anak perempuan menutup telinganya, dan anjingmu berdiri siap menanti siapa pun yang keluar dari pintu kepulangan.

"Percuma." Si anak perempuan menurunkan tangan, "Kita pulang saja," lanjutnya sembari memasang tas ke punggung. Kamu tak menjawab, tapi si anak perempuan sudah menyerah. Ia menyerah menantikan ibunya yang mungkin akan kembali dan mengatakan "Maaf telah meninggalkanmu."

Kamu dan anjingmu tetap di sana. Duduk, diam, mengabaikan segala hal yang dapat mendistraksimu. Kamu melirik jam dinding di dekat meja resepsionis. Telah setidaknya empat jam kamu duduk di sana, dan dua kereta besar bergerbong panjang datang dan pergi.

"Tunggu dua kereta lagi ya, Sayang," ucapmu pada si anjing sambil mengusap punggung berbulu lebatnya lembut. Kini kamu bersandar, penantianmu akan terasa makin panjang. "Apa yang kulakukan di sini? Menunggu seseorang yang mungkin tidak akan kembali?"

Kereta ketiga lewat. Tak seorang pun datang mendekatimu, itu berarti orang yang kamu tunggu tidak ada dalam kereta. Baiklah, dua jam lagi, dan kamu akan pulang. Anjingmu tertidur di pangkuan, kamu pun akhirnya tertidur selama beberapa menit sebelum kereta keempat datang.

Kamu terbangun. Suara kereta terakhir membuat kalian terbangun. Kamu berdiri, menoleh ke segala sisi berharap orang yang kamu tunggu keluar dari balik pintu kepulangan. Namun tampaknya tak seorang pun mengenalmu. Lagi-lagi hasilnya nihil. Kamu memasang kalung dan tali ke leher si anjing, dan bergegas membawanya pulang.

Mungkin esok hari kamu bisa kembali lagi ke sini. "Hari ini nihil lagi. Menurutmu bagaimana dengan besok?" tanyamu pada si anjing. Anjingmu menggonggong pelan, seolah menjawab pertanyaanmu.

Kamu berjalan pelan, menggenggam tali anjingmu. Dengan lesu, kamu berjalan ke luar stasiun. Hari sudah malam, kamu menghabiskan waktu delapan jam untuk menunggu seseorang keluar dari kereta. Tapi hari ini sama dengan hari sebelumnya, nihil.

-

Hari ini, kamu datang kembali ke stasiun. Beberapa pasang mata petugas tampaknya mengenalimu. Sudah dua hari kamu menghabiskan waktu untuk duduk di ruang tunggu, dan hari ini adalah yang ketiga.

Anjingmu tetap menemanimu dengan setia. Kalian duduk di tempat biasa kalian menunggu. Kali ini kamu tidak lupa berdoa, berharap ini adalah yang terakhir kalinya kamu menunggu.

Baru satu jam, seorang petugas stasiun datang. "Nona, sepertinya saya tahu siapa yang nona tunggu." Pria berpakaian putih-putih itu berdiri tak jauh dari tempatmu duduk. "Siapa?" tanyamu bingung. Kamu tak pernah sekali pun mengatakan nama seseorang yang kamu tunggu kepada petugas stasiun. Yang kamu lakukan hanya menunggu.

"Datanglah ke sini pukul tujuh malam. Dia selalu datang dan duduk di sini pukul tujuh tanpa keluar dari kereta. Saya pikir dialah seseorang yang Anda tunggu." Petugas itu bergegas pergi untuk melakukan pekerjaannya. Kamu terdiam, menatap anjingmu dalam-dalam.

"Semalam kita keluar pukul enam lebih tiga puluh menit. Ayo kita pulang dan kembali lagi nanti malam."

Kamu menurut, si anjing juga ikut. Tak ada pilihan lain. Kamu tidak ingin kehilangan lagi.

-

Pukul tujuh. Kamu datang, bersama si anjing. Kalian berjalan pelan menuju tempat biasa kalian menunggu. Kali ini kamu menaruh harapan besar. Perasaanmu mengatakan hari ini akan menjadi hari terakhir. Kamu berharap penantianmu selama ini akan membuahkan hasil yang baik. Kamu berdoa lagi.

Suara pintu digeser mengalihkan perhatianmu. Kamu menoleh, seorang pria berada di dekat pintu. Pria itu berhenti melangkah, dan kamu berdiri menatapnya.

"Sungchan ...."

Air mata di pelupuk matamu akhirnya mengalir. Kamu melepas genggaman tali si anjing dan berlari menghampirinya. Sungchan juga begitu, ia berlari menghampirimu.

Kalian berpelukan di tengah ruang tunggu. Orang yang kamu peluk sekarang adalah alasan mengapa kamu terus datang ke stasiun tanpa naik kereta. Sungchan adalah satu-satunya orang yang membuatmu menunggu selama tiga hari berturut-turut. Entah dari mana awalnya, sekarang kalian bertemu.

"Aku merindukanmu," bisik Sungchan tanpa merenggangkan tangannya. Pelukan kalian makin erat.  Kamu juga merindukannya. Kamu sangat merindukannya. Hari-hari terasa berat tanpa dirinya.

Petugas stasiun yang melihat kalian tersenyum tipis. Akhirnya dua orang yang saling menunggu bertemu. "Bagaimana bisa aku menunggumu selama delapan jam, sedangkan kamu di sini pukul tujuh malam?" Kamu bertanya pada Sungchan. Pelukan kalian akhirnya merenggang.

"Aku menunggumu di depan rumah pada pagi hari, lalu pada malam hari aku ke mari."

Kamu tertawa. Pagi hari kamu sudah pergi ke stasiun. Selama ini kalian benar-benar saling menunggu. Jika bukan karena petugas, mungkin kalian tidak akan bertemu selamanya.

"Jadi, ayo pulang!" Sungchan menggenggam tanganmu. Si anjing menyusulmu dan kamu menggenggam tali anjing. Kamu mengangguk. "Tapi, tunggu."

Kamu mengucapkan terima kasih kepada petugas yang memberitahumu akan keberadaan Sungchan. Lalu, kalian pergi keluar dari stasiun. Dugaanmu tentang Sungchan di dalam kereta ternyata salah sejak awal. Menyedihkan sekaligus memalukan karena itu berlangsung selama dua hari.

Dan sekarang, penantianmu telah berakhir. Kamu kembali tersenyum dan merasakan kehangatan yang Sungchan hadirkan untukmu. Kalian bertiga bergandengan, berjalan-jalan, menghabiskan waktu bertiga, dan sekali lagi, kamu kembali bahagia.

• THE END •

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOULMATE | NCT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang