SWAG - 7

288 47 2
                                    

Jennah mengernyit bingung ketika jalanan macet, Ia turun dari sepedanya lalu berjalan mendekat meninggalkan sepedanya di tempat. Rasa penasaran menyelimuti sejak tadi apa yang menyebabkan jalanan macet.

"Pak, ini ada apa ya?" tanya Jennah sopan kepada seorang bapak-bapak yang tengah sibuk mencari tempat yang pas untuk memvideo.

"Kecelakaan dek," jawab bapak itu.

Goblog! ada orang kecelakaan malah divideo, batin Jennah

Jennah menerobos orang-orang tak lupa menucap kata "permisi" saking pemasarannya. Matanya menyipit ketika melihat korban kecelakaan tergeletak di samping sepeda bmx.

Jennah terbelangak ketika melihat sepeda bmx itu, Ia sangat mengenalinya.  Jennah berlari kecil kearah lelaki yang menjadi korban kecelakaan itu.

"Kak Zikril!" teriak Jennah histeris.

Jennah memangku kepala Zikril sambil menangis terisak, padahal baru beberapa detik wanita itu sudah banjir air mata.

"Pak! kenapa kak Zikril nggak dibawa ke Rumah Sakit?" bentak Jennah kepada salah satu warga yang berada di dekatnya.

"Sebentar dek, saya sudah telfon ambulan sebentar lagi datang," jelas bapak itu lembut.

Jennah menatap Zikril nanar, wajah tampannya kini dipenuhi darah.
"K-kak," ucap Jennah lirih.

Zikril tersenyum hangat, tangannya bergerak meraih tangan Jennah, sadar akan hal itu Jennah menggenggam  tangan Zikril erat sambil menangis sesegukan, bibirnya bergetar, sorot matanya memancarkan kesedihan.

"Kak, yang kuat ya kak," pinta Jennah

"K-kamu ja-ga diri ba-ik-baik ya dek!" ucap Zikril dengan tenaga yang Ia punya.

Jennah menggeleng, Ia lebih mengeratkan genggamannya. "Kak, jangan tinggalin Jennah!"

Senyuman Zikril masih tercetak di wajahnya, mata sayunya menatap Jennah dengan rasa kasih sayang.

Jennah melirik sekitarnya, masih bayak orang yang mengerubungi melihat mereka berdua, ada juga yang sedang membantu mengevakuasi sepeda dan mobil milik penabrak.

Jennah tak peduli, Ia hanya fokus pada Zikril di hadapannya. "Ka-kak per-gi du-dulu ya!"

Jennah semakin terisak, Ia menggeleng kuat tidak teriama dengan perkataan Zikril barusan.

"Ka-kak sa-sayang kamu."

"Kak jangan tinggalin Jennah!" teriak Jennah histeris.

Setelah mengucapkan tiga kata itu lambat laun tangan Zikril melemas, kemudian matanya tertutup rapat. Jennah semakin brutal.

"KAK! JANGAN TINGGALIN JENNAH!"

"KAK ZIKRIL! JENNAH SAYANG KAKAK JANGAN TINGGALIN JENNAH!"

"KAK ZIKRIL!"

Jennah terbangun dari tidurnya, Ia mengatur nafasnya yang ngos-ngosan mengingat kejadian tadi yang ternyata hanya mimpi.

Jennah menggigit bibir bawahnya, sakit.

Ternyata mimpi.

Masih belum tenang, Jennah segera memakai kacamatanya cepat-cepat membuka pintu kamaranya lalu berlari kecil menuju kamar Zikril.

"Kak Zikril!" panggil Jennah sambil menggedor pintu kamar Zikril. Rasa takut kehilangan menyelimuti dirinya, Jennah menggeleng keras, Ia tak mau kehilangan Zikril secepat itu.

"Kak Zikril!"

"Kak Zikril! ini Jennah!"

Panggilan ketika Zikril masih belum membuka pintunya. Kaki Jennah melemas, Ia terduduk di depan pintu kamar Zikril, tangannya mengusap kasar wajahnya frustasi. Jam tangannya menunjukkan pukul 01:12 WIB Jennah menghembuskan nafas gusar. Setetes air matanya tak sengaja jatuh mengenai pipi cantiknya.

Mendengar pintu terbuka Jennah mendongak melihat Zikril dengan rambut yang acak-acakan sehabis bangun tidur.

"Jen--" ucapannya terpotong tatkala Jennah memeluknya erat, Zikril menatap Jennah bingung yang memeluknya sambil menangis.

Zikril menghela nafas, tangannya terulur mengusap punggung Jennah. "Kak, jangan tinggalin Jennah!" racau Jennah.

Zikril semakin dibuat bingung dengan kelakuan Jennah. "Masuk dulu yuk, gaenak kalau ada yang lihat gimana?"

Jennah mengangguk, Zikril menutup pintu. Sambil berajalan Jennah memegang kaos Zikril erat.

Mereka duduk di kasur Zikril. Jennah kembali memeluk Zikril erat, menyembunyikan kepalanya di dada bidang Zikril. Tangisannya kini tak separah tadi.

"Coba cerita, kenapa?" tanya Zikril lembut.

"Tadi Jennah mimpi kak Zikril kecelakaan terus kakak ninggalin Jennah! Jennah ngga mau kak Zikril ninggalin Jennah!" Zikril melepas kacamata Jennah lalu di taruh di nakas.

Zikril memeluk Jennah memberi ketenangan. "Itu cuma mimpi Jen."

"Tapi Jennah takut kak."

Zikril tersenyum. "Ciee yang nggak mau ditinggalin," goda Zikril.

"Ya-ya gak tau lah!" Jawab Jennah Asal. Jennah menutup wajahnya dengan kedua tangan menutup rona wajahnya yang memerah.

"Kalau ditinggalin beneran gimana Jen?"

Jennah melepaskan tangannya, mata kecilnya melotot tak terima. Ia memukul mulut Zikril pelan. "Kalau ngomong jangan dioplas! ngawurkan jadinya."

"Kok ditabok sih?" kata Zikril tak terima.

Jennah mendegus. "Biar kapok!"

Jennah belum melepas pelukannya, Ia masih syok akan mimpi tadi. Jennah selalu syok jika ada kejadian seperti itu walapun hanya mimpi. Pernah ada maling masuk rumahnya, Jennah memeluk Salman--kakak kandungnya berjam-jam. Kini Salman kuliah di Yogyakarta sedangkan Jennah berada di Palangka Raya.

Kini di dekatnya ada Zikril yang menemani, Jennah merasa nyaman dengan kehadirannya.

"Jen, kamu kenapa?" tanya Zikril khawatir.

Jennah menggeleng.

Zikril membiarkan Jennah memeluknya, Ia menumpukan kepalanya di pundak Jennah, Rasa kantuk menyelimuti dirinya, padahal Ia baru tidur jam 00:35 WIB setelah tugasnya selesai.

"Tidur Jen," bisik Zikril.

"Hmm," gumamnya.

🍃

Jennah menepuk pipi Zikril pelan, mata Zikril mengerjap, Ia mengucek matanya.

Jennah melepas pelukannya. "Jennah udah tenang, makasih ya kak."

Zikril tersenyum. "Baguslah."

Jennah mengambil kacamatanya di nakas. "Jennah mau kekamar."

"Kakak temenin nggak?" tawar Zikril.

"Gausah kak."

"Yaudah, besok kalau mimpi buruk peluk kakak lagi ya!" goda Zikril. Jennah menatapnya horror.

"Kakak mau aku syok lagi gitu?" tanyanya datar.

Zikril terkekeh. "Ya enggalah..kakak tadi cuma bercanda, suer!" ucapnya menunjukkan jari telunjuk dan tengah.

"Yaudah, aku mau kekamar."

Zikril mengantar Jennah sampai depan pintu kamarnya, Ia melihat Jennah berjalan menjauh, Zikril mengunci pintu lalu kembali tidur. Ia menatap jam tangannya pukul 02:02 WIB.

Ia menggeleng mengingat tingkah Jennah.

🍃

Ngetik susah, maka dari itu hargai saya dengan vote dan comment.

Palangka Raya,  3 Mei 2019












SWAG: Single Woles Anti Galau (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang