Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Taqqaballalahu Minna WaminkumMaaf Auto telat ngucapin.
Yang penting sesama saudara kita saling memaafkan.Oke.
***
Entah mengapa, hingga saat ini..
Aku tetap mengangumimu***
"Woy, yang piket hari ini kelas nya cepet di bersihkan!"
"Yang ada sampah di laci mejanya tolong di buang ketempat sampah!"
"Yang uang kasnya belum lunas cepetan di lunasin!"
"Yang punya pacar cepet di putusin sebelum di selingkuhin!"
"Huuuuuuuu!!"
Suara cetar nan cempeng menggema di ruangan kelas, tumben sekali gadis yang jarang bicara ini membuat lelucon pagi-pagi. Bagi mereka yang tidak piket memilih keluar karena sebentar lagi akan dimulai upacara bendera. Yang piket segera menyelesaikan pekerjaan nya.
Jennah tertawa renyah setelah mengucap kata itu, mereka yang punya pacar mungkin sedikit tersinggung namun yang jomblo teriak merdeka!
Jennah menutup mulut dan hidungnya melindungi dari debu, di kelas memang di anjurkan piket pagi, bukan lagi waktu sebelum pulang sekolah.
Fullday membuat bayak siswa kelelahan terutama dalam berfikir, apalagi--kelas AKL jamkos bisa di hitung dengan jari. Maka dari itu, cara paling efektif piket akan dilakukan pagi hari bukan sore hari.
Jennah menaruh tas kebanggaannya di kursi, Ia jarang sekali menaruh tas di laci meja. Matanya tak sengaja melirik laci meja lagi-lagi menemukan amplop bergambar kero-keroppi berwarna biru. Jennah tertawa kecil.
Baru kali ini gue liat kero-keroppi warna biru
Tangannya terulur mengambil amplop tersebut, lalu ia membaca note. "Jangan protes kenapa ni kero lo warna biru, gue nggak tau, kata masnya sih, model baru warna baru," tulisan khas itu terpampang di ujung kanan amplop. Lagi-lagi Jennah tertawa pelan, yang namanya kero-keroppi di mana-mana warna hijau bukan biru, mungkin pabriknya salah kasih warna pikirnya tak jelas. Ia lalu membuka amplop tersebut lalu membacanya.
Selain kacamata, gue juga suka lo.
-Mr. A
Jennah tersenyum lugu, jika sudah kenyangkut kata 'kacamata' Ia selalu saja mengingat Fariz, itu pasti.
Senyumnya lenyap seketika ketika seseorang berbicara datar dengannya. "Keluar! gue mau piket!" tanpa menoleh, Jennah sudah tau siapa milik suara itu. Ia menoleh lalu tersenyum sinis, Ia menyobek asal kertas dari pengangum rahasianya itu lalu melemparnya di depan lelaki tersebut.
"Nitip sampah, ya," ucapnya Jennah datar menekan kata 'sampah' lalu meninggalkan Daniel dengan wajah datar namun hatinya hancur.
Ia menatap kertas itu dengan mata kepalanya sendiri serta hati yang hancur lebur.
Di robek..
Di buang..
Dan lebih parahnya, dengan gampang Jennah mengatakan.. Sampah!
Lo nggak tau perjuangan gue beli amplop kero-keroppi dan adanya warna biru. Lebih gobloknya gue..masih tetep suka sama lo.
Daniel tersenyum miris, setidaknya melalui rangkaian aksara Ia bisa lebih dekat dengan Jennah.
Dua insan yang tak pernah saling bertegur sapa.
Dua insan yang tak pernah akur
Dua insan yang selalu bersaing
Dua insan yang selalu tak peduli
Dua insan yang saling membenci
Kini..rasa ini tumbuh kepada insan yang salah..***
Bruk!Baru saja upacara selesai, Jennah dikejutkan dengan seseorang jatuh di sebelahnya, matanya terbelangak ketika melihat siapa yang jatuh.
"PMR! PMR!," teriak Jennah membuat mereka yang baru saja bubar barisan menonton kejadian itu.
Mereka melongo, seakan-akan ini adalah hal langka yang pernah mereka lihat. Kaget melihat pertama kalinya laki-laki pingsan!
Julpani!
Kalian masih ingat Julpani? itu..laki-laki yang suka bermain dengan perempuan dan selalu menangis jika diajak main bola. Walaupun begitu dia tetap laki-laki bukan?
Petugas pmr segera mengangkat tubuh Julpani ke tandu lalu membawanya ke Uks.
"Banci AKL pingsan!" seru salah satu lelaki sambil tepuk tangan membuat banyak dari mereka tertawa meremehkan.
Laki-laki pingsan?
Jennah menatapa laki-laki itu tajam. "Heh, tutup mulut gaguna lo! nggak usah ngejek orang apalagi libatin jurusan!" ucap denah datar namun terdengar mengerikan.
Lekaki itu tersenyum sinis, tak menyangka jika anak AKL berani memarahinya.
"Lo yang tutup mulut! adik kelas nggak tau diri!" balas lelaki tersebut.
Jennah terkekeh pelan. "Lo! kakak kelas nggak punya otak!" ejek Jennah.
"Jen, udah biarin, mending kita kekelas aja. Dia itu badboy BBDB," bisik April.
Jennah tepuk tangan sambil maju mendekati lelaki tersebut, panggil saja Resky.
"Oohhh! jadi dia, badboy BBDB?" tanya Jennah, Ia melihat Resky dari bawah keatas. "Penampilannya lumayan lah, tapi otaknya kok di bawah standar?"
Suasana makin panas, namun cair seketika ketika tiga guru BK datang membawa penggaris panjang. Rifqi menarik Jennah menjauh dari lapangan upacara, Jennah hanya bisa pasrah saat tangannya di cekal Rifqi. Ingin berontak tapi takut masuk BK alias ruangan terlaknat selama di sekolah.
"Urusan kita belum selesai," gumam Resky.
***
Palangka Raya, 13 Juni 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWAG: Single Woles Anti Galau (END)
Teen FictionJadi Readers ya bukan jadi Plagiat!!! Prinsip Jennah itu SWAG yang artinya Single Woles Anti Galau. "Gue ga pernah tau apa itu cinta. Gue ga pernah pacaran apalagi punya mantan. Temen gue kebanyakan cowo bukan berarti gue cewe barbar. Dan..ga berart...