SWAG - 18

222 30 5
                                    

Note: Bab ini pendek, jangan kecepatan bacanya guys:)




Membenci adalah salah satu cara melupakan. Namun aku bingung, dari titik mana aku bisa membencimu?

@irmazelvi

Zikril membuka pintu kamar Jennah karna semalam Ia yang mengunci Jennah dari luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zikril membuka pintu kamar Jennah karna semalam Ia yang mengunci Jennah dari luar.

"Gue kira lo belum bangun," ucap Zikril ketila melihat Jennah membaca novel sambil tiduran. Ia memandangi Jennah yang sedang membaca novel, sehari saja Ia tak pernah lepas dari novel.

"Novel baru lagi?" tanya Zikril membuka percakapan. Jennah mengangguk samar.
"Min lo bertambah baru mampus!" ejek Zikril.

Jennah mengubah posisinya menjadi duduk, Ia menatap Zikril yang tengah duduk di kursi belajarnya.

Jangan khawatir. Regar sudah menutup binder Jennah semalam.

"Kak," panggil Jennah. Zikril berdehem, matanya fokus pada ponselnya. "Kata temen-temen gue di kelas gue itu orangnya kaku, datar, pendiam, emang bener, ya?"

Zikril menatap Jennah. "Lo itu terbuka kalau udah kenal banget sama orang itu, contohnya gue sama Fariz. Lo kalau sama gue sama kayak cewe biasanya, ya maksud gue ceria gitu, nah kalau sama Fariz lo cuma diam kan? bahkan kalian sering ketemu belum ada ngomong samsek. Jadi intinya lo itu terbuka kalau udah kenal banget sama orang itu." Jelas Zikril.

Lo salah, bahkan gue pernah sholat bareng sama dia.

"Udah subuh, gue sholat dulu, lo berangkat bareng gue kan?" tanya Zikril menatap Jennah yang tampak memikirkan sesuatu.

"Jen!"

"Hah?" Jennah gelagapan. Ia tersadar dari lamunannya.

"Berangkat bareng gue? sepeda lo kan kempes, ntar kita pakai motor aja!"

Astaghfirullah, Jennah sampai lupa jika ban sepedanya kempes. "Iya, tunggu gue, ya!"

"Pasti!" Zikril keluar dari kamar Jennah. "Lo ga sholat? Jennah menggeleng "Gue libur." ucapnya pelan plus malu.

Zikril mengangguk paham. "Dasar cewe!" gumamnya sambil menutup pintu.

🍀

Fahmi baru saja sampai sekolah, Ia melepas helm lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, tiba-tiba suara cempeng nan melengking memanggil namanya.

"Fahmi!"

Fahmi mencari di mana sumber suara tersebut, Ia tersenyum ketika melihat Jennah dan Zikril jalan beriringan.

"Hey! tumben kalian berangkat bareng," ucap Fahmi, dua detik kemudian Ia teringat perihal sepeda Jennah yang sengaja di kempeskan manusia tak bertanggungjawab. "Oh iya, kempes ya ban, lo," ralatnya.

Ekspresi Jennah yang mulanya ceria kini kusut mengingat sepeda kesayangannya kempes ditangan orang freak. "Bangke tuh orang."

"Ntar temenin gue yuk ngecek cctv di ruang Osis," pinta Zikril pada Fahmi.

Fahmi mengangguk. "Ok, pulang sekolah ya!"

Zikril mengangguk setuju.

"Tunggu gue, gue mau ke ruangan anak mading mau ngasih karya gue," ucap Jennah. Fahmi mengernyit bingung. "Lo anak mading, kan?" Jennah mengangguk. "Iya, tapi gue sering absen."

Zikril menepuk kacamata Jennah. "Dasar!" Jennah nyengir.

"Aciyee Fahmi seragam biru cieee.." canda Jennah. Fahmi tersenyum bangga. "Nak Otkp dong!"

Jennah dan Zikril tak mau kalah, mereka menunjukkan kostum merah kebanggaan mereka. "Akl dungs!" seru mereka berdua membuat Fahmi terpojok.

Mereka bertiga lantas berjalan sembari bercerita ringan, lagipula ini masih pagi.

🍀

Palangka Raya, 13 Juli 2019.

SWAG: Single Woles Anti Galau (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang