" tapi acaranya nanti siang, Taemin-ah!" Minho berucap acuh. Padahal Taemin di sebelahnya terus memohon supaya min ho mau menemaninya ke toko buku. Minho beralasan i harus menghadiri acara keluarga nanti siang, tapi Taemin ingin ke sana bersama min ho. Sekali saja pergi bersama min ho membuat Taemin senang sekali." kau bilang kemarin 'kan, akan mengantar ku ke sana! Acara mu itu mendadak, seharusnya dia yang ditunda." Omel Taemin sambil menarik-narik kemeja min ho. Tapi min ho menghela nafas, kemudian menyerah dengan menelpon adiknya.
"Minhwa-ah! Katakan pada ibu,oppa tidak bisa datang. Ada keperluan mendadak!!" Ujar min ho berbicara melalui telepon. Entah apa yang ditanya Mjnhwa di sana, namun Taemin menatap min ho dengan heran ketika lelaki itu menjawab pertanyaan terakhir dari min hwa adiknya.
"Oppa ada urusan. Dengar pacarku di toko buku..." ucapnya tenang. Bolehkah Taemin berharap banyak, kali ini ia dianggap ada?
×××
Minho berjalan menyusuri rak buku di belakang Taemin. Pemuda blonde itu masih asyik mencari buku yang ia inginkan, jadi min ho sedikit pergi menjauh darinya. Kemudian di rak buku sebelah, Minho melihat Seokjin tengah memilih buku juga. Sesegera mungkin pemuda choi ini memanggilnya membuat Taemin tak lama mendekat, berniat tak mendengarkan Minho dan Seokjin berdua saja.
" kau disini juga? Dengan siapa?" Satu pertanyaan tak dapat ditahan keluar dari mulut min ho lancar. Seokjin tersenyum kearah Taemin yang hanya diam menatapnya.
" aku sendirian. Dan bagaimana denganmu? Sendang kencan eoh?" Tanya Seokjin sambil tersenyum ramah. Ucapannya barusan membuat Taemin terkejut,ia sadar bahwa rasa suka main ho bertepuk sebelah tangan pada Seokjin. Minho menggeleng cepat dan tetap tak melepas pandangannya dari Seokjin.
" Taemin ingin beli buku. Dia minta kutemani." Ujarnya menyangkal. Seokjin kemudian melirik tangan Taemin yang di pautkan ke tangan Minho juga. Seokjin bukannya tidak mengetahui Taemin memiliki rasa terhadap Minho. Dari awal bertemu saja, saat di dalam mobil Seokjin sudah tahu. Jadi ia mencoba menyatukan dua pemuda ini.
"Tidak masalah juga kalau kau mengatakannya kencan!" Ujar Seokjin lagi. minho terkekeh pelan, Taemin menghela napas bosan. Minho yang tertawa begitu saja sulit dia buat selama ini. Tapi Seokjin dengan mudahnya membuat Minho tertawa lepas. Ada perasaan cemburu menguar dari Taemin. Pemuda itu cemberut dan tidak bicara apa pun walau Seokjin berusaha mengajaknya berdialog.
"Apa oh tidak berniat launch bersama kami,Seokjin-ah? Di depan toko ini ada restoran seafood ngomong-ngomong!"
"Minho-ah? Bukankah kau harus cepat kembali menemui anak-anak? Mereka menunggumu," cegah Taemin. Dia kesal karena menemaninya pergi tadi saja Minho sudah malas dengan alasan akan ada acara. Tapi bukannya cepat-cepat pulang sekarang dia justru mengajak Seokjin makan siang. Sialan,Minho menyangkal, hal itu bisa ia cancel dulu, terpenting adalah mendapat kata iya pada aja kan launch nya tadi dari Seokjin.
"Eum, maafkan aku Minho-ah. Tapi aku fikir aku harus kembali secepatnya. Namjoon akan menggelar party untuk adiknya jadi...."
"... baiklah kalau itu tentang lelaki itu. Aku tahu dia sudah berhasil mendapatkan hatimu. Kau jatuh hati padanya 'kan?" Potong Minho cepat karena kesal tawaran nya ditolak demi Namjoon. Seokjin berkerut,ia dapat merasakan atmosfir semakin tak biasa dengan topik kali ini.
"Apa maksudmu,Minho-ah? Namjoon itu temenku, wajar aku dekat padanya dan berhenti menuduhku berbelok. Kau pikir aku gay?" Tanya Seokjin tak suka. Ia geram pada Minho yang sensitive ini. Apa mungkin memang ia yang terlihat tertarik pada Namjoon terlalu terlihat? Tapi memang Seokjin mengaku,ia belum pernah mencintai perempuan sejak kecil selain ibu dan saudarinya. Ia belum mengetahui pasti kemana arah orientasi nya. Tapi juga heran bagaimana ia bisa tahu Minho itu tidak stright? Sejak awal bertemu dulu,Seokjin dapat menangkap jelas perbedaan dari Minho, apalagi ketika melihat Taemin. Karena Seokjin tahu Taemin telah memendam rasa pada leader mereka itu.
"Aku tahu kau menyukai Namjoon. Itu terlihat sangat jelas." Sahut Minho.
" dan aku juga mengetahui sejak awal, bahwa selama ini Taemin mencintaimu yang justru tampak tak perduli padanya, aku benar kan?" Ucap Seokjin yang sudah terkesan tidak sebagus tadi membuat Taemin ter kaget menatapnya. Hal itu membuat suasana kaku penuh emosi, sampai akhirnya Seokjin memutuskan berbalik hendak pergi. Dan Minho sempat mengatakan sesuatu pada pemuda berambut hitam itu.
"Kau harus memberi tahu aku keputusanmu yang kemarin,Seokjin-ah!" Ketika mengatakannya,Minho berdoa dalam hatinya. Semoga saja Namjoon membuat masalah pada Seokjin hingga pemuda itu mengatakan bahwa berpihak nya iya pada Minho. Tapi Seokjin terus berlalu walau ia semakin merasa bingung saat ini.
×××
Minho meninju seorang pemuda dengan keras, satu tendangan iya layangkan ke arah perut si korban. Ditarik nya kerah baju berdarah pemuda itu, membuat pemuda itu mendongak setengah pingsan menatapnya. Dan Minho kembali meninju hidungnya tanpa ampun. Taemin,Jinki dan kibum serta min hwa yang menyaksikan nya hanya terdiam takut. Minho sedang sangat emosi ketika ia dengar pemuda yang berasal dari Big Hit itu bertengkar dengan Mark dari Yohwa. Tapi Taemin berpendapat emosi Minho memuncak karena tadi sempat bertengkar mulut dengan Seokjin di toko buku. Pemuda Big Hit itu terkapar penuh darah dan kaki tangan Minho segera membawanya pergi entah dikembalikan ke mana. Minho dengan nafas tersengal memandang emosi ke arah 4 orang di situ.
"Minhwa, kau cari tahu tentang Kim Jinhee. Dan kalian bertiga, bersiaplah untuk perang kembali!!" Ucap Minho dengan penuh emosi. Keempat orang di situ nyaris pingsan mendengarny.Minhwa pun bertekad menemukan gadis Big Hit bernama Jinhee yang familiar itu.
@
KAMU SEDANG MEMBACA
After War!!
Fantasy"Rasa benci dan cinta, jika kau bertanya alasannya..." Happy Always🐝🐝🐝