•10

2.2K 355 5
                                    

>Kilas balik

Keadaan rumah sakit menjadi sangat ramai sekarang.

Pihak rumah sakit baru saja di telepon, bahwa terjadi kejenakaan bus yang lumayan parah di sekitar sini.

Lima menit lalu, para korban sampai di rumah sakit untuk diberi pertolongan.

Kurang lebih ada 50 penumpang di dalam bus tersebut. 1 supir dan 1 kondektur.

Dari banyaknya penumpang, ada 2 orang yang mengalami luka yang sangat parah.

Mereka berdua sedang ditangani oleh para dokter di dalam ruangan ugd.

"Dimana anak saya?!" Panik wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda saat ia baru saja tiba di rumah sakit.

"Ibu harap tenang. Nama anak ibu siapa?" Tanya seorang polisi.

"Jeongin! Yang jeongin. Dimana anak saya!?" Tanya wanita paruh baya tersebut dengan nada panik, dan terselip rasa khawatir disana.

"Yang jeongin? Dia termasuk korban yang mengalami luka parah. Mari ikuti saya" polisi tersebut berjalan menuju ruang ugd dengan diikuti oleh wanita tersebut.

Dapat ia lihat, ada seorang wanita paruh baya yang ia kenal sedang menangis di depan pintu ugd.

"Sana? Apa yang terjadi?!" Wanita itu menoleh. Wanita itu berdiri lalu memeluk Mamah dari jeongin.

"Irene hiks.... Anak ku.. A-anak kita.. Hiks, mereka koma hiks" ucap sana.

Irene mematung. Tubuhnya kaku, ia tidak mengerti sedang menghadapi situasi seperti apa. Air matanya perlahan turun.

Cklek

Sana melepas pelukannya pada irene, lalu menoleh pada sumber suara, begitupun irene.

Dapat mereka lihat, dokter baru saja keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Keluarga yang jeongin?" Tanya dokter tersebut.

"Saya! Saya ibunya!" Ucap irene sembari menghapus air matanya.

"Mari ikut ke ruangan saya" ucap dokter tersebut, irene mengangguk lalu mengikuti dokter tersebut.

"Silahkan duduk" titah sang dokter. Irene pun mendudukkan dirinya di kursi yang disediakan di depan dokter tersebut.

"Maaf, tapi.... Tapi anak Anda mengalami kebutaan. Mungkin saat kecelakaan terjadi serpihan kaca masuk kedalam kedua matanya" jelas dokter.

"A-apa? B-buta?" Suara irene mulai bergetar. Dokter itu mengangguk mantap.

"Dan juga.... Sepertinya dia mengalami benturan yang keras di kepalanya, saya masih belum tau apakah benturan tersebut akan menyebabkan dia amnesia atau tidak" lanjut dokter.

Tangisan irene pecah. Cukup sudah ia kehilangan sang suami beberapa tahun lalu, jangan sampai ia kehilangan orang tercintanya untuk yang kedua kali.

"Kita harus segera cari pendonor mata untuk jeongin" irene mendongkak menatap dokter.

"A-apa mahal?"

|4419|

Sana melihat irene yang baru saja kelar dari ruangan dokter, dengan wajah yang sedikit termenung.

✔️4419 [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang