>yang sebenarnya
"Jeongin! Ayo mampir kerumahku!" Ajak hyunjin.
Ya, akhir akhir ini mereka menjadi semakin dekat, dengan hyunjin yang cerewet, dan jeongin yang merindukan lelaki tampan yang mirip seperti orang di depannya ini.
Jeongin tersenyum melihat hyunjin yang antusias mengajaknya. Tapi jeongin harus menyelesaikan pekerjaannya dulu. Mereka ada di cafe tempat jeongin bekerja ngomong ngomong.
"Kamu mau menunggu? Aku harus membereskan beberapa Pekerjaanku dulu" jawab jeongin.
"Ahh baiklah, tapi jangan lama lama ya?" Jeongin mengangguk sebagai jawaban.
Setelah itu jeongin meninggalkan hyunjin menuju dapur, untuk menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin.
Sekitar setengah jam, jeongin menyelesaikan pekerjaannya. Sekarang ia tengah berjalan menuju ruang bos Nya untuk meminta izin pulang lebih awal.
Tok tok tok
"Permisi?" Ujar jeongin.
"Masuk!" Teriak chan dari dalam.
Cklek.
"Ouhh.. Jeongin? Ada apa?"
"Aku ingin izin pulang lebih awal, apa boleh?"
"Apa pekerjaan mu sudah selesai? Jika sudah, silahkan"
"Sudah kok kak, terima kasih ya!" Jeongin berujar dengan ceria.
Chan tersenyum gemas melihatnya. Entahlah, tidak biasanya jeongin seceria ini, dari sejak mereka pertama kali bertemu.
Jeongin membungkuk sebelum keluar dari ruangan chan. Walau pun chan menganggap jeongin sebagai adiknya sendiri, jeongin tidak pernah menghilangkan tata krama Nya terhadap yang lebih tua. Ya, jeongin dididik dengan baik oleh orang tuanya.
|4419|
Jeongin menatap gugup pintu di hadapannya saat ini.
"Kamu kenapa sih jeong? Santai aja kali, mamahku juga ga akan ngusir orang seimut kamu" kalimat yang dilontarkan hyunjin mampu membuat pipi si manis memanas.
Hyunjin membuka pintu rumahnya. "Mamah! Hyunjin pulang!"
Jeongin menunduk
"Ouh, anak Mamah sudah pulang. Eh, ada tamu?"
Jeongin merasa suara ini familiar. Jeongin mendongkak.
"Mamah hwang?" Jeongin kaget.
Begitu pula dengan orang yang dia sebut 'Mamah hwang'
"J-jadi.... J-j...jadi di hyunjin ku? Mamah bohong pada jeongin?!" Jeongin meninggikan suaranya di akhir kalimatnya.
"T-tidak, b-bukan begitu jeongin!"
Hyunjin menatap kedua orang didepannya dengan tatapan bingung.
"Jeongin, biar Mamah jelaskan oke?" Mamah hwang menarik jeongin untuk duduk di sofa, jeongin menurut. Bagaimana pun, dia butuh kejalasan.
"J-jadi sebenarnya hyunjin ini bukan anak mamah. Hyunjin ku- hyunjin kita memang sudah tidak ada" jelas sana
"T-tapi, bagaimana bisa?" Jeongin bergumam sedih.
"Mamah juga terkejut saat pertama kali bertemu dengan hyunjin, dia bilang dia yatim piatu, dia tinggal di asrama sekolahnya. Karna Mamah masih sangat merindukan hyunjin Mamah mengadopsinya."
Jeongin masih terdiam. Lalu Jeongin menatap mata sana, "lalu kenapa Mamah pindah?"
"I-itu, maaf Mamah tidak bisa beritahu"
'Padahal, aku berharap dia hyunjinku'
|4419|
Mendekati end😭✊
Maaf kemarin aku gantung:)
See u❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️4419 [HYUNJEONG]
Random[END] Entah kebetulan atau apa, setiap kali jeongin naik bus ia selalu bertemu dengan pria aneh yang selalu duduk di bangku paling belakang dengan headset yang selalu menempel di telinganya. warn! BxB >highest rank #5 - Hyunjeong #6 - Hyunjeong #3...