CH 14, Janji

793 91 11
                                    

Aku mundur dari tatapan mata pria bertato itu, Dia mendekat. Gawat! Aku tak bisa berlari dengan baik mengingat kondisiku yang masih seperti ini.

Tzuyu berusaha berbalik dan mencoba berlari dengan susah payah, Pria itu semakin mendekat, meski tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Sebenarnya apa maksud pria itu, apa Tzuyu sudah boleh berhenti berlari? Ia takut jika Ia malah salah paham karena tak ada yang pria itu katakan dan jika memang benar Tzuyu salah paham, ini pasti sangat memalukan.

Tzuyu terhenti, Ia menutup matanya dengan cepat, seseorang mengejutkannya dengan memeluk dirinya dari depan, dan pria bertato itu pergi tanpa melukai seseorang. Tapi jelas sekali, sekelibat Tzuyu melihat pria itu memegang pisau sebelum dirinya menutup mata. Tzuyu menelan salivanya paksa, Ia hampir saja masuk kedalam keadaan yang teramat berbahaya.

Tzuyu membuka kelopak matanya perlahan. Taehyung sudah berada didepannya dengan atensi yang masih ke sosok pria yang sudah pergi melewati mereka.

Ini hangat
Aku lega, tapi hatiku sakit
Ternyata Dia sampai mencariku.
ditempat yang biasa kulalui yang jarang sekali orang bisa tau

Maaf, Aku meragukan kebaikanmu

"Kakimu berdarah, jangan berlari. Itu membuatnya semakin perih, kenapa Kau berlari dariku? Aku bingung dan Apa jadinya Jika Aku tidak disini sekarang," ucap Taehyung melepaskan pelukannya dan beralih mengocehi Tzuyu. Tapi Dia tidak marah, Taehyung cemas kepada Tzuyu.

"Maafkan Aku" Tzuyu menunduk, Ia hampir menangis.

"Tidak..." Taehyung mengambil nafas lalu menghembuskannya dengan cepat. "Ayo pulang, Aku akan mengantarmu" tawar Taehyung, Dia mengajak seorang gadis pulang bersamanya, dan gadis itu adalah Chou Tzuyu. Ini nyata, untuk pertama kalinya bagi gadis itu.

"Ayo naik kepunggungku sebagai gantinya," ujar Taehyung yang menawarkan punggungnya untuk Tzuyu yang sedang terluka.

Tzuyu mengangguk pelan. Taehyung menjelaskan bahwa Ia tak membawa motornya dan meninggalkannya disekolah. Tzuyu yang pergi membuatnya panik, sampai-sampai pria itu tidak membawa motorya. Ia juga menjelaskan kenapa Ia terlambat mengikuti Tzuyu dan harus kebingungan mencarinya. Apalagi alasannya, Guru memintanya memesankan ojek online.

Taehyung berhasil mencairkan suasana yang seharusnya canggung menjadi lebih santai dengan menceritakan bagaimana guru olahraganya itu meminta bantuannya, dengan cara yang lembut hingga Ia lupa bahwa guru itu merupakan salah satu guru yang galak disekolah. Tzuyu terkekeh memikirkan bagaimana wajah sang guru ketika bersikap lembut seperti yang diceritakan oleh Taehyung.

Setelah hampir dua puluh menit dijalan dengan cahaya matahari yang terik. Taehyung akhirnya sampai didepan teras rumah Tzuyu. Taehyung melepaskan Tzuyu dan sempat membantunya berdiri.

"Makasih ya, udah baik banget sama Aku. Padahal Aku tadi keras kepala banget" Tzuyu berterima kasih pada pria yang baru saja mengantarnya pulang itu.

"Jangan gitu, Kamu itu temen Aku. Udah jelas Aku harus bantuin kamu. Sesekali orang emang pernah keras kepala, kok. Jangan sungkan minta bantuan orang"

Tzuyu tersenyum tipis mendegar ucapan pria itu. Ia sangat baik, dan ucapannya terdengar tulus. Apalagi yang Tzuyu ragukan. Ia selama ini selalu salah paham dengan kebaikan Taehyung. Ia merasa bersalah ketika mengingat sikap tak sopannya saat menepis tangan Taehyung beberapa saat yang lalu disekolah.

"Wah,Tzuyu udah pulang? Sama siapa nih?" ucap Nenek Chou yang muncul dari balik pintu.

Dengan sigap Tzuyu langsung mencium punggung tangan Nenek Chou, diikuti Taehyung setelahnya. Nenek Chou tersenyum ramah lalu melemparkan pandangannya kearah Taehyung.

Taehyung yang sadar langsung memperkenalkan dirinya. "Anu...nama saya Kim Taehyung, temen sekelasnya Tzuyu" ujar Taehyung dengan senyum lebarnya.

"Temen Tzuyu? Wah, masuk dulu. Pas banget kamu dateng. Nenek baru selesai buat kue bolu" ucap Nenek Chou disambut senyum sumringah dari keduanya.

Diruang tamu yang cukup sejuk, tak banyak hal yang terjadi. Tapi Nenek Chou tak henti-hentinya menceritakan cucu kesayangannya itu pada Taehyung saat mereka menikmati kue bolu disana.

Tzuyu diam-diam tersenyum kecut dibalik wajahnya ketika Neneknya itu mulai menceritakan aib Tzuyu ketika masih disekolah dasar. Taehyung hanya tertawa dan mengiyakan setiap cerita Nenek Chou yang Ia masih sangat ingat tentang Tzuyu.

Lalu, mulai pada pembicaraan yang Tzuyu tak pernah duga.

"Tzuyu pernah suka dengan seorang pria saat Ia masih tinggal dilingkungan lama. Tapi Ia bahkan tak pernah bicara pada pria itu karena sifatnya yang sangat pendiam dan juga pemalu. Tapi Aku tau, Tzuyu sangat ingin dekat dengan pria itu sampai akhirnya Tzuyu harus menerima penyesalannya ketika pria itu meninggalkan dunia untuk selamanya sebelum Tzuyu mencurahkan apa yang Ia rasa." Air muka Tzuyu seketika berubah, Nenek Chou tak sadar telah membuka luka lama yang Tzuyu coba untuk terus tahan rasa sakit itu hingga Ia mati.

Nenek Chou menatap Tzuyu yang diam menunduk, kemudian pandangannya beralih kearah Taehyung. "Kamu juga, kalau punya seseorang yang kamu sayang. Jangan lupa untuk mengatakannya secepat mungkin. Mungkin kemungkinannya bisa saja semakin berkurang jika Kamu terus menunda"

Taehyung menatap lekat kearah Nenek Chou. "Aku akan mengatakan apa yang Aku rasa secepatnya ketika rasa itu muncul. Aku janji" ucap Taehyung, nadanya amat halus dan ketulusan tampak dimatanya.

Mendengar kalimat tersebut muncul dipendengarannya, Tzuyu mendongak dan ikut menatap tanpa berkedip kearah Taehyung, gadis itu menerawangi setiap eskpresi yang muncul dari pria itu. Apa yang Ia cari hanya ketulusan, dan Ia mendapatkannya.

So, I'll make a promise too.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wallflower [𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang