CH 2, IZIN

1K 140 0
                                    

Tzuyu sudah kembali dari rumahnya. Sebenarnya alasan Tzuyu keluar dari rumah hanya satu. Yaitu membeli kue cubit yang dijual ditoko kue yang baru saja lauching hari ini disamping restoran ayam dimana Taehyung berkerja paruh waktu.

Sebenarnya, Tzuyu cukup jarang melewati jalan itu karena Ia selalu pulang kerumah melewati jalan alternatif yang sempit. Namun meski sempit dan agak gelap, keuntungannya adalah Tzuyu bisa terhindar dari polusi dan keributan dijalan.

"Ini Nek, mereka juga memberi bonus stiker kue cubit yang lucu. Apa harus Aku tempel dibuku jurnalmu?" tanya Tzuyu sembari memberikan kotak berukuran sedang yang berisikan beberapa kue cubit untuk neneknya.

"Terima kasih. Tempelkan dengan rapi, ya" balas Nek Chou Hara dengan ramah.

"Oke, Nek"

Tzuyu mengangguk lalu meraih buku jurnal milik neneknya yang tersimpan didalam laci meja televisi.

Bukan hal yang jarang, nenek memang selalu memanjakan buku jurnalnya itu sejak Tzuyu masih kecil. Dan Tzuyu pun sudah terbiasa sehingga Ia pun ingin ikut menjaga jurnal neneknya itu dengan sebaik-baiknya.

Bagi nenek, jurnalnya itu seperti cucu kedua yang harus Ia jaga sepanjang hidupnya.

"Kalau gitu, Aku mandi dulu ya Nek" kata Tzuyu lalu pergi masuk kekamarnya dan bersiap mandi.

Saat tiba dikamarnya, tiba-tiba saja notifikasi ponselnya berbunyi tanpa henti. Membuat Tzuyu terperanjat kaget dari tempatnya. Pikiran-pikiran buruk mulai memenuhi otaknya.

Bagaimana jika ini berkaitan dengan pertemuannya dengan Taehyung barusan? Atau lebih buruknya lagi Bagaimana jika Taehyung memberi tau seluruh teman-temannya bahwa Tzuyu tidak mengenali wajahnya itu.

Tzuyu berdiri terpaku melihat notifikasi yang akhirnya berhenti membuat suara dikamarnya. Tzuyu melipat bibirnya sambil menahan kerisauan dihatinya.

Tubuhnya bergetar saat mengangkat ponselnya. Namun saat Tzuyu baru saja selesai membuka lockscreen dilayar ponselnya. Satu panggilan whatsapp muncul dilayarnya. Tzuyu yang kaget hampir menjatuhkan ponsel itu dari genggamannya. Dan yang membuat Tzuyu cemas, bahwa nomor yang muncul ternyata tak berasal dari kontaknya.

Tzuyu menelan salivanya dalam-dalam lalu memberanikan dirinya untuk tidak mengabaikan panggilan masuk itu, meski Ia takut jika semisalnya Ia harus mendapat kabar buruk dari panggilan itu.

"H-halo...ini siapa?"

"Aku pegawai restoran ayam yang tadi. Nama Saya Kim Taehyung..."

Taehyung mengucapkan kalimat perkenalannya dengan formal.

"Ah...ternyata Kau... Apa Kau ingin bicara padaku?"

"Hahahah, tidak, ini Aku, Kim Taehyung, teman sekelasmu. Ternyata benar. Kau bahkan tidak menyimpan kontakku"

Sedetik kemudian Tzuyu menjadi merasa sangat bersalah, apalagi Taehyung sendiri yang mengatakannya.

"Maafkan Aku, benar-benar. Aku salah, tolong maafkan-"

"Tidak, Chou Tzuyu. Aku hanya bercanda"

"Maafkan Aku..."

"Sudah kubilang tak apa. Kalau begitu Kau tulis namaku dengan lengkap saat menambahkan nomorku kekontakmu"

"Ya, Aku akan melakukannya"

Dengan masih sedikit merasa panik, Tzuyu segera menambahkan nomor Taehyung ke kontak ponselnya. Ia baru dapat bernafas dengan lega setelah selesai mengklik tombol simpan kontak dilayar ponselnya.

"Tzuyu, Kau akan datang kan, besok?"

Tzuyu terdiam. Ini adalah tawaran pertamanya semenjak Ia menjalani kehidupan sebagai siswi SMA. Ia pernah melihat sekelompok orang yang makan bersama direstoran. Namun Ia tak pernah terlalu memikirkannya karena Ia akan selalu makan bersama neneknya, dimanapun itu.

"A-Aku...Aku akan minta izin nenek terlebih dahulu"

"Kalau begitu, bisa Kau lakukan sekarang?"

Tzuyu mengerjapkan matanya. Lalu beralih memandang kearah neneknya yang sedang asik menonton televisi. Tzuyu menelan salivanya, bagaimana Jika nenek menolak, Tzuyu tak akan sanggup mengumumkannya pada Taehyung.

"Tunggu sebentar..." kata Tzuyu lalu menaruh ponselnya diatas meja, masih sedang dalam panggilan bersama Taehyung.

"Nenek... Aku mau bicara sebentar"

"Kenapa? Katamu Kamu mau mandi"

"Iya, tapi ini hanya sebentar"

"Baiklah, cepatlah, nenek akan dengar" kata nenek Chou tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Nenek, Aku akan pergi makan bersama t-temanku besok" ucap Tzuyu ragu-ragu sambil menunduk sedikit lalu melihat kewajah neneknya lagi.

"Lakukanlah" balas Nek Chou Hara singkat. Lalu akhirnya balik mengahdapkan wajahnya kearah Tzuyu.

"Aku akan pergi besok, jam sepuluh pagi di restoran ayam dekat sini"

"Benarkah? Kau bisa sekalian belikan nenek kue cubit lagi besok"

"Ya, terima kasih Nek"

"Oh ya Tzuyu, besok. Pakailah tas kecil berwarna pink dikamarku. Itu tas yang tepat dipakai saat seorang remaja pergi bersama temannya" kata Nek Chou Hara sambil mengulaskan senyum ramahnya pada Tzuyu.

Entah kenapa, senyuman itu terlihat begitu menghangatkan. Hingga Tzuyu merasa tersentuh entah apa alasannya.

Tzuyu mengangguk sambil tersenyum lalu berdiri dari sofa yang juga diduduki oleh nenek dan beralih kembali masuk kedalam kamarnya dan meraih ponselnya.

"Nenek memperbolehkanku"

-tbc

Wallflower [𝑟𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang