Sembilan

425 18 2
                                    

Setelah menempuh jalanan kurang lebih lima belas menit naya sudah sampai dirumahnya, dan langsung masuk kedalam rumah yang hanya ada beberapa pelayan yang sedang membersihkan rumah

"Non sudah pulang? " Kata salah satu pembantu naya

"Udah" Kata naya dan berjalan menuju ruang makan karna dia sudah lapar ingin makan siang

Sayang seribu sayang ruang makan yang besar dan bisa menampung orang sepuluh lebih, hanya dipakai satu orang saja. sepi, rindu, kangen dimana ada canda, dan tawa yang mengiri meja makan itu, dan disini hanya ada naya seorang yang makan.

'Naya rindu kalian, kapan kita bisa makan sama-sama lagi, kapan kalian akan pulang, kapan kita bisa liburan bareng, kumpul bareng, cerita bareng, canda, dan tawa yang dulu sering kalian berikan sama kita, yahh namun sayangnya itu dulu, dulu sekarang berbeda' batin naya saat sudah duduk di meja dan mulai menyantap makan siangnya.

Hanya beberapa suap yang dimakan naya, naya pun meninggalkan meja makan, untuk ke kamarnya.

"Bi, nanti kalo el udah pulang bilang naya malam ini nginep di apartemen" Kata naya melihat bi jum akan memasuki ruang keluarga untuk bersih - bersih

"Baik Non" Kata bi jum

Naya pun langsung mengendarai mobilnya menuju apartemen milik naya, tapi naya tidak langsung ke apartemen tapi ke danau buatan papi untuk naya dan el waktu kecil.

Danau buatan yang bagus dan menarik perhatian, bunga-bunga bermekaran, tumbuh dengan sangat bagusnya disitu juga ada rumah pohon yang dibuat khusus untuk sikembar sewaktu kecil dulu.

Danau ini sering dikunjungi saat hari libur tapi tidak yang berani masuk kerumah pohon karna mereka tau bahwa itu milik keluarga pratama, pemilih danau buatan tersebut.

Naya pun masuk kedalam rumah pohon itu, didalamnya terdapat foto-foto sikembar saat bayi hingga dewasa sekarang, semua moment mereka abadikan disini rumah kedua bagi sikembar, dan ada sofa berwarna hitam dan abu-abu yang menghadap ke sunset, karna dari sini sunset terlihat sangat indah.

Naya duduk sambil memegang foto dua anak kecil yang hampir mirip itu umur mereka sekitar empat tahun, naya ingat foto itu, bahkan semua foto yang ada disini dia ingat.

"Kamu tau dek, dulu kamu selalu manja sama kaka pas kamu lagi sakit, atau minta sesuatu yang pengin kamu beli, dan kamu dulu selalu ceria, ketawa pun selalu lepas, kaka inget foto ini, hari dimana kita ulang tahun yang ke empat tahun tapi mami sama papi gak dateng, sampai kita tungguin mereka pulang, tapi apa yang kita dapet tetap sama mami sama papi gak bakal dateng disaat kita ulang tahun" Kata naya yang menatap foto sikembar yang sedang memakai baju princess dan pangeran.

"Dan itu pun terjadi sampai sekarang, terkadang kaka berpikir sebenarnya kita anak mereka atau bukan?, kalau bukan siapa sebenarnya orang tua kita, dan jika memang kita anak mereka kenapa mereka gak pernah ada waktu buat kita" Kata naya yang mata mulai memanas dan tak terasa satu air mata membasahi pipi naya

Hari semakin sore naya pun langsung menuju ke apartemen nya karna dirinya sudah lelah, jalanan sudah semakin sepi karna azan magrib segera berkumandang.

Sesampai di parkiran naya langsung memarkirkan mobilnya dan langsung masuk menuju apartemen, naya memasuki lift menuju apartemen nomor 4748.

Naya memasuki kamarnya yang berwarna hitam, abu-abu sama seperti isi apartemen nya hampir semua benda yang ada disini berwarna hitam, abu-abu, dan putih karna itu warna kesukaan naya.

Naya memasuki kamar mandi untuk menjalankan ibadahnya umat muslim, setelah selesai naya berbaring dan mulai menutup mata untuk pergi ke alam mimpi.

****
El pov

"Assalamu'alaikum, el pulang" Teriak el saat memasuki rumahnya

"Waalaikumsalam" Kata bi jum saat melihat el memasuki rumahnya

"Naya mana bi? " Kata el sambil berjalan menuju dapur untuk minum karna hari ini panas

"Katanya mau ke apartemen " Kata bi jum

"Owhh ya udah, el kekamar dulu nanti kalo ada temen el bilang ke el yah" Kata el yang langsung meluncur menuju kamarnya

Sesampai dikamar el langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan mulai memejamkan mata

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membangunkan el dari tidurnya, suara pintu pun terdengar lagi dari kamar el, dengan nyawa yang belum sepenuhnya el berjalan menuju pintu dan membukanya

"Kenapa bi? " Kata el saat sudah membuka pintu

"Itu den temen-temen aden udah pada dateng sekarang lagi pada diruang makan" Kata bi jum

"Owh ya udah nanti el kebawah" Kata el dan menutup pintu kamar untuk segera mandi

Lima belas menit kemudian el keluar dari kamar nya dan ternyata benar rasya dkk sedang makan malam

"Silahkan duduk" Kata Daniel yang melihat el akan meja makan

"Makan el jangan sungkan-sungkan, anggap ajah rumah sendiri" Kata rian sambil menyuapkan makananya kedalam mulutnya

"Lah emang ini rumah gue" Kata el saat sudah duduk di meja makan

"Habis makan, enaknya ngapain yah? " Kata rasya sambil menaruh jari telunjuknya dikepala seolah-olah sedang mikir

"Habis makan ya minum pinter" Kata Daniel

"Maksudnya rasya itu habis makan malam pinter" Kata rian

"Makannya kalo ngomong ajah berletit-belit " Kata Daniel

"Lo ajah yang telmi" Kata rasya

"Udah deh makan ajah napa sihh, gak usah ribut" Kata el dan keluar dari ruang makan menuju kedalam kamar

"Woyyy tungguin" Ucap serempak yang ada dimeja makan dan langsung mengejar el yang sudah ada dikamar

"Woy nyalain ps dong " Kata rian

"Ya udah tinggal nyalain" Kata el sambil memainkan ponselnya

"Kuyy siapa yang main nih? " Kata Daniel

"Lo berdua ajah gue ngantuk " Kata rasya dan langsung berbaring di sebelah el

My twins

Lo lagi dimana?
Nay
Woyy lo tidur ya?
Ya udah kalo lo udah
Tidur, good night my twins

"Siapah? " Kata rasya sambil melihat apa isi chatingan el dengan seseorang

"Bukan siapa-siapa" Kata el dan langsung menyembunyikan handphone nya dibelakang punggung

"Gue mau lanjut tidur dulu, kalo kalian mau tidur tinggal tidur jangan ganggu gue" Kata el sambil membaringkan tubuhnya

"Siap bosss" Kata mereka serempak

"Gue juga mau tidur ngantuk tau" Kata rasya dan berbaring disamping el

"Gue juga" Kata Daniel dan rian bebarengan

Mereka berempat pun tidur bersama el karna ranjang el besar untuk menampung empat orang.

broken homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang