BAB LXVII

3.3K 494 19
                                    


.

.

.

.

.

"Apa kalian sudah menyiapkan baju untuk resepsinya? Pastikan untuk menyesuaikan dengan ukuran Pangeran sekarang. Akhir-akhir ini ia nampak kurus, pastikan untuk mengukurnya kembali."

.

"Ya, Yang Mulia."

.

Sang Ratu kembali memeriksa seluruh ruangan yang hampir seluruhnya di penuhi barang-barang persiapan pernikahan anaknya. Ia sedikit pusing dengan banyaknya yang harus ia urus. Sebenarnya, ia bisa saja menyerahkan seluruhnya kepada kepala pelayan, tetapi karena ini adalah pesta pernikahan anak satu-satunya, Ratu harus memeriksanya sampai detail.

.

"Pastikan juga bunganya adalah bungan kesukaan Putri Kim Jungah," perintahnya lagi pada seorang pelayan yang mencatat bagian bunga-bunga yang baru saja di datangkan. Bunga-bunga itu nantinya akan dijadikan hiasan hampir di setiap dinding ruangan dan meja tamu.

.

Upacara pernikahan akan dilakukan di halaman istana, di depan Hanok utama milik istana. Sedangkan resepsi akan dilakukan di sebuah hotel terbesar milik keluarga sang Putri, Kim Jungah. Tidak banyak yang akan datang kecuali para pejabat istana dan sanak keluarga kerajaan.

.

Sedangkan untuk rakyat, nantiya akan dipersiapkan iring-iringan kereta kencana di jalanan besar, rakyat akan menonton iring-iringan itu di pinggir jalan. Sebagian yang tidak bisa datang, seperti biasa akan di sediakan layar besar agar mereka dapat menonton prosesi pernikahan sang Pangeran bersama.

.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, seluruh pelayan yang ada di sana membungkukkan badan mereka ketika melihat siapa yang datang.

.

Ratu memberikan senyumnya, "Pangeran." Sapa beliau dengan anggun.

.

Jungkook pun membalas senyum ibunya. Namun, di balik senyum itu Jungkook berusaha menyimpan kepedihan yang sampai sekarang belum bisa ia lupakan, seperti kebanyakan, naluri seorang ibu pasti dengan mudah mengenali air muka sang anak dengan jelas. Jungkook nampak lelah.

.

"Kau juga ingin memantau keadaan di sini?" tanya Ratu.

.

Jungkook mengangguk pelan, "Kebetulan sekali saya sedang lewat sebelum menuju ruang rapat bersama para pejabat istana. Saya tidak akan lama."

.

Ratu tersenyum lagi sambil membelai sayang rambut Jungkook. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Kau tampak lelah, sedangkan pernikahanmu tinggal satu minggu lagi. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu, Jungkook-ah."

.

Jungkook pun hanya memberikan senyum ala kadarnya. "Tidak, Yang Mulia. Saya baik-baik saja. Ini hanya rapat kesimpulan yang biasa kami lakukan setiap akhir pekan. Rapat ini tidak akan banyak menguras tenaga."

.

"Tapi kau terlihat lelah, anakku." Khawatir sang ibu. Belaian beliau turun ke pipi Jungkook yang mulai tirus itu. Telapak tangan ibunya yang hangat membuat Jungkook merasa sedikit rileks, sehangat cinta yang beliau berikan padanya.

.

"Ya, mungkin inilah gejala yang selalu dirasakan setiap calon pengantin. Tapi, tidak apa. Aku baik-baik saja, bu." Jungkook menekankan suaranya agar sang ibu percaya padanya.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang