BAB XCII

1.3K 201 1
                                    


"Kenapa kau tidur di sini?" Seseorang bertanya seperti itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh Taehyung yang sedang meringkuk kedinginan di depan sebuah toko yang sudah hangus.

Taehyung membuka matanya dengan berat.

"Sia...pa?" ujar Taehyung dengan suara serak. Ia bangun dari tempatnya dan melihat sosok yang sangat familiar.

"Sesuaikan dulu pandanganmu, Kim Taehyung. Kau tidak mungkin tidak mengenal sosok sahabatmu sendiri," kata sosok yang perlahan-lahan mulai jelas di mata Taehyung itu.

Taehyung menyipitkan matanya sebentar, kemudian ia terperanjat di tempatnya melihat sosok yang mengaku sebagai sahabatnya itu ada di depannya sambil menatap kasihan padanya.

"Kau! Kim Namjoon! Bagaimana bisa kau mengetahui keberadaanku di sini?"

Namjoon mendesis, "Kau tidak perlu bertanya tidak penting seperti itu padaku. Kenapa kau menjadi gelandangan seperti ini? Apa kau tidak mempunyai tempat tinggal—"

Namjoon segera menutup mulutnya kembali ketika melihat Taehyung tertunduk. "Uh, maaf... Aku lupa kalau rumahmu sudah... Begitulah, maafkan aku."

Taehyung mengangguk kecil kemudian berusaha untuk berdiri dengan menyingkirkan koran bekas yang menjadi selimut dadakannya itu.

"Kau tidak kembali ke desa pemberontak?" tanya Taehyung.

Mata Namjoon menelusuri penampilan dekil Taehyung. Padahal ia yakin baru beberapa hari terpisah dari temannya itu semenjak pergi dari persembunyian mereka di Pulau Shinki, tetapi penampilan Taehyung seperti baru pulang dari pengungsian yang kumuh.

Sebenarnya, salah Taehyung sendiri yang tidak mengatakan kalau ia masih memiliki tempat tinggal atau tidak. Dan semuanya akan mengira kalau Taehyung akan mendapatkan bantuan dari Jungkook. Tetapi, terakhir kali Namjoon berkomunikasi dengan sahabatnya itu, Jungkook mengatakan kalau ibunya melarang dirinya untuk berhubungan dengan Taehyung sementara waktu.

"Mengapa kau tidak menghubungi Jungkook saja kalau keadaanmu lebih menyedihkan daripada seseorang dari kasta delapan?" sindir Namjoon.

"Jangan, aku tidak bisa mengatakannya. Itu hanya akan membebaninya atau mungkin saja keluarga istananya akan keberatan dengan keberadaanku di sana," Taehyung mengendikkan bahunya.

"Tapi kau tidak mesti tinggal di istana, kau bisa..." Namjoon menggantungkan kata-katanya dan memperhatikan Taehyung sekali lagi.

"Sudahlah, kau ikut saja denganku. Kau bisa tinggal di rumahku—atau lebih tepatnya rumah Seokjin. Keluarganya sudah kembali menerimanya dan menerimaku juga. Kau bisa kujadikan—apa kau ingin menyamar menjadi Kim Taehee lagi agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai dayang atau pelayan di sana?"

Taehyung mendesis kesal mendengarnya dan meninju lengan berotot Namjoon. Lelaki yang terkena pukulan itu berpura-pura kesakitan dengan mengerang keras.

"Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah kembali menjadi sosok bernama Kim Taehee itu. Butuh waktu lama bagiku untuk lepas dari trauma menyamar menjadi seorang wanita. Aku tidak ingin orang-orang menemukan kembali Kim Taehee yang sudah mati menjadi hidup."

Mendengar itu, Namjoon terkekeh geli. Ia pun segera menuntun Taehyung untuk memasuki mobil mewahnya. Taehyung sempat mengejek lelaki itu yang pada akhirnya menaiki kasta beberapa tingkat setelah pembersihan nama Kim Seokjin di mata keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil dan supir yang membawa mereka menuju kediaman khusus Seokjin, Taehyung terdiam sambil memperhatikan jalanan di luar jendela.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang