BAB LXVIII

3.3K 500 7
                                    


.

.

.

.

.

"Dari mana saja kau?" tanya Hoseok ketika melihat Taehyung baru memasuki rumah sederhana milik Namjoon.

.

Taehyung mengusap-usap tengkuknya. "Uh, aku bertemu dengan pimpinan."

.

Alis Hoseok terangkat keduanya. "Kau..."

.

Taehyung mengangguk, "Aku menyetujuinya, aku akan melakukan misinya."

.

Keduanya menghela napas panjang bersamaan. Taehyung duduk di samping Hoseok sambil mendekap kedua lututnya. Ia melirik Hoseok yang sedang menulis-nulis sesuatu di atas kertas, entah apa yang ia tulis tetapi kebanyakan garis-garis dan kata-kata yang sering muncul ketika seseorang menuliskan strategi.

.

"Kau ikut penyerangan juga?" tanya Taehyung.

.

"Ya." Sahut Hoseok. "Tetapi hanya bagian di luar istana saja. Tidak sampai masuk ke dalam. Aku sengaja meminta bagian di sana, kau tahu sendiri orang-orang istana banyak yang mengenaliku."

.

Taehyung mengangguk-angguk setuju, namun setelah beberaoa saat terdiam Taehyung kembali menghela napas.

.

"Aku... akan melakukannya, Hoseok."

.

Hoseok berhenti dari kegiatannya, ia tidak tahu harus merespon apa. Taehyung dilanda kebingungan sekaligus ketakutan. Ia diberikan misi membunuh orang yang membuatnya jatuh cinta demi menyelamatkan negerinya sendiri.

.

"Aku terus berpikir, apakah tidak ada cara lain selain dari membunuhnya? Apakah demi menyelamatkan negeri ini harus memutus keturunan kerajaan yang artinya kita harus membunuh mereka?" lanjut Taehyung, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

.

Hoseok meletakkan alat tulisnya dan melakukan posisi yang sama dengan Taehyung―mendekap kedua lututnya. Ia tahu, Taehyung tidak ingin perkataannya di sela. Taehyung hanya ingin Hoseok mendengarkannya.

.

"Aku benar-benar di perintahkan untuk mengakhiri cinta bertepuk sebelah tanganku dengan cara yang sadis, Hoseok-ah."

.

Semakin lama Hoseok mendengar nada suara Taehyung yang tersiksa keadaanya, semakin ia tidak tega. Ia ingin menarik kembali perkataannya soal bahwa ia ingin melenyapkan sepupunya itu juga demi membalaskan dendam Taehyung. Namun ia toh tahu, Jungkook takkan pernah mau terlibat dengan hal semacam ini kepada orang yang ia sayangi. Ya, ia tahu sepupunya itu memiliki perasaan yang sama seperti dirinya kepada Taehyung sekalipun terakhir kali ia mengetahui bahwa Jungkook belum menyadari hal itu.

.

"Hoseok." Panggil Taehyung yang membuat Hoseok terlepas dari lamunannya. "Adakah senjata yang tidak akan banyak melukai seseorang."

.

Hoseok tersenyum kecil mendengar pertanyaan retoris sekaligus frustasi milik Taehyung itu.

.

"Pada awalya, senjata dibuat tidak untuk melukai seseorang. Tetapi untuk berlindung, dei melindungi diri sendiri maupun orang yang kita sayangi."

.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang