BAB LXII

3.6K 598 65
                                    


.

.

.

.

.

Rasa tidak percaya terus membayangi Eunha, entah merasa senang atau takut dikarenakan ia berhasil masuk ke dalam dua besar!

.

Ya, ia masuk Final dalam kontes seleksi ini.

.

Meskipun dilanda rasa senang, Eunha tidak bisa memungkiri rasa takutnya. Bukan rasa takut kalau ia tidak di pilih oleh Pangeran, ia justru takut akan rasa bersalahnya pada Taehee dan Hoseok. Setelah satu minggu berlalu, Eunha sadar bahwa sikapnya keterlaluan. Ia terlalu egois ketika ingin memiliki Pangeran. Tetapi, bukankah itu yang akan kau lakukan ketika kau begitu mencintai seseorang? Kau harus mendapatkannya sampai orang itu benar-benar menoleh padamu dan memberikan hatinya secara utuh.

.

Itulah yang Eunha lakukan sekarang. Ia rela mengorbankan apapun demi keinginannya untuk bersama Jungkook. Pernah terpikir oleh Eunha untuk menyerah setelah mengetahui bahwa Taehee dinyatakan meninggal di dalam rumahnya yang di bom oleh seseorang. Ia sangat merasa bersalah, apalagi ketika mengetahui dari anak buahnya bahwa Hosok pun bersama Taehee sampai ia ikut di sandera oleh petugas kerajaan tersebut.

.

Eunha juga mengetahui bahea ini semua adalah permainan kerajaan. Entah apa motif mereka ingin melenyapkan taehee. Mungkin saja, presentasi yang dilakukan Taehee terlalu membuat sebagian orang terutama kasta atas merasa tersinggung. Mereka menganggap Taehee sebagai ancaman, itu sebabnya mereka memilih membunuh Taehee.

.

Tetapi, setelah dipikir-pikir lagi.. niatnya ingin menjadi istri Sang Pangeran tidak bisa diubah-ubah. Ia harus mendapatkannya. Ia harus membuat cintanya tidak lagi menjadi cinta bertepuk sebelah tangan.

.

Ya, satu langkah lagi demi mendapatkan apa yang ia inginkan.

.

Kim Taehee atau siapapun itu, tidak ada satu orangpun bisa menghalangi jalannya.

.

.

.

.

.

"Kau sudah melakukannya? Bagus." Belum ssempat Jungkook mengungkapkan apa yang ia ingin bicarakan, Raja sudah terlebih dulu memberikan komentar.

.

Jungkook memberikan anggukan sekali sebagai rasa terimakasih dengan wajah datarnya. Tidak, wajah itu tampak terlalu lelah dalam menghadapi kenyataan. Dalam satu minggu, Jungkook terlalu sukar untuk menutup mata dan beristirahat. Ia terlalu takut kalau-kalau di dalam mimpinya ia bertemu dengan Taehee. Ia merasa dihantui bayang-bayang mengerikan.

.

Merasa perkataannya sudah di dahului, Jungkook pun berbalik untuk keluar dari ruangan Ayahnya karena sudah tidak ada lagi yang ingin ia katakan.

.

"Ah, ingat. Pemilihan ratu yang sebenarnya tinggal satu minggu lagi. Kau tidak akan mengeleminasi gadis itu, bukan?" pertanyaan dari Raja membuat Jungkook berhenti di tengah jalan. Pintu geser di haadapannya sudah terbuka lebar, menunjukkan beberapa pengawal yang tengah berjaga di sepanjang sisi lorong.

.

"Ya, Yang Mulia. Saya berjanji tidak akan mengeleminasinya sesuai perintah Anda."

.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang