BAB LXXVIII

3.8K 501 70
                                    

.

.

.

.

Taehyung segera saja membuang wajah kesamping guna menyembunyikan rasa malunya. "Ak-aku laki-laki, kau tahu?" gumam Taehyung pelan.

.

"Tahu.." Respon yang terlalu singkat di berikan Jungkook, setelahnya lelaki itu hanya memberikan senyum khas pada Taehyung. tetapi, tak berapa lama kemudian Jungkook berkata. "Ayo kita lari dari sini, Taehyung."

.

"Hah? Kau gila?! Di luar masih ada pertempuran sengit―"

.

"Bukan, maksudku setelah semua ini selesai. Ayo kita lari dari sini. Kemana saja sampai orang-orang tidak lagi mengenali kita dan tidak menilai dari hubungan yang kita jalin. Aku akan mengundurkan diri sebagai penerus kerajaan kemudian hidup bersamamu. Kau mau kemana? Aku akan mengabulkannya."

.

Taehyung terdiam, di saat-saat seperti ini. Taehyung merasa ia sedang bermimpi dan belum terbangun dari delusinya akibat rasa sakit yang ia terima. Namun, ketika rasa nyeri yang sempat menggigit kembali pada salah satu lukanya membuat Taehyung sadar, bahwa ia sama sekali tidak bermimpi. Ia berada di alam nyata.

.

"Kau... baru saja mengumbar janji lagi, Jeon Jungkook. Aku―"

.

"Percayalah, untuk kesempatan ini aku tidak akan mengingkarinya seperti sebelumnya."

.

Mulut Taehyung terbuka sedikit, ia ingin mengeluarkan suaranya tetapi seolah semua kosa-katanya tertahan di tenggorokan. Semakin lama kata-kata Jungkook terproses di otaknya, barulah ia menyadari maksud yang sesungguhnya dari kata-kata itu.

.

"Jeon Jungkook, apa kau baru saja melamarku?" tanya Taehyung speechless.

.

Jungkook tertawa kecil, ia geli melihat ekspresi polos yang diberikan Taehyung padanya. Jungkook pun mengangguk. "Ya, aku menawarimu untuk hidup bersamaku selamanya. Tanpa ada gangguan apapun atau siapapun lagi. Aku berani menjaminnya." Kata Jungkook lembut.

.

"Tapi, bagaimana―" momen manis itu terhenti oleh suara yang berasal dari celana putih hanbok Jungkook. Ponsel lelaki itu berbunyi.

.

Genggaman mereka pun terlepas ketika Jungkook berusaha mengambil ponselnya di dalam saku celana hanbok. Taehyung menggeser sedikit dari tempatnya karena ia yakin, ponsel yang dimiliki Jungkook akan menunjukkan sebuah hologram kecil yang artinya penelpon akan bisa melihat sang penerima.

.

"Yang Mulia!" wajah sekretaris Kim tiba-tiba muncul di depan layar kecil hologram tepat setelah Jungkook menjawab sambungan itu. wajah sekretaris Kim nampak khawatir. Jungkook pun memberinya senyum, seolah mengisyaratkan lelaki setengah baya itu bahwa ia baik-baik saja.

.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir." Ujar Jungkook.

.

Namun ekspresi tegang si sekretaris tetap ada di sana membuat Jungkook merasa was-was.

.

"Yang Mulia Raja Jeon berada di ruangannya yaitu Geunjeongjeon. Saya sendiri tidak mengerti mengapa beliau memilih untuk bersembunyi di sana, persembunyian di sana tidak seaman yang ada di ruang persembunyian bangsawan. Lagipula, sasaran utama teroris kali ini adalah Geunjeongjeon. Saya khawatir kalau mereka akan meledakkan bangunan itu, Yang Mulia." Sekretaris Kim mengatakannya penuh dengan kepanikan. Hal itu membuat Jungkook tegang beberapa saat di tempat.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang