🏀 Undecim Partes

217 53 90
                                    

Sebelum Eksekusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum Eksekusi

🏀🏀🏀

Siap menjalankan hukumanmu?
Tunggu aku di lapangan basket

Kita akan bertanding
Satu lawan satu

Jika kau menang, keinginanmu terkabul
Jika aku menang, keinginanku terkabul

Kesempatan tidak akan datang dua kali
Pikirkanlah!

Kita lihat siapa yang lebih pantas
Untuk melindungi Fiona

Aku apa kau

🏀🏀🏀

Veano Putra memang sudah menebak apa yang akan terjadi ketika Ace memberikan Surat Kematian itu kepada Dava Ferdiansyah. Surat itu akan membawa perpecahan antara kubu MIPA dan IPS, hal itu membuat kepala Veano sangat pening.

Sang ketua OSIS Aldebaran itu meminta seluruh pasukannya yaitu Aldebaran untuk bersiap-siap jika sesuatu buruk yang mengancam Bimasakti. Faisal yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS langsung membentuk tim keamanan begitu Surat Kematian diluncurkan. Baik Veano atau Faisal tidak ingin Ace menghancurkan segalanya seperti Sirius yang selalu menghalangi mereka.

"Akhirnya kejadian ini datang juga, aku sempat was-was ketika Ace sangat pendiam beberapa hari ini. Apa kau sudah tahu hal ini sebelumnya?" tanya Faisal seraya menatap dokumen-dokumen berisi murid-murid yang pernah mendapat Surat Kematian dari Ace--dia mendapat dokumen itu langsung dari salah satu petinggi Sirius melalui perdebatan panjang dan menguras energi.

Veano yang saat ini sedang duduk santai di singgasananya mengangguk pelan, cowok itu sedang meminum teh hangat yang dia dapat dari Pak Julian dan itu membuat Faisal menatapnya dengan heran. "Aku hanya enggak tahu kalau Ace memulai kejadian ini dengan cepat. Kau tahu dia sangat enggak suka diganggu."

"Ketua, kau terlihat sangat tenang sekali. Apa kau enggak khawatir mereka berdua bertengkar dan merusak segalanya seperti yang kau lakukan kemarin?"

Veano hanya melirik sebentar ke arah Faisal, kemudian melanjutkan acara minum teh--dirinya tidak tampak tersinggung karena Faisal dengan jelas menyindirnya mengenai pertengkaran dengan Dava.

"Kau tenang saja ... aku enggak akan mengulangi kejadian itu lagi. Kau sangat tahu kalau aku kelepasan waktu itu. Perkelahian seperti itu enggak akan terjadi karena orang itu pasti akan menghentikan dengan caranya yang aneh. Seperti biasanya," jawab Veano seraya terkekeh pelan.

"Oh, orang itu selalu datang diwaktu yang sangat tepat," cemooh Faisal. "Tetapi kerjanya selalu sempurna, enggak heran kalau Aldebaran sangat kewalahan."

[1] Lose Memories 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang