🏀 Sex Partes

316 64 168
                                    

Keputusan Fiona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keputusan Fiona

🏀🏀🏀

Taman belakang sekolah adalah salah satu tempat favorit di Bimasakti meskipun taman itu menjadi daerah kekuasaan Illios. Tidak pernah sepi dan selalu ramai dikunjungi baik itu waktu istirahat atau waktu belajar berlangsung. Siswa-siswi biasanya duduk-duduk di gazebo sekedar untuk belajar atau mengobrol riang, ada yang bersepeda keliling taman, melakukan piknik dadakan, konser musik kecil-kecilan, berburu hantu Illios disekitar pohon kembar Tabebuya, dan menjalani hukuman membersihkan taman.

Seperti saat ini, ketika akses wifi sekolah sedang lancar-lancarnya, Silla dan Keila sedang menonton film horor dengan buku menutupi wajah, April dan Inge sedang berdebat dengan fandom sebelah yang menghina idol kesayangan mereka, sementara Fiona sibuk senyum-senyum sendiri melihat layar ponselnya.

Lebih tepatnya chat dari Dava Ferdiansyah.

“Dilihat terus chat-nya. Enggak akan hilang kok,” sindir Silla. Fiona hanya nyengir sebagai balasan.

“Seandainya Veano juga jago nggombal kayak Dava, aku sudah mengantri paling depan buat jadi pacarnya,” ucap April ikut nimbrung. “Sayangnya Veano punya pacar yang cantiknya minta ampun.”

"Mantan pacar lebih tepatnya," ralat Keila.

“Halo girl! Mau dengar gosip terbaru dari sang Orion?” Lukman bertanya seraya melompat ke gazebo. Menimbulkan semua cewek yang berada di sana memekik kaget secara bersamaan.

Cowok itu hanya nyengir ketika kelimanya menatapnya dengan tatapan membunuh.

“Surat kematian mau dapat korban baru,” ujar Lukman memberitahu dengan semangat membara.

“Jangan bercanda!” sangkal Fiona dengan marah. “Ace sudah berjanji enggak akan berulah lagi.”

“Sama sekali bukan urusanku, Fiona. Aku hanya menyampaikan berita saja,” kata Lukman dengan senyuman nakal ketika mengamati wajah-wajah penasaran mereka berlima. "Kalian penasaran siapa korban selanjutnya?"

Semuanya kompak mengangguk kecuali Fiona.

“Dava Ferdiansyah.”

“Apa? Gimana Ace bisa setega itu sama Dava?” tanya Fiona. Cewek itu takut kalau terjadi sesuatu kepada Dava dan surat kematian Ace tidak main-main.

Bagaimana kalau Dava terluka?

Lukman mengangkat bahunya sebagai balasan. Sebagai anggota Sirius, dirinya tidak berkewajiban untuk membantu siapa yang terlibat. Sirius bukanlah pahlawan.

[1] Lose Memories 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang