ANGKASA-30

724 12 4
                                    

Selamat membaca cerita Angkasa. 😄

❄❄❄


Cautela mengusap airmatanya dengan kasar. Ia menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa kemudian mengembuskannya secara perlahan melalui mulut. Berusaha kuat untuk meredam kekacauan yang melanda perasaannya.
Gadis itu pikir, tidak seharusnya ia mempercayai Draco begitu saja. Dan, di sela bencana seperti ini Cautela berusaha menenangkan diri dan fokus memantau  penyebaran vaksin yang telah berjalan 57%.

"Baiklah, Cautela. Semuanya akan baik-baik saja. Semuanya akan-..."

Cautela tidak melanjutkan kalimatnya saat mendengar suara porta yang terbuka. Sepasang netra Cautela mengunci objek tersebut. Menunggu sosok yang akan muncul setelahnya.

"Onorato Altri," ucap Cautela sesaat setelah sosok pria bertubuh jangkung melangkah masuk dengan kedua tangan terbenam di saku celana.

"Onorato Cautela."

Tatapan dingin yang biasa Cautela temui dari sepasang mata emerald Altri kini kembali terlihat. Membuat dada Cautela bergemuruh. Meski kedudukan Cautela lebih tinggi daripada Altri, namun tetap saja ada rasa gentar dalam diri Cautela saat mendapati Altri melontarkan tatapan sedingin es itu kepadanya.

Pemuda itu berjalan mendekat, dan beberapa saat kemudian ia mengernyit.

"Apa yang terjadi pada Jonah?”

Hati Cautela mencelos mendengarnya. Seperti ada peluru yang menusuk dadanya saat itu juga, ditambah dengan tatapan laser Altri yang rasanya benar-benar mampu membunuh Cautela secara perlahan—meskipun pada kenyataannya tatapan mata sama sekali tidak mampu merenggut nyawa seseorang.

Cautela menunduk. Mengembuskan napas sekali sembari mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan Altri. Walaupun berkedudukan sebagai Kepala Pengendalian Sistem di Kerajaan Orion, Cautela tetaplah Cautela. Seorang gadis bernyali ciut. Keberanian Cautela hanya sebatas berhadapan dengan evoscreen dan grainscreen dalam hal menyadap, merancang sistem, dan hal lain yang berkaitan erat dengan dunia digital. Di sisi lain, sebenarnya Altri adalah wakilnya. Namun pada kenyataannya posisi yang lebih tinggi tak mampu memberi Cautela keberanian lebih dalam berhadapan dengan pemuda tampan itu. Cautela tetaplah Cautela.

“Beberapa menit lalu dia baru saja mengirimiku pesan,” ucap Altri dengan tenang. Namun tindakan yang dilakukan oleh pemuda itu justru menunjukkan kekhawatiran mendalam—sama sekali tidak terlihat tenang.
Entah sejak kapan Altri mulai berjongkok di samping tubuh Jonah dan mengecek suhu tubuh pemuda itu dengan menggunakan salah satu aplikasi yang ada di grainscreennya. Cautela meliriknya sedikit kemudian perlahan berani menangkat kepalanya sendiri.

“Jonah sedang dalam kendali ahli sihir Oscurita.”
Cautela yang semula berani menatap Altri kini kembali menunduk penuh tatkala pemuda itu melayangkan tatapan elangnya tepat setelah mendengar ucapan Cautela.

“Siapa yang kau maksud dengan ahli sihir Oscurita, Onorato Cautela? Dan bagaimana bisa hal semacam itu terjadi? Kubah kerajaan bahkan sama sekali tidak bermasalah. Oscurita tidak mungkin-…”

“Maafkan saya, Onorato Altri.”

Masih menunduk, Cautela jelas tak mampu melihat ekspresi wajah Altri yang terlihat sangat garang. Ada amarah yang tersulut dibalik sorot mata pemuda itu.

“Beberapa waktu lalu saya disekap di markas Oscurita, entah di kerajaan mana tepatnya.”

Kali ini Altri tidak terkejut mendengar penuturan Cautela. Pemuda itu hanya melayangkan ekspresi datar kali ini.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang