🔸Do'a Berbuka Puasa yang Benar🔸

18 2 0
                                    

Hendaknya kita membaca do'a setelah membatalkan puasa dgn do'a sebagai berikut.
-
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ
-
“Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa :
-
ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
-
“Dzahabazh-zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru in syaa Allah.”
-
“Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”
📚Hadits Hasan, [HR. Abu Daud no. 2357, An-Nasa-i dalam As Sunan Al-Kubro no. 3315 dan selainnya. Lihat Irwaul Ghalil no. 920].
-
🚫Terdapat satu doa berbuka yg tersebar di masyarakat, namun doa bersumber dari hadis yg lemah. Kita sering mendengar beberapa masyarakat membaca doa berbuka berikut:
-
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
-
Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizkika afthortu
-
“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka.”
-
Doa dengan redaksi ini diriwayatkan Abu Daud dalam Sunan-nya no. 2358 secara mursal (tidak ada perawi sahabat di atas tabi’in), dari Mu’adz bin Zuhrah. Sementara Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in, sehingga hadis ini mursal. Dalam ilmu hadis, hadis mursal merupakan hadis dhaif karena sanad yang terputus.
-
📚Doa di atas dinilai dhaif oleh Al-Albani, sebagaimana keterangan beliau di Dhaif Sunan Abu Daud 510 dan Irwaul Gholil, 4:38.
-
Hadis semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thobroni dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat perowi dhaif yaitu Daud bin Az-Zibriqon, dia adalah seorang perowi matruk. Al-Hafidz ibnu Hajar mengatakan:
-
وَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ فِيهِ دَاوُد بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، وَهُوَ مَتْرُوكٌ
“Sanad hadis ini dhaif, karena di sana ada Daud bin Az-Zibriqon, dan dia perawi matruk.” (At-Talkhis Al-Habir, 3:54).
-
Ada juga yg ditambahi dgn lafadz:
-
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang paling welas asih."
-
Namun sekali lagi, tambahan ini juga tidak memiliki dasar dalam syariat. Karena itu, sebaiknya tdk dilantunkan sebagai doa berbuka.
.
.
🌐Konsultasisyariah.com
📝@isfeey

Let's HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang