Dingin, bak es batu
Dia, insan yang menyejukkan
Berhasil buatku penasaran
Dan ingin tahu segala tentangnya===
"Pagi mah, Ajeng berangkat dulu yaa!" Teriak seorang gadis sambil berlari.
Ia melangkah dengan terburu-buru seraya menggendong tas ranselnya di pundak. Tanpa menunggu respons ibunya, gadis itu menyambar daun pintu dan beranjak keluar dari rumah.
"Eh, ini belom dihabisin sarapannya_!" Sahut seseorang yang sepertinya baru saja menyelesaikan pekerjaan cuci piring.
BRAK!
Pintu itu sudah tertutup kencang dengan tak eloknya, membuat wanita setengah baya tersebut terlonjak kaget.
"Yaampun, kebiasaan!" Wanti -yang tak lain adalah ibu dari anak itu- hanya bisa geleng kepala tiap kali menjumpai putri tunggalnya selalu menyisakan sarapan.
Ajeng Misellia Skornicki, gadis berusia 16 tahun itu tengah bersekolah menengah atas di Jakarta. Namanya sangat bukan Indonesia, bukan? Tentu saja. Karena ayahnya asli orang Amerika.
Ajeng adalah siswi yang bisa dikatakan 'Anak nakal' di sekolah. Meskipun berhijab, tetapi dengan sengaja helai rambutnya itu sering ia tampakkan. Hijabnya dilipat dan tak menutupi dadanya.
Gadis campuran Jawa-Amerika itu terkadang suka memakai kosmetik di sekolah. Meskipun BK sudah berkali-kali menjadi tempat langganannya dihukum, ia belum juga merasakan jera.
Ajeng sangat bersemangat karena hari ini adalah hari pertamanya menginjak semester genap. Tak sabar rasanya bertemu dengan sahabat dan teman-temannya setelah melewati liburan panjang.
***
"Hai!! Apa kabar kalian ... ?" Sapa Ajeng seraya memeluk dua orang perempuan. Siapa saja sahabat-sahabatnya? Apakah mereka juga memiliki sifat nakal seperti Ajeng?
"Eh ... Queen kita udah dateng, tumben kaga telat nih?" Sindir Qeela yang singgah di tempat duduknya.
Aqeela Zarava, gadis manis dengan lesung pipit di pipinya. Ia merupakan sahabat Ajeng yang paling cerewet, tapi perhatian. Yang paling menonjol darinya adalah 'telmi' alias telat mikir.
"Iya dong, kan ini hari pertama. Besok-besok gue baru deh boleh telat," Ajeng menarik kursinya lalu duduk.
"Udah pada tau ga, kalau ada anak baru yang masuk kelas ini?" Celetuk Luna antusias.
Deluna Inkenanta, cewek fashionista dengan suara khasnya yang cempreng. Ia merupakan sahabat Ajeng yang mendapat gelar ter- 'alay'.
"Cowok atau Cewek?" Tanya Ajeng sedikit tertarik.
"katanya sih, cowok"
"Cakep? Pindahan dari mana? Lo udah ketemu anaknya?"
Luna memasang wajah kesalnya karena Ajeng berulang kali menghujani pertanyaan. "Buset mana gue tahu, lihat aja lah nanti!"
KRING ... KRING !
Bel masuk berbunyi tak lama kemudian. Semua siswa yang berada di luar kelas spontan berhamburan masuk. Para guru yang diberi bagian jadwal jam pertama pun bersiap untuk memulai pelajaran.
Seorang Guru memasuki kelas Ajeng, kemudian disusul dengan remaja laki-laki dengan topi, dan setengah wajahnya yang tertutupi masker.
"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru ... Ayo, perkenalkan dirimu," ucap guru tersebut, mempersilakan si murid baru untuk mengenalkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Fella (Alsand) [COMPLETE]
Teen FictionMaaf, aku telah gagal menjadi sahabatmu. Karena sungguh, rasa kagum ini melebihi dari yang seharusnya. Kembalilah sebagai teman, lupakan bahwa dulu kau tahu aku menyukaimu.