Andai ia tahu
Bersama berdua dengannya
Rasanya semua masalah ini
Mendadak sirna dengan mudahnya.===
"Tring!"
Ilham yang saat itu sedang bersantai sembari membaca komik pun segera mengambil ponsel di meja. dilihatnya ada notifikasi dari Ajeng. Ia pun membuka chat itu.
___
Ajeng
- Ham, udah baikan?
- Ham
"hadeh ni anak pagi-pagi minta ngapa dah?" Batin Ilham
Alhamdulillah udah, kenapa? -
- gapapa si, gue lagi sendirian nih. Pagi ini mama gabisa dateng
Trus? -
- Luna sama Qeela gabisa nemenin juga karena.. ya mereka kan sekolah
Bilang aja lo ngode biar gue kesana -
- kalo mau aja hehe
Lah biasanya kan lo yang ke kamar gue? -
- Ya gantian lah
Ga ah males. gue harus bawa tabung oksigen, berat -
- Oh yaudah deh gapapa
- :)---
"ngapain si pake ngirim fake smile segala, buat hati ga tenang kan jadinya, duh" Gumam Ilham sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu.
***
"Cklek!"
Seketika Ajeng terkejut ada seseorang yang tiba-tiba membuka pintu ruangannya.
"Gue pulangg!!" Seru Ilham dengan nafas tersengal sambil membawa plastik berisi makanan.
"Astagfirullah, salam dulu kek. Ntar jantung gue kambuh gimana?"
"Lo juga gapernah tuh"
"Pernah woi. Dan seharusnya lo gaperlu bilang 'gue pulang!' tiap kali dateng kesini. Ini bukan rumah kita, Cukup bilang aja 'good morning Ajeng yang cangtip!' atau salam gitu kek"
Ilham memutar bola matanya malas mendengar ocehan Ajeng.
"Gue habis dari kantin, lagian juga tempat ini udah kek rumah kedua kita kan? Jadi apa bedanya?"
"Gue dah eneg sama tempat ini, pengen pulang!" Seru Ajeng menjawab
"Tau kan gimana rasanya jadi gue selama ini?"
"Iya, ngga enak"
"Lo pengen ini dari kemaren kan? nih gue bawain burger, udah sarapan belom?" Tanya Ilham sambil mengeluarkan kotak burger dari plastik yang ia bawa.
"Udah tadi, makan bubur dari rumah sakit" jawab Ajeng langsung mengambil burger itu dari tangan Ilham dan melahapnya
"Yeeu, langsung abis. Perut lo itu gentong atau apasi?"
"Bosen ampe mual gue makan tuh bubur, jadi ga gue abisin, untung lo bawain ini. Makasih ya"
"Oh"
"Tumben lo ga beli?"
Ilham hanya menggeleng cepat, masih sambil menetralkan nafasnya.
"Lo gapapa, Ham?" Tanya Ajeng cemas
"He'em" Ilham hanya mengangguk pelan kemudian menarik napas panjang. Selang tipis yang tersemat di hidungnya mengantarkan kembali oksigen ke paru-parunya dari kereta tabung kecil yang ia bawa.
"Gue gapapa." ucapnya sambil tersenyum tipis.
"Ilham.. Lo habis lari - lari lagi ya?"
"Iya, abisnya gue seneng banget sih, udah lama ga jalan pake kaki.. Kalo ada kak Tammy selalu aja pake kursi roda. Ga seru."
"Tapi lo tau kalau itu membahayakan buat paru-paru lo kan?-"
"Mampus gue keceplosan, blegug bgt sih lo, Jeng" batin Ajeng merutuki dirinya sendiri.
"Lo tau dari mana ?"
"T-tapi jangan marah ya?" Tanya Ajeng yang lagi-lagi membuat Ilham bingung.
"Dari.. kak Tammy"
"Udah gue duga, pasti dia yang bocorin" gumam Ilham kesal
"Eh-eh! Jangan marahin kak Tammy! Gue yang minta dia cerita kok"
"Cerita? Trus dia cerita semua tentang gue?"
"Iya.. maap ya, Ham"
"Huft, Coba aja paru-paru gue bisa bekerja normal kek orang lain. Pasti gue bisa lari tiap hari tanpa takut bakalan mati kehabisan napas" candanya memecah kecanggungan.
Ajeng hanya tertawa pelan menyembunyikan kekhawatirannya. Sungguh, hatinya benar-benar tak suka Ilham mengatakan dark meme seperti itu.
===
avv
KAMU SEDANG MEMBACA
Just a Fella (Alsand) [COMPLETE]
Teen FictionMaaf, aku telah gagal menjadi sahabatmu. Karena sungguh, rasa kagum ini melebihi dari yang seharusnya. Kembalilah sebagai teman, lupakan bahwa dulu kau tahu aku menyukaimu.