1. THROWBACK: KELAS BARU

439 45 79
                                    

2014.

Mading SMA Insan Angkasa pagi ini sangat ramai. Semua siswa rela berdesak-desakan mencari namanya di mading untuk memastikan dimana kelas barunya. Ya, hari ini adalah hari pertama para siswa kembali ke sekolah setelah libur yang cukup lama.

Berbeda dengan cewek bernama Raviola Aurora, atau sering dipanggil Vio. Dia hanya duduk di kursi yang berada di koridor menunggu Rian yang berdesak-desakan di mading untuk mengecek kelas barunya.

Vio menunggu Rian cukup lama, yang ia lakukan hanya duduk melamun sambil mengayun-ayunkan kakinya. Tubuhnya yang kecil membuatnya terlihat lucu di saat seperti itu.

Tak lama laki-laki yang bernama Riandhika Vatra itu menghampirinya, "Heiii!"

Rian yang tiba-tiba duduk di sebelah Vio membuyarkan lamunannya dan membuatnya sedikit kaget.

"Lagi ngelamunin apaan sih Vi, mikirin Rian yang gantengnya ngga ilang-ilang tujuh turunan ini ya??"

Vio hanya mendelik, sebal mendengarnya.

"Masih pagi jangan jutek gitu dong, nanti cantiknya ilang loh neng,"

"Apaan sih?" Ujar Vio, ketus.

"Hehee, maklum itu gombalan pagi jadi masih receh, nanti kalo udah siang gombalannya bakal menggetarkan hatimu neng,"

"Ishh udah deh Yan. Cepetan kasih tau aku masuk kelas mana?" Tanya Vio bernada sedikit kesal.

"Kamu masuk ke kelas XII IPA-1, kalo aku masuknya ke kelas XII IPA-5" Ujar Rian.

"Yahh.. Kita ngga sekelas Yan?" Tanya Vio, merasa kecewa.

"Ya ngga lah cantiiiik." Rian jadi gemas sendiri dan mengacak-mengacak pelan rambut Vio.

"Iiiihhh Riaaaann! Bisanya cuma ngacak-ngacak rambut, kebiasaan! Ini udah aku rapihin dari pagi tauu!" Vio tiba-tiba menepis tangan Rian yang berada di atas kepalanya dan marah hanya karena rambut. Biasa, namanya juga cewek.

"Kok lebay banget sih," Rian tiba-tiba ikut berdiri dan memperlihatkan perbedaan tinggi badan mereka yang sangat jauh. Tinggi Vio hanya sampai sebahu Rian.

"Segitu aja marah, dasar anak kecil." Lanjut Rian.

"Biarin aja kecil, daripada tengil! Wlee!" Balas Vio mengejek Rian sambil lari kabur darinya.

Rian hanya tertawa gemas melihat tingkah laku Vio yang terlihat lucu di matanya. Rian sampai lupa untuk mengejar Vio karena matanya betah untuk terus melihat dan memperhatikan pacarnya itu.

"Sejak dulu kamu adalah penentu arah jalan hidupku. Sampai sekarang aku bisa bertahan karena kamu ada untukku.

Rambutmu yang terurai, lesung di pipimu, dan senyum manis di wajahmu, membuatku candu untuk terus memperhatikanmu.

Seperti namamu, Aurora. Kamu mampu melukiskan warna-warna indah dalam hidupku, bak Aurora yang melukiskan warna-warna indah di langit sana.

Terimakasih telah hadir. Aku bahagia menjadi pemilikmu.

Namun, apa kamu tulus untuk mencinta?
Tapi aku tak peduli. Yang aku tahu,

Aku mencintaimu."

*****

Sebenarnya alasan Vio ingin satu kelas dengan Rian bukan karena ingin pacar-pacaran atau ngebucin di kelas. Hanya saja Vio merasa tidak ada teman curhat di kelasnya, karena tidak ada yang bisa Vio jadikan tempat curhat selain Rian.

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang