Jam pelajaran Bu Reni kini sudah habis, tapi setelahnya tidak ada guru yang datang ke kelas Vio. Ya, kali ini JAMKOS. Alias Jam Kosong.
"Huhuu.. jamkos nih guys, mantep bener dah nih sekolah, baru masuk aja udah ada jamkos," Teriak Fino dari pojok kelas.
"Yoi! guys, btw kita ngapain ya biar gak jenuh?" Tanya Arip pada semua siswa di kelas.
"Kita karoke dong Rip, biar seruuu!" Jawab Fino.
Sedari tadi, hanya mereka berdualah yang paling sibuk membuat kerusuhan. Sementara Vio hanya sibuk bermain hp, chattan dengan Rian karena merasa bosan di kelasnya dan belum terlalu dekat dengan yang lain. Sementara cowok yang duduk disamping Vio lebih memilih menelungkupkan kepalanya diatas meja, mungkin tidur.
"Ayoo ah kita beraksi, taarriik bang!" Ujar cowok lain di depan Fino yang bernama Yasa.
Yasa Farhantio. Cowok yang masih satu geng dengan Fino, Arip, dan Bintang. Cowok ini otaknya setingkat dengan Arip. Yasa terkenal karena kulit putihnya, yang membuat ketampanannya semakin meningkat.
Semua anak cowok pun menghampiri meja Fino, terkecuali cowok disamping Vio. Ya, Bintang.
"Satu dua tiga mulai!"
Suara pukulan ke meja pun mulai terdengar. Fino, Arip, dan Yasa yang bernyanyi, sementara anak cowok lain yang memukul-mukul meja.
"SAAYAANGG.. OPO KOE KRUUNGUUUT,"
"JERIITE AATIIIKUUU, MENGHARAP.. ATIN KEMBAALII,"
"Eaaa, eh bentar-bentar. Atin sape? Orang gila depan sekolah ya?" Ujar Arip seenaknya.
"Ntar gue suruh kesini deh. Kasian lu, pantesan aja si Atin gila, ternyata gara-gara putus dari lo Yas?" Sambung Fino.
"Sialan lo pada, Atin tuh mantan gue yang paling cantik sekampung gue." Ujar Yasa membangga-banggakan.
"Halah mantan cantik sekampung aja bangga. Liat dong si Vio, tuh mantan gue yang tercantik se Jakarta." Ujar Arif ngaku-ngaku. Vio yang mendengarnya kesal bukan kepalang.
"Apaan sih kok lo ngaku-ngaku?" Tanya Vio dengan suara agak cemprengnya.
Bintang yang mendengar suara keras Vio langsung menutup telinganya dan mengecap Vio sebagai cewek rempong.
Sebenarnya ia tahu Vio siapa, lagian siapa juga yang tidak tahu? Satu sekolah tahu kalau Vio adalah penyumbang piala terbanyak karena prestasinya. Tapi selama bertahun-tahun sekolah disini, Bintang tidak pernah mengenalnya.
"Tau lo pada, berisik aja kerjaannya! Ganggu gue tidur aja!" Sambung Alana yang menjadi teman sebangku Yasa.
Alana Dira Angellisa. Nah ini nih. Satu-satunya cewek yang ada dalam gengnya Fino, Arip, Bintang, dan Yasa. Geng mereka memang tidak punya nama, namun satu sekolah selalu memanggil mereka 'Geng Alana' karena Alana lah ketuanya.
Mereka sering disebut penguasa di sekolah. Dan tak ada satu pun yang berani melawan mereka. Padahal sama sekali tidak ada niat menjadi so jagoan, hanya saja mereka adalah yang paling pemberani seantero sekolah. Makannya tak banyak yang menilai mereka sebagai orang-orang berkuasa.
Alana terkenal cantik dan tomboy dengan tubuh ramping berambut coklat yang sering diikat. Tak lupa ciri khasnya adalah bando hitam polos yang sering ia gunakan.
"Aduuh neng Vio, bos Alana. Galak banget sih. Neng Vio, kita kenalan dulu deh. Kenalin, Arip Syaripah anaknya Pak Irap dan Bu Arap yang terganteng satu kelurahan." Ujar Arip panjang lebar sambil menyisir rambutnya menggunakan tangan, so ganteng.
"Nama keluarga lo mirip-mirip ya Rip, bapaknya Irap ibunya Arap pantesan anaknya sarap." Ujar Fino.
Spontan toyoran Arip mengenai kepala Fino dan dibalas gelak tawa Fino dan teman-temannya.
Vio hanya bisa geleng-geleng kepala menanggapi sikap teman-teman barunya.
*****
Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Tapi Vio masih diam di kelas karena menunggu Rian untuk mengajak ke kantin.
Cowok yang duduk di samping kanannya membuat Vio heran. Sedari tadi Bintang hanya menelungkupkan kepalanya diatas meja. Bahkan saat Fino, Arip, Yasa, dan Alana yang merupakan teman satu gengnya mengajaknya ke kantin, Bintang justru menolak dan menyuruh mereka pergi duluan.
"Emm.. lo kenapa? sakit?" Tanya Vio sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
Lagi-lagi, Bintang tidak menjawab.
"Nih orang ya bener-bener. Gue dianggap tembok kali ya?!"
Vio menyentuh bahu Bintang, bermaksud membangunkannya, "Lo sakit? Kalo lo sakit sana ke UKS, kalo lo disini ntar malah nyusahin gue lagi."
Bintang langsung terbangun. Vio tersentak karena Bintang menepis keras tangan Vio di bahunya.
"Lo apa-apaan sih?!" Bentak Bintang.
"Kok lo marah sih? Biasa aja dong! Gue kan cuma nanya!" Balas Vio tak kalah kencang.
"Lo gak usah banyak nanya. Gue gak suka ditanya-tanya dan gue gak suka cewek banyak omong kaya lo."
Vio tiba-tiba berdiri, "Udah baik-baik ya gue nanya keaadaan lo, kenapa lo jadi marah-marah ke gue?!"
"Siapa suruh lo banyak nanya, gue gak butuh niat baik lo itu." Jawab Bintang, dingin.
"Lo tuh jadi cowok be-"
"Hai Vi!" Suara Rian yang baru saja masuk kelas memotong ucapan Vio.
Rian yang melihat raut kekesalan di wajah Vio jadi bingung dengan apa yang sedang terjadi.
"Ini.. ada apa ya?" Tanya Rian kebingungan.
"Tau ah! Yuk ke kantin!" Vio menghampiri Rian dan menarik tangannya agar cepat-cepat keluar dari kelas. Tapi Rian diam, tak beranjak dari tempatnya.
"Bin, gue duluan ya, atau lo mau makan bareng kita?" Tanya Rian pada Bintang.
"Apaan sih Yan pake ngajak dia segala, gak usah!" Ujar Vio.
Bintang mengangkat sebelah alisnya, "Lo kira gue mau makan sama lo? Ogah!"
"Eit.. Udah-udah. Yaudah Bin gue duluan ya!" Ujar Rian yang tangannya sudah ditarik Vio untuk keluar kelas.
Bintang hanya mengangguk, "Gila ya tuh cewek. Jijik."
*****
AURORA
🌈🌈🌈
Haii salam hangat dari author, dan terimakasih untuk para pembaca, jangan lupa vote, komen, and share:)
Salam buat kalian semua dari:• RAVIOLA AURORA
• BINTANG RAFANZA
• RIANDHIKA VATRA
• ALANA DIRA ANGELLISA
• FINO ARMADITO
• ARIP SYARIPAH
• YASA FARHANTIO
Instagram: @arindustory_
Seeyou:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
Teen FictionMenjadi seorang dokter tidaklah mudah, apalagi ketika harus terjebak dengan masalalu. Itulah yang Vio alami. Berawal dari sebuah geng di masa SMA, Vio tidak menyangka bahwa dia mampu jatuh ke lain hati setelah masuk ke geng tersebut, padahal dia sen...