Hari ini sama seperti kemarin. Sepi rasanya. Tidak ada lagi celetukan-celetukan dari siapapun. Baik Arip ataupun Fino. Semua fokus selama jam pelajaran berlangsung.
Setiap pembahasan yang Bu Ayu jelaskan, semua mengangguk dan mendengarkan. Bu Ayu sempat salut dengan perubahan kelas ini yang berubah drastis. Tidak ada yang menyangka.
Namun, kesalutan Bu Ayu kembali sirna ketika melihat Fino dan Arip yang duduk sebangku sudah terkulai lemas di atas meja. Mata mereka sudah tertutup. Dan yang lebih parah, ada segaris cairan di bibir Arip yang mengalir ke atas buku yang dinamakan ILER. Kebayang kan gimana jijiknya si Arip?
Bu Ayu membuang nafas panjang, "ARIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIP!! FINOOOOOOOOOOO!! BANGUN!!"
Arip dan Fino langsung terbangun kaget bersamaan dengan mata yang merah akibat masih mengantuk.
"Ada apa?? Gempa?? Tsunami?? Longsor?? Banjir??" Tanya Arip, panik.
"Ada bom meledak!" Timpal Yasa yang duduk di depan mereka.
"Apa?? Bom?? Meledak?? Rip ada bom Rip!! Ayo keluar!!" Teriak Fino panik sambil menyeret Arip untuk keluar kelas.
Mereka berdua berlari panik keluar kelas, kesempatan itu langsung Bu Ayu gunakan untuk mengunci pintu kelas agar mereka tidak bisa masuk lagi.
Semuanya tertawa puas menertawakan mereka. Tak lama mereka kembali untuk masuk kelas, namun nihil. Pintu kelas sudah dikunci oleh Bu Ayu.
"Aduuuh bukain dong buuu!" Teriak Arip sembari menggedor-gedor pintu kelas.
"Lo sih pake narik-narik gue! Jadinya kan kita gak bisa masuk gini!" Ujar Arip emosi pada Fino.
"Ya maap kan gue kaget. Lo juga salah. Kenapa lo mau aja gue tarik-tarik?" Tanya Fino.
"Gue juga kaget! Gue kira ada bom beneran. Makannya gue ikut lari keluar." Ujar Arip.
Fino tiba-tiba berpikir sesuatu, "Tadi yang bilang ada bom siapa?"
"Yasa." Jawab Arip. Fino dan Arip spontan bertatapan.
"YASAAAAAAAAA!!!!" Teriak keduanya bersamaan.
Yasa yang mendengar teriakan mereka hanya bisa tertawa puas diikuti gelak tawa murid yang lain.
"Sudah-sudah. Diam semuanya. Ibu tidak mau masalah seperti waktu itu terulang lagi. Ada yang mau mengikuti Fino dan Arip diluar?" Tanya Bu Ayu.
"Ngga bu.." Jawab semua serentak.
Bu Ayu kemudian melanjutkan lagi pembelajaran yang tadi terhambat karena Fino dan Arip.
"Awas aja ya lo berdua," Ucap Alana kesal.
*****
"Lo berdua tuh susah banget diatur ya. Mau gue apain lo berdua? Mau gue apain? Hah?!" Alana menjewer kuping dua makhluk aneh ini dan menyeretnya ke dalam kelas.
Siapa lagi kalau bukan Fino dan Arip. Kini jam pelajaran Bu Ayu sudah habis. Untungnya kini belum ada guru yang masuk, jadi Alana bisa bebas memarahi mereka.
"Aduuuh ampun Al ampuun," Rengek Fino yang sudah kesakitan karena dijewer Alana dari ujung kantin sampai sini.
Bagaimana Alana tidak kesal, ketika yang lain kesusahan di dalam kelas, mereka berdua malah enak-enakan makan bakso di kantin.
"Istrikuuuuh, kamu galak banget siiih, aku kesakitan niiiiih," Rengek Arip yang membuat Alana makin keras menjewernya.
"Istrikuh istrikuh! Makan nih istri!!" Ujar Alana sambil mengeraskan jewerannya di telinga Arip. Sementara Arip makin mengeraskan rengekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA
Fiksi RemajaMenjadi seorang dokter tidaklah mudah, apalagi ketika harus terjebak dengan masalalu. Itulah yang Vio alami. Berawal dari sebuah geng di masa SMA, Vio tidak menyangka bahwa dia mampu jatuh ke lain hati setelah masuk ke geng tersebut, padahal dia sen...