|BAGIAN DUA PULUH DELAPAN|
Meskipun semua udah terlihat jelas,tapi biarin gua ngejaga lu tanpa tau jawaban lu nantinya bakal apa.
-Alfi Arjunka Maxmiliam
***
"Alfi?!"
"Lu nga-ngapain kesini. Kaki lu masih sakit,fi" Ucap Puan dengan raut muka khawatir sedangkan Alfi tak mengubris perkataan Puan. Alfi tengah menatap tajam lelaki yang akan menampar Puan tadi.
"Bro! Lu main kekerasan ma cewe. Lu tau? Cuma cowo PENGECUT! yang lakuin itu"
Lawan bicara Alfi hanya tertawa meremehkan dan disusul oleh anak buahnya"so-soan mau nyelametin,nih cowo. Udah deh lu mending pulang terus obatin tuh kaki lu!" Ucapnya dengan menendang kaki Alfi yang saat itu terkena tusukan pisau dari Rexelle. Alfi meringis. Ia mencoba menahan rasa perih dari lukanya yang masih basah. Sedangkan Puan udah khawatir setengah mampus saat itu.
"Fi ud-udah ya. Kita pergi aja. Please" Puan memohon. Tapi percuma ia lakukan itu. Alfi terlihat sangat marah pada lelaki yang terlihat seumuran dengannya.
"Lu mending diem!" Bentakan yang cukup membuat Puan membisu. Ya kalau ini udah terjadi Puan tak akan bisa melawan.
Belum tau gua siapa ni cowo, batin alfi
"Lu bukan jagoan. Dan lu sini ikut gua" Tangannya terulur untuk kembali menarik Puan. Puan tersentak kaget,ia mencoba untuk melepaskan cengkraman yang semakin lama semakin kencang"lepas! Sakit!" Satu tetes air mata keluar dari iris berwarna coklat itu.
Alfi yang secara langsung melihat Puan menangis langsung melayangkan pukulan diperut lelaki ini. Bahkan tak segan-segan Alfi membuat lelaki ini terkapar tak berdaya ditanah.
Tak terima dengan perlakuan Alfi,anak buahnya kembali membalaskan pukulan pada Alfi. Bukan Alfi namanya jika ia menyerah dengan 5 lelaki yang saat ini menyerangnya.
Sedangkan Puan ketakutan saat itu juga. Rasa khawatir pada keadaan Alfi seketika meluas didiri Puan. Ia tak dapat menahan tangisannya. Ingin sekali Puan melerai pertengkaran itu tapi Puan sadar jika ia pergi kesana akan bertambah buruk keadaannya.
Yang saat ini Puan lakukan hanya menangis.
Puan ini tipikal perempuan yang gak mudah nangis,tapi saat ini ia merasa bersalah banget pada Alfi jikalau terjadi sesuatu padanya. Apalagi sebelum ini Alfi mengalami kecelakaan pada kakinya yang tak sengaja tertusuk.
Satu persatu anak buah lelaki brengsek itu terkapar tak berdaya ditanah bersama sang ketua. Dengan liciknya mereka semua mengincar kaki Alfi. Tapi Alfi bukan pertama kali melakukan hal ini. Dengan gesit ia menghindar dan melayangkan pukulannya dirahang lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT SUPERIOR
Random[091219 - Ranking#5 in traublemaker] #84 in Ketuaosis #178 in Sadending #216in Funny #145 in Osis #19 in wibu ↳Sebelum membaca follow dulu because ada beberapa part yang akan diprivate. INI HANYALAH KISAH FIKSI. ⚠⚠⚠ Yang kita lihat tak seperti yang...