12

4K 363 7
                                    


Mohon maaf di bab 11 ada salah copas dari word hehehe...  Silahkan baca bab 11 yg sudah di reupload ya. 

Maafkan aku sayang, sepertinya waktuku sudah hampir habis untuk mengenangmu. Ada hati yang perlu kujaga disini. Semoga kau tenang disana. Biarlah kali ini aku egois untuk melupakanmu.

Kuharap kau tidak berdoa pada Tuhan untuk menghukumku. Aku berharap kau mengerti bahwa cintaku padamu akan tetap ada, tapi yang kuyakini takkan pernah menjadi nyata.

Ada hati yang harus kujaga sekarang. Ibu dan adikku, aku tak mau menyakiti mereka seperti yang telah kulakukan padamu.

Bukannya aku akan melupakanmu.
Tidak. Bahkan, sedetik pun aku membenci untuk melupakanmu. Kau, sudah seperti nafas yang harus kukenang dalam diam.
**

Sepasang mata kelam itu memandangi batu nisan yang berada di hadapannya. Di dalam sana telah terbaring sosok yang mulai detik ini takkan ia kumandangkan lagi namanya di hatinya. Janjinya pada sang ibu akan ia tepati.

Javier sudah memutuskan untuk mengunjungi Aliandra sekali lagi dan untuk yang terakhir. Ia akan menutup kenangan bersama wanita yang telah pergi meninggalkannya itu.

Kini ada Ibunya dan juga Mona, wanita yang akan ia nikahi tiga bulan lagi. Javier sudah memutuskan akan menikahi wanita pilihan ibunya agar ia bisa menebus segala kesalahannya.

Berat memang rasanya bila mengingat betapa hinanya ia dulu dengan bertunangan dengan wanita lain disaat dirinya dan Aliandra masih terikat pernikahan. Rasa amarah dari api cemburu telah membuat akal sehatnya menghilang.

Rasanya dulu ia tak pernah menduga bahwa balasan atas perbuatannya adalah dengan kehilangan wanita yang sudah ia sia-siakan.

Aliandra memang bersalah. Wanita itu mencoba menjalin hubungan bahkan tidur bersama laki-laki lain, tapi perasaan marah itu rasanya tidak ada bandingannya jika harus kehilangannya. Delapan tahun sudah rasanya kehadiran wanita itu sudah membuatnya terbiasa.  Ia meragu akan mendapatkan rasa yang sama seperti saat menjalin hubungan dengan mendiang Aliandra. Mona mungkin tak sama dengan Aliandra, tapi Javier akan mencoba hubungan baru demi ibunya. Javier takkan bertanya lagi pada ibunya masa lalu apa yang membekas dalam benak wanita itu. ia cukup sadar diri untuk tidak menyakiti hati wanita yang tersisa. Kini, Javier harus menjaga perasaan ibunya dan juga Jessica, adiknya.

Sambil mengelus nisan itu dengan lembut, Javier mulai berbicara pada nisan istrinya.

"Aku takkan pernah melupakanmu, takkan bisa. Tapi, aku harus menjaga perasaan ibuku. Dia bilang bahwa kau memiliki kaitan masa lalu dengannya. Namun, apapun itu takkan pernah merubah perasaanku padamu. Kau tetaplah cintaku."

Mungkin bodoh bila terdengar orang lain. Seolah ia sedang berbicara dengan orang lain, padahal tidak. Javier juga tak tahu apakah semua yang ia katakan akan terdengar oleh Aliandra. Perasaannya hanya berkata bahwa istrinya selalu berada di sisinya. Aliandra takkan pernah beranjak dari hidupnya. Ia yakin itu.

"Sekarang aku akan memulai hubungan dengan Mona. Tidak, bukan karena aku ingin meneruskan apa yang sudah membuatmu tersakiti. Aku ingin membahagiakan ibuku. Hanya itu yang dapat membuatnya bahagia. Sama sepertimu, dia juga sama pentingnya bagiku."

"Bapak datang lagi?"

Javier menoleh ke arah pria tua dengan kaos yang terlihat usang. Mang Jajang, begitu orang lain memanggilnya. Pria tua itu adalah penjaga kuburan sekaligus orang yang ia tugaskan untuk mengurus makam istrinya secra rutin.

"Iya, tapi kemungkinan ini yang terakhir. Bisa jaga makam ini untuk saya, Pak? Nanti setiap bulannya gaji bapak akan saya kirim."

Pria tua itu tersenyum penuh keengganan. Sambil mengusap tengkuknya, ia berkata, "Sebenarnya pak, saya dapat dua kali gaji. Dari bapak sama Neng cantik yang sering kesini dulu. Tapi empat tahun lalu dia pamit pergi. Katanya ke Amerika gitu."

Don't Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang