13

4.9K 482 24
                                    


Mobil sedan berwarna putih susu itu mengarah tepat di tempat parkir mobil yang di khususkan untuknya. Tak lama dari dalamnya keluar seorang wanita yang mengenakan dress pink dengan kacamata hitamnya. Tampak seorang pria berpakaian kemeja putih dan celana bahan hitam keluar dari toko untuk menyambutnya.

"Selamat datang, Bu Cassie." Ucapnya ramah. Senyumnya yang ramah memamerkan deretan giginya yang putih pada atasannya yang baru saja pulang dari luar negeri.

"Bagaimana kinerja toko kita selama aku pergi?"

Cassandra tak mau berbasa-basi membalas sapaan ramah itu. Ia juga takkan menunggu sampai kakinya menapaki butiknya itu. Ia harus tahu bagaimana kinerja butiknya yang berada dalam pengawasan Andi, manajernya itu.

"Lumayan baik. Beberapa pesanan gaun pengantin sudah kami selesaikan. Rencananya ada sepasang calon pengantin yang akan melakukan fitting siang ini."

Cassandra memandang puas pada papan toko yang sudah terpasang hampir tiga bulan ini di atas pintu masuk tokonya. Ia tahu bahwa nama itu akan cocok menggambarkan identitas butiknya.

Alia's Happines
Wanita itu sengaja memilih nama yang indah untuk tokonya sekaligus mengingatkannya pada sosok yang akan selalu kekal dalam ingatannya. Ia ingin kenangan Aliandra selalu bersamanya. Ada kebahagiaannya dan saudara kembarnya itu di toko ini. Cassandra berharap kebahagiaan itu tersampaikan dengan tepat.

Langkah kaki Cassandra berjalan memasuki butik ini. suasana feminim yang di dominasi dengan warna pastel seperti membawanya ke negeri dongeng. Ternyata Mike benar-benar memperhatikan permintaannya. Ia memang berkata ingin membuat konsep butiknya sangat feminim dan tampak seperti negeri dongeng. Hiasan peri di langit toko tak membuat suasana di sana seperti toko anak-anak. Malah peri-peri bersayap yang tergantung di atasnya seolah sudah menancapkan panah cinta pada siapa saja yang memasuki toko ini.

"Kali ini biar aku saja yang menangani pelanggan kita." Ucap Cassandra tanpa melepaskan tatapannya sedikit pun dari dekorasi butiknya.

Biasanya para asisten dan juga desainer junior yang mengerjakan desain. Ia hanya memeriksa detail yang dikirimkan melalui email. Namun, kali ini Cassandra ingin terjun langsung menangani permintaan pembelinya. Pelanggan pertama setelah kepulangannya dari Amerika, akan menjadi pasangan spesial yang akan ia layani sepenuh hati.

"Kau yakin akan melayaninya sendiri?"

Cassandra berbalik dan memberikan senyuman terbaik yang ia punya pada bawahannya itu.

"Kau sedang berbicara dengan seorang desainer. Aku siap kapan pun jika kemampuanku memumpuni." Ucapnya.

Andi langsung menganggukkan kepalanya. Ia sudah mendengar dari Tunangan atasannya itu, jika Cassandra adalah sosok yang paling sulit di tentang. Wanita itu tak suka jika di remehkan. Untuk satu ini, ia akan membiarkan atasan sekaligus pemilik tempat ini mengambil alih.

"Baiklah, akan kuberitahu jika pasangan itu sudah datang."

Cassandra berbalik dan berjalan meninggalkan Andi. Ia pun melanjutkan langkahnya menyusuri butik berlantai dua itu. Masih dengan kekagumannya pada dekorasi yang di rancang Mike, ia membelai untaian daun yang melilit pegangan anak tangga. Sepatunya yang bertemu dengan permukaan kaca yang membentuk tangga membuatnya semakin menikmati suasana butiknya. Rasanya seperti sedang dalam perjalanan tur menyusuri negeri dongeng yang manis.

Ketika pandangannya menangkap ruangan berada di ujung lantai atas ini, Cassandra langsung tahu bahwa ruangan itu akan menjadi tempatnya mencurahkan ide. Di sana ia akan membuat istana kecilnya untuk membuat karya yang akan dipakai.

Sama halnya seperti suasana di lantai bawah yang feminim seperti negeri dongeng dengan manekuin yang mengelilingi setiap sudut, ruangan yang akan di tempati Cassandra pun sama seperti yang di bawah. Hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil.

Don't Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang