24

2.8K 183 7
                                    

Pria jangkung itu memandangi jendela besar di hadapannya yang menampilkan pemandangan gedung pencakar langit yang tinggi dengan teraram senja orange yang memantul pada setiap sisinya.

Pandangannya menerawang jauh ke tempat yang ini sedang tidak ia pijaki. Pekerjaannya yang mengirimnya jauh dari lingkungannya, membuat pria itu sedikit merasa khawatir. Kalau saja ia bisa meminta untuk digantikan, pasti ia memilih untuk berada di sisi wanita yang ia cintai. Ia berjanji pada kekasihnya untuk pulang tepat waktu.

Setelah seminggu berada disini, nyatanya janji hanyalah janji. Ia harus memperpanjang seminggu lagi waktu kerjanya di sini. Investor yang direncanakan akan datang seminggu yang lalu mendadak menunda janji mereka. Sebagai pihak yang menarik para investor untuk menanam saham di perusahaannya, Mikhael cukup tahu bahwa dirinya tidak memiliki pilihan lain selain menuruti kemauan kliennya.

Meninggalkan Cassandra  sejak wanita itu pulang ke Indonesia adalah kali pertama baginya. Mike tahu bahwa dirinya harus ekstra menjaga tunangannya itu. Apalagi, ia tidak mau hal buruk terjadi pada tunangannya. Baginya, cukup sekali menempatkan wanita itu dalam posisi yang berbahaya. Ia takkan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka. Tanpa ia harus membentak atau menegur orang itu, Mike tahu bahwa hanya ada satu orang yang akan melakukannya tanpa permisi terlebih dahulu.

Seorang wanita di belakang Mike berdiri menatap punggung pria itu. Wanita itu memilih diam sambil menunggu Mike untuk mengalihkan tatapan kepadanya.

Terbiasa. Wanita itu sudah tak aneh dengan Mike yang seperti ini. Jauh dan tak terjangkau. Ia harus pandai-pandai merawat perasaannya agar tidak hancur. Baginya, hal baik akan datang pada mereka yang mau bersabar. Dan, wanita itu tahu kesabarannya pasti akan berbuah manis. Namun, entah sampai kapan rasa sesak ini menggerogoti hatinya. Mikhael selalu tak menghiraukannya. Dalam jangka waktu yang tak terhingga, wanita itu tahu kesabarannya tak memiliki batas waktu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Mike dengan nada dingin.

Wanita itu juga tak mengerti harus memulainya dari mana. Mike yang seperti ini rasanya bisa membunuhnya kapan pun. Sosok ceria dan humoris yang biasa ditunjukkannya terlihat seperti pribadi Mike lain yang menopengi diri lelaki itu yang sesungguhnya.

"Aku hanya ingin memberitahukanmu. Aku tahu ini mendadak, tapi kurasa kau harus segera bertindak."

Mike pada akhirnya terpaksa untuk berbalik badan dan melihat sosok wanita yang tak asing itu dengan alis menyatu. Ia tahu wanita itu takkan datang kepadanya secara mendadak kalau tidak ada hal mendesak dan salah satu hal yang penting itu pasti berhubungan dengan kehidupan pribadinya.

"Cassandra?"

Wanita itu menggeleng lemah. Ia tahu bahwa saat ini hanya ada mereka berdua di ruangan ini. Tidak ada kebohongan lagi saat membahas tentang wanita itu.

"Tidak, Aliandra."

Tiba-tiba saja tatapan Mike berubah menjadi tajam. Pria itu langsung mengeraskan raut wajahnya. Dengan langkah lebar, pria itu berjalan ke araj meja kacanya dan melempar semua yang berada di atasnya sambil berteriak kencang.

"SUDAH KUKATAKAN! DIA CASSANDRA BUKAN ALIANDRA!" teriaknya.

Wanita yang berada di hadapannya hanya mampu menutup matanya kala melihat kemarahan itu memuncak. Bukan sekali saja ia melihat Mike seperti itu, tapi sudah sering sejak lima tahun pertemuan mereka. Awalnya wanita itu akan berlari ketakutan atau menangis, tapi Mike yang seperti ini dipahaminya sebagai bentuk kesedihan karena kehilangan orang yang paling berarti.

***

Pandangan Mike seketika mengabur. Bayangan tentang ruangan gelap yang ia pernah datangi langsung merayap ke dalam penglihatannya. Ia ingat, tubuhnya gemetar memasuki ruangan itu. sebuah perabotan seolah berpindah posisi jauh, bahkan ada yang hancur seperti baru saja menerima pukulan keras.

Don't Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang