Seorang gadis duduk diam di bawah sebuah pohon sambil memakan salad buah kesukaannya. Dia berada di sekolah sekarang, menunggu kekasihnya menemui.
Mengingat kata kekasih membuat pipinya bersemu merah. Gadis itu masih tidak percaya jika sekarang dia sudah memiliki kekasih.
“Yahh,” seru gadis itu saat melihat salad buahnya telah habis. Helaan nafasnya terdengar karena makanan kesukaannya kini telah habis.
Kalau dipikir-pikir, lumayan lama dia menunggu kekasih barunya ini datang. Biasanya dia akan menghabiskan satu salad buah dalam waktu lima belas menit.
Berarti dia sudah menunggu selama hampir lima belas menit.
Sebenarnya Fian niat nggak sih ketemu dirinya? Sudah lima belas menit berlalu dan cowok itu tidak juga menunjukkan batang hidungnya. Dia bosan apalagi sekarang makanannya telah habis.
Akhirnya gadis itu bangkit dan menepuk bagian belakang membersihkan debu yang menempel.
Lebih baik dia pergi saja. Untuk apa dia menunggu selama ini demi seorang laki-laki? Maaf saja Fian belum seistimewa itu.
“Maaf gue err aku terlambat.”
Tangan gadis itu dicekal saat hendak berjalan pergi. Iris matanya bertemu dengan netra tajam itu. laki-laki di depannya ini menatapnya dengan sorot penuh penyesalan.
“Aku ada rapat OSIS dadakan tadi,” ujar Fian. Laki-laki itu menunduk menatap gadis yang resmi menjadi kekasihnya kemarin itu dengan tatapan lembut.
Eh? Kenapa Abby baru sadar? Wajah Fian terlihat sangat mengerikan. Memar kebiruan ada dimana-mana. Tangannya terulur meraih wajah laki-laki paling disegani ini, menyentuh memar-memar itu perlahan.
“Ini gara-gara kakak? Gue tidak menduga akan separah ini.”
“Aku sayang.” Fian mengingatkan. Mereka kan sudah menjadi kekasih, seharusnya mereka memakai aku-kamu bukan lo-gue lagi. “Tidak separah yang kamu kira.”
“Nggak parah gimana? Lihat semua luka ini.”
“Luka kecil sayang. Sepadan lah dengan restu yang diberikan kakakmu.”
“Maafkan aku, tidak seharusnya aku meminta kamu pergi menemui kakak.” Setetes airmata jatuh dari mata Abby. Airmata sialan yang membuat Fian mengumpat tidak suka. Laki-laki itu tidak suka jika melihat gadis tersyangnya menangis.
“Nggak perlu nangis. Anggep aja ini perjuangan buat dapetin kamu sayang.”
Abby membeku saat tangan Fian mengusap airmata yang jatuh di pipinya. Jantungnya terasa bertalu-talu karena Fian. Rasanya sampai sangat sesak karena jantungnya terlalu cepat berdetak.
Kenapa efek Fian masih semengerikan ini bagi jantungnya?
“Bernapas sayang.” Fian berbisik di telinga Abby. Senyum miring muncul karena melihat Abby yang membeku saat dia mengusap airmata itu. Ia tidak tahu jika dirinya akan seberpengaruh ini untuk kekasihnya.
Abby mengerjab pelan setelah Fian berbisik. Seperti sebuah sugesti, gadis itu mulai bernapas setelah tadi menahan napas karena perlakuan Fian.
“Kamu lucu banget sih.”
Fian mencubit kedua pipi Abby bersamaan. Bagaimana kekasihnya bisa semenggemaskan ini? Kenapa tidak dari dulu dia menjadikan Abby kekasihnya?
“Sakit,” gerutu Abby. Tangannya mengusap pipinya yang terasa nyut-nyutan karena cubitan mematikan dari Fian. Dasar, tidak tanggung-tanggung sekali Fian mencubitnya.
“Kamu ngapain ngajak ketemu disini?”
“Kangen.”
“Mau aku gampar yah?” Abby mencebik kesal. Selama lima belas menit dia menunggu tadi hanya ini? Tahu begitu lebih baik dia ke kantin aja bareng Anya dan Audrey.
Fian terkekeh karena melihat raut menggemaskan kekasihnya. Ia tahu gadisnya sedang kesal karena menunggu lama dan hanya mendapatkan kata kangen. Tapi tentu saja bukan itu tujuannya mengajak Abby bertemu.
Abby terkejut saat laki-laki itu berlutut dengan setangkai bunga mawar di tangannya. Sejak kapan Fian membawa bunga?
“Aku mencintaimu. Would you be my girl?”
“Kan kamu bilang kita udah jadian kemarin?”
“Kamu mah nggak bisa diajak romantis.”
“Nggak usah diulang-ulang Fian. Udah cukup kok,” ujar Abby. Gadis itu tersenyum manis sekali dan membuat Fian ikut tersenyum.
Abby benar kan? Perjuangan Fian di Amerika kemarin cukup membuktikan seberapa serius dirinya. Abby tidak perlu pernyataan lagi. Sudah cukup Fian membuat jantungnya berdetak kencang.
*****
“Abby!”
Dua orang gadis berlari mendekat kearah seorang gadis yang duduk diam di bangkunya. Mereka memberikan cengiran tanpa dosa saat Abby menatap tajam.
“Nggak usah teriak.”
“Hehehe, cie yang abis ketemu sama pengeran,” ujar Audrey yang membuat pipi Abby merona.
“Akhirnya yah lo bisa naklukin si Ketos.” Kali ini giliran Anya yang berujar. Abby menggangguk bangga. Ia juga tidak menyangka bisa jadi kekasih Fian, bahkan tanpa usaha lebih.
Bukannya Abby enggan berusaha bahkan dia belum mulai usahanya. Tidak berniat memulai sebenarnya karena dia belum seberani itu. mengagumi Fian diam-diam sudah cukup.
Tapi ternyata Tuhan memberikan Abby jalan lain. Tuhan malah membuat Fian yang mendekat padanya, bahkan berjuang untuknya. Ia bahagia? Tentu saja.
“Tapi lo bener-bener beruntung. Seluruh sekolah tahu jika si pangeran itu anti perempuan. Nggak sedikit gadis yang menyatakan cinta padanya tapi apa? Ditolak kan?” Anya berujar. Kedua temannya menatap gadis itu dalam. “Btw, gimana ceritanya lo bisa secepat itu jadian sama Fian?”
“Nggak tahu. Tiba-tiba Fian datang terus bilang suka sama gue.”
“Nggak mungkin! Lo pasti bercanda!”
“Kenyataannya begitu Anya.”
“Keren. Pake pelet apa?” Tanya Audrey.
“Enak aja pakai pelet. Entah tuh si ketos rada miring otaknya. Tiba-tiba datang terus bilang suka sama gue. Kalian tau yang lebih gila? Dia pergi ke Amerika nemuin kakak gue buat minta ijin.”
“Kayak mau nikah aja.” Entah perasaan Abby saja atau bukan tapi bicaranya Anya berbeda. Ia seperti tidak suka jika membahas Fian apalagi menceritakan bagaimana dia bisa menjadi kekasih sang pangeran sekolah.
Ini memang hanya perasaan Abby kan?
******
Update🎉🎉
Maaf seharusnya pas selesai sahur tadi updatenya tapi malah molor soalnya aku mandi, terus ke masjid wkwk
Semoga kalian suka part ini yah😉😉
Jangan lupa vote dan komen😘
Sidoarjo, 8 Mei 2019
Syltrawberry💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Monster Boyfriend
Teen FictionMonster? Bagaimana sih definisi monster bagi kalian? Sesosok yang tinggi besar dengan wajah mengerikan? Atau yang lucu seperti di film Monster Inc? Menurut Wikipedia Indonesia, Monster adalah makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari y...