“Selamat pagi nona.”
Sapaan hangat itu membuat gadis yang berjalan menunduk mengangkat kepalanya. Senyum kecil ia berikan pada beberapa pelayan yang sudah menunggu di sekeliling meja makan.
Gadis itu melangkah dengan sedikit lesu. Dia duduk dan menatap tanpa minat kearah makanan yang tersedia.
Menu ini adalah menu kesukaannya tapi ia kehilangan nafsu makan. Ia memikirkan tentang Fian yang akan menemui kakaknya nanti.
“Nona tidak suka menunya? Ingin yang lain?” suara seorang pelayan menyadarkan Abby. Senyum kecil ia layangkan pada pelayan itu.
“Tolong bawakan bekal saja, aku akan makan di kelas nanti.”
“Baik nona.”
Abby menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja. Dia menghembuskan nafas panjang. Masalah ini membuatnya hampir tidak bisa tidur tadi malam.
“Huft.” Helaan nafas Abby terdengar. Ia benci memikirkan sesuatu yang sebenarnya sepele. Sepele? Ini tidak sepele! Pemikiran dari mana itu?
“Nona? Bekal anda.”
Abby mengangkat kepalanya lalu menerima bekal yang diberikan pelayannya. “Terima kasih.”
Gadis itu berjalan meninggalkan meja makan. Saat baru membuka pintu utama mansionnya, pak Andi supirnya sudah siap. Ia segera masuk ke mobil.
Selama perjalanan Abby hanya diam menatap keluar jendela. Pikirannya melayang seputar Fian saja. Ia merasa sedikit, mph, khawatir? Sepertinya begitu.
Kemarin dia juga mengakui bahwa dia mencintai ketua OSISnya itu pada sang kakak. Entahlah, kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.
“Sudah sampai nona.”
“Terima kasih pak Andi,” balasnya. Gadis itu turun dari mobil.
Bima Putera masih sangat sepi sekarang, hanya ada beberapa murid. Ini memang masih sangat pagi jadi wajar jika hanya beberapa murid saja yang datang.
Setibanya di kelas, kelasnya kosong. Tidak ada seorang muridpun yang datang.
“Huft! Kenapa aku semakin gelisah?!” Abby mengacak rambutnya kesal. Kenapa semakin dia ingin tenang rasa gelisahnya terus muncul.
Ia benar-benar takut Fian kenapa-kenapa. Masalahnya kakaknya bukan orang sembarangan.
“Bodo! Bodo! Bodo! Mending makan.” Abby mengeluarkan kotak makan yang telah disiapkan pelayannya.
“Nasi goreng, sosis, suwiran ayam, air putih.” Itu bukan suara Abby oke? “Bagus tapi lo harus menambahkan sayuran.”
“Fian?!” pekik Abby terkejut. Kenapa Fian ada disini? Kenapa dia tidak menyadarinya? Kapan dia datang?
Fian tersenyum melihat gadis di depannya terkejut. Laki-laki itu bertopang dagu menatap wajah terkejut Abby yang terlihat menggemaskan.
“Kenapa nggak ada sayuran sama sekali?”
“Nggak suka. Ngapain lo disini?”
“Ketemu calon pacar.” Fian terkekeh pelan melihat reaksi gadisnya. sungguh, gadis ini memiliki banyak sekali reaksi menggemaskan yang membuat Fian kian terpana.
Andai dari dulu dia tahu jika ada gadis semenarik ini di sekolah mereka mungkin dia sudah mendekatinya. Kenapa Abby malah bersembunyi darinya hingga sulit ditemukan?
Abby mengumpat dalam hati. Ia sungguh tidak suka berada di dekat Fian dalam jarak sedekat ini. Jantungnya terus saja berdetak begitu kencang karena jarak mereka yang dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Monster Boyfriend
Fiksi RemajaMonster? Bagaimana sih definisi monster bagi kalian? Sesosok yang tinggi besar dengan wajah mengerikan? Atau yang lucu seperti di film Monster Inc? Menurut Wikipedia Indonesia, Monster adalah makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari y...