3 ~ Ungkapan

25K 1.9K 235
                                    

Sebuah ruang kelas terlihat sangat sepi. Hanya ada seorang gadis di dalamnya. Gadis itu sedang membawa sebuah novel dan mendengarkan lagu dengan headseat di telinganya. Di depannya juga terdapat sekotak salad buah.

Gadis itu adalah Abby. Dia memang sengaja datang sangat pagi. Juga sengaja membawa salad untuk sarapannya.

Sebenarnya pelayannya juga membawakan sekotak nasi goreng kesukaannya tapi akan dia makan nanti saat jam makan siang saja.

Entah kenapa, tapi Abby ingin sekali berangkat pagi hari ini. Padahal biasanya dia akan berangkat lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi.

SMP Bima Putera masih sangat sepi. Hanya beberapa siswa-siswi yang datang pagi dan mungkin bisa dihitung jumlahnya.

“Uhuk.. uhuk.. uhuk..” Gadis itu tersedak. Tenggorokannya terasa sangat sakit karenanya. Ia segera meraih sebotol air putih dan meminumnya dengan rakus.

“Elah makan salad aja pakai tersedak segala. Dasar aku,” gumam Abby. Ia menertawakan kekonyolannya sendiri.

“Abby!” teriak Audrey. Gadis itu berlari menghampiri Abby dan menghempaskan tubuhnya ke kursi.

“Jangan teriak-teriak.”

“Hehe kebiasaan. Tumben lo berangkat pagi.”

“Pengen aja. Lo juga tumben berangkat pagi, sendiri lagi. Anya kemana?” Abby menutup novelnya dan melepaskan sebelah headseat yang dipakainya. Sedari tadi dia memang hanya mengenakan satu headseat.

“Anya sakit, demam katanya.”

“Seriusan? Nanti kita jenguk kuy.”

“Nanti gue nggak bisa, ada janji,” sesal Audrey.

“Yaudah biar gue sendiri aja,” ujar Abby. Dia di rumah sendirian, daripada gabut mending jengukin Anya sambil main sebentar.

******

Bel istirahat berbunyi. Seluruh warga Bima Putera berhamburan keluar kelas. Termasuk Abby dan Audrey. Kedua remaja cantik itu berjalan bersama menuju kantin.

“Arrggh..” pekik Abby saat seseorang menabraknya. Jangan salah paham dulu, dia kali ini bukan ditabrak Fian tapi seorang gadis.

“Maaf kak, saya nggak sengaja.”

Sepertinya gadis ini adik kelasnya. Apalagi panggilan ‘kak’ yang diucapkannya. Gadis itu juga mengelap baju Abby yang terkena tumpahan minumannya dengan tisu.

Senyum miring Abby muncul. Jiwa jahilnya keluar lagi, sepertinya membuli sedikit tidak apa-apa kan? Sudah lama juga dia vakum dari kegiatan menyenangkan itu.

Tenang-tenang. Abby hanya membuli ringan kok, tidak seperti remaja kebanyakan. Tapi yang Namanya membuli tetap salah kan? Iya sih, tapi mau bagaimana lagi, jiwa ini sudah mandarah daging di diri Abby.

“Jalan pakai mata! Lo kira gue taneman pakai disiram segala?” ujar Abby. Ia juga menyingkirkan tangan adik kelasnya dari seragam miliknya.

“Maaf kak, saya tidak sengaja.”

“Pala lo!” Abby merebut gelas minuman dari tangan gadis itu, bersiap menumpahkan minuman ke baju adik kelasnya itu sebelum sebuah suara menginterupsi.

“Ekhm,” deheman pelan itu membuat Abby mematung. Sialan! Itu suara Fian bukan?

Kenapa Abby selalu berhubungan dengan Fian sih? Susah sekali menghindari seseorang yang membuat jantungnya berdetak kencang ini.

“Lo mau apa?” tanya Fian. laki-laki itu kini sudah berdiri di depan Abby dan memunggungi adik kelas itu. Kenapa Fian terkesan melindungi adik kelas itu ya? Menyebalkan!

“Kepo lo.” Jawaban ketus itu keluar dari mulut Abby dengan susah payah. Gadis itu sibuk menormalkan detak jantungnya yang berdetak sangat kencang karena tatapan Fian.

“Mau kemana lo?” Fian memegang tangan Abby saat gadis itu berbalik. Abby mematung sejenak karena genggaman tangan Fian pada pergelangan tangannya. Rasanya seperti ada sengatan listrik dari tangan Fian.

“Apa sih? Gue nggak ngapa-ngapain!” sentak Abby. Karena bingung, gadis itu menjawab pertanyaan Fian dengan jawaban yang salah.

Gadis itu melepaskan tangan Fian dari pergelangan tangannya lalu berlalu pergi sambil menarik Audrey. Fian benar-benar berbahaya. Efeknya sangat mengerikan untuk tubuh Abby.

Sekarang dia yakin bahwa dia memang menyukai Fian. Apalagi dengan ditambah ucapan bundanya semalam.

Kemarin malam Abby menghubungi bundanya dan menceritakan semuanya. Bundanya memberi saran dan yah sedikit nasihat untuknya.

Kemarin juga Abby bertanya ia harus muncur atau berjuang? Dan jawaban sang bunda adalah Abby harus mengikuti kata hatinya. Masalahnya sekarang, Abby tidak tahu apa yang hatinya katakan.

Sementara Fian di belakang Abby tersenyum miring. Dia berbalik dan menatap ke adik kelas yang tengah menunduk itu.

“Lo nggak pa-pa?” gadis itu mengangguk. “Lain kali kalau lo nabrak dia lagi, gue bakal Drop Out lo dari sekolah.”

******

“By, yakin nanti aja pulangnya? Gue nggak bisa nemenin,” ujar Audrey. Wajah penuh sesal terlihat jelas dalam penglihatan Abby. Gadis itu tersenyum pada temannya menandakan tidak masalah.

“Pulang duluan gih, bentar lagi gue juga pulang. Mau baca ini dulu kurang dikit.” Abby menunjukkan novel yang sebelumnya dia baca.

Audrey mengangguk lalu meninggalkan temannya sendiri. Dia memang ada urusan penting jadi tidak bisa menemani temannya ini.

Setelah Abby melihat Audrey menghilang dibalik pintu, gadis itu kembali tenggelam di dalam dunianya. Novel di tangannya kembali menyedot perhatiannya.

Seseorang masuk ke dalam kelas Abby. Dia lalu duduk tepat di depan gadis itu, menopang dagu sambil menatap kearah gadis yang fokus membaca novel itu. Abby bahkan tidak menyadari kedatangannya.

“Huaa gila keren banget ini cerit- FIAN?!” jerit Abby. Akhirnya setelah beberapa menit gadis itu menyadari kehadiran orang lain di depannya.

Lagi-lagi jantung Abby berdetak sangat kencang.  Wajahnya terasa memanas karena ditatap oleh Fian dengan jarak sedekat ini.

Sementara Fian tersenyum dengan sangat menawan melihat wajah Abby yang mulai memerah. Wajah gadis itu juga menunjukkan keterkejutan karena mendapati dirinya disini. Fian sangat menikmati wajah bingung gadisnya.

Errr,, gadisnya?

Dasar Fian, seenaknya saja dia mengklaim Abby sebagai gadisnya.

“Lo ngapain disini?”

“Ada masalah?” tanya Fian balik. Dia kembali tersenyum melihat wajah tegang gadisnya. Entah kenapa sejak beberapa hari ini Fian selalu mendapati Abby menatapnya diam-diam. Saat Fian menatapnya balik dia selalu menunjukkan ekspresi semenggemaskan ini.

“Gue suka sama lo.”

APA FIAN BILANG?!

*****

Update Broooo💜💜 selamat malam minggu.

Sayang-sayang ada yang nunggu Fian nggak nih??😂😂😂

Aku suka banget ngetik cerita ini, aku bucinnya Fian btw. Apalagi antusias kalian bikin aku makin semangat💜💜

Jangan minta double bro, kemarin udah😂😂😂

Jangan Lupa vote dan komen ya sayang😘😘

Salam sayang,
Sidoarjo, 20 April 2019

Syltrawberry💜💜

My Monster BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang