15~ Abby pelakor?

16.5K 1.1K 39
                                    

“Bunda.”

Ucapan lirih itu membuat dua orang di ruangan itu segera menoleh. Mereka serempak berdiri dan datang mendekati sumber suara. Keduanya memasang wajah panik melihat wajah pucat si pemilik suara.

“Bunda mana? Mau peluk bunda,” rengek gadis itu. Netranya menatap kedua laki-laki yang berdiri mengelilinginya, disamping kanan dan kiri.

“Bunda sedang di Sumatera lovely, cabang restoran disana sedang bermasalah jadi dia harus turun tangan.”

“Aku mau bunda pokoknya!!!!” teriak gadis itu. Kesal rasanya saat dia ingin memeluk sang ibu tapi beliau tidak ada disini. Abby butuh pelukan ibunyaaaaa.

Hiks

Isakan kecil keluar bersamaan dengan airmata yang mengalir deras. Dia mau bundanya, titik nggak pake koma apalagi tanya. Dia ingin pembahasan ini berhenti dan bundanya datang, tidak perlu diteruskan apalagi ditanyakan.

“Ada yang rindu bunda?”

Seseorang dengan wajah tertutup boneka Spongebob berukuran besar datang dari balik pintu. Dia melangkah perlahan mendekati brankar dimana Abby berbaring. “Rindu bunda?”

Abby melompat ke pelukan sang ibu saat boneka itu di letakkan disampingnya, membuat wajah ny. Ramaliel terlihat. binar bahagia jelas tidak bisa disembunyikan saat tau sosok paling diinginkannya datang.

Ibunya, malaikatnya, surganya, dan segalanya.

Fian tersenyum melihat raut bahagia gadis kesayangannya itu. Kebahagiaan kekasihnya adalah prioritasnya, senyuman Abby adalah candu baginya. Astaga Fian ingin menikahinya sekarang!!

Tangannya terangkat memukul pelan kepalanya sendiri. Dasar otak sialan! Bisa-bisanya berpikir ingin menikah di usia segini.

“Fian,” panggil Abby. Laki-laki itu segera mengangkat wajahnya dengan senyuman favorit Abby, melangkah mendekat dengan perlahan.

“Kenapa sayang?”

“Penjelasannya?” tagih gadis itu. Kekasihnya sudah berjanji kemarin akan memberikan penjelasan padanya dan dia harus mendapatkannya.

Tangannya dilipat di depan dada, menatap tajam kekasihnya yang justru terkekeh kecil. Usapan lembut dia rasakan di rambutnya. Pelakunya? Si monster tentu saja.

“Audrey yang membuat kamu meminta putus bukan?” tanya Fian. Bibirnya mendekat ke telinga gadis kesayangannya itu. “Aku akan memusnahkan apapun yang membuatmu meninggalkanku. Kamu milikku selamanya.”

Gila! Abby merinding mendengarnya. Mph… bukan, bukan, bukan karena ucapan kekasihnya tapi karena jarak mereka yang terlalu dekat. Dia jadi tidak fokus dengan apa yang diucapkan oleh laki-laki itu.

Jantungnya berdetak keras berada sedekat ini dengan Fian. Bahkan hidungnya dengan tidak tahu malunya malah menghirup aroma menenangkan dari kekasihnya.

“Aduh!” Fian mengaduh saat telinganya ditarik dengan sadis oleh bunda Abby. Laki-laki itu kemudian memasang wajah polos tanpa dosa setelah sebelumnya memasang wajah monster. “Sakit tante.”

“Biar tahu rasa! Masih kecil nggak usah macem-macem! Kamu mau ngapain kesayangan saya hah? jangan cium-cium nggak baik!! Mau saya jewer sampai lepas telinga kamu?!”

Tawa Abby mengudara saat melihat kekasihnya dengan wajah polos menggeleng pelan. Astaga benarkah Fiannya bisa begitu?

Fiannya yah? Apa dia masih bisa mengklaim jika laki-laki itu miliknya setelah kata putus yang terucap dari mulutnya?

“Tante jangan nuduh dong, saya cuma mau rapihin rambut Abby. Saya menyayanginya, saya tidak akan melakukan hal itu. Saya tidak akan melewati batas seperti mencium, tante percaya kan?”

My Monster BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang