4 ~ Fian Sudah Gila?!

26.5K 1.8K 114
                                    

Selamat Hari Kartini perempuan Indonesia🎉🎉🎉🎉

*****

“Gue suka sama lo.”

Gadis itu mematung mendengar ucapan yang dilontarkan laki-laki nomor satu di sekolah ini. Apa yang diucapkan Fian tadi? Dia bilang suka padanya? Seorang Fian yang katanya anti perempuan?

Sementara Fian terkekeh pelan melihat reaksi menggemaskan dari gadis yang diam-diam mencuri hatinya ini.

Entah sejak saat pandangan mereka bertemu untuk pertama kali atau sebelum itu Fian menaruh hati pada gadis ini. Yang jelas gadis ini menariknya mendekat.

Apa ini yang dinamakan takdir? Abby merasa Fian memiliki sesuatu yang membuatnya tertarik dan Fian yang merasa Abby menariknya mendekat.

Takdir Tuhan sungguh menyenangkan bagi mereka.

“Lo gila?!” ujar Abby spontan setelah dia sadar dari keterpakuannya. Ucapan spontan itu membuat laki-laki di depannya kembali terkekeh.

Abby menunduk enggan menatap Fian yang duduk di depannya. Sejak kapan laki-laki ini duduk disini sih? Duduk sembarangan, ngomongnya juga sembarangan, dia kan jadi deg-degan.

Jantung Abby berdetak menggila. Berada sedekat ini dengan Fian saja sudah membuat jantungnya berdebar, sekarang ditambah dengan ucapan laki-laki itu. Rasanya jantungnya ingin melompat keluar.

Kenapa dia tidak langsung pulang tadi? Kenapa malah membaca novelnya? Bukankah di rumah juga bisa? Jika dia pulang tadi pasti hal ini tidak akan terjadi. Abby belum siap.

“By, jawab dong.”

“Jawab apa?” tanya Abby. Memang Fian bertanya apa hingga Abby harus menjawabnya? Seingatnya Fian hanya mengatakan jika dia menyukainya dan itu bukan pertanyaan.

“Lo emang semenarik itu,” ujar Fian lagi. Senyuman muncul di wajahnya. Melihat wajah merah Abby ditambah raut bingungnya membuatnya sangat gemas. Ingin rasanya dia menggigit pipi merah itu.

“Gue suka sama lo. Gue mau lo jadi pacar gue.”

“Hah?!”

“Gue nggak terima penolakan.”

“Lo beneran gila? Nggak semudah itu lah,” ketus Abby. Ucapan itu juga keluar dari mulutnya secara tiba-tiba dan tidak terduga.

Lagipula Enak saja Fian bilang begitu. Dikira dirinya apa main klaim segala. Walaupun Abby suka padanya tapi tidak semudah itulah. Dia harus jual mahal.

“Gue harus apa?”

“Minta ijin kakak gue yang di Amerika,” ujar Abby sepontan. Gadis itu tersenyum manis setelahnya. Permintaannya ini tidak masuk akal dan si ketua OSIS ini tidak mungkin bisa menyanggupi.

Salah Fian sendiri kenapa ucapannya membuat Abby berdetak tidak karuan dan jadi mengucapkan kalimat itu.

Seperti para gadis lainnya, ia ingin diperjuangkan bukan main tembak terus diterima begini. Memang dia gadis seperti apa?

Alasan lainnya karena mereka juga belum saling mengenal lebih jauh. Meski Abby pengagum rahasia Fian tapi tidak semudah itu.

Lagipula kakaknya yang di Amerika berpesan agar siapapun yang memang berniat menjadikannya kekasih maka dia harus ijin terlebih dahulu padanya.

Mungkin kalian berpikir ini sedikit lebay. Pacaran saja harus meminta ijin segala seperti mau menikah, apalagi mereka masih SMP. But, ini permintaan kakaknya.

“Oke.” Fian pergi meninggalkan Abby yang mematung lagi.

What the? Apa yang barusan Fian katakan? Dia menyanggupi permintaan tidak masuk akalnya?

Sebenarnya rasa suka macam apa yang dirasakan sang ketua OSIS ini padanya? Bagaimana dia bisa menyanggupi hal itu dengan begitu mudahnya?

Jika mereka sudah dewasa mungkin wajar, tapi mereka kan masih SMP. Fase remaja labil yang masih cinta monyet.

Kenapa Fian seserius itu?
Abby hanya berdoa semoga Fian hanya bercanda dan tidak benar-benar melakukan apa yang Abby minta.

Kakaknya itu mantan atlet karate nasional, selain itu dia mendapat julukan iblis karena kebengisannya. Bagaimana nasib pangerannya nanti?

******

Seorang gadis sedang berjalan mondar mandir di kamarnya. Tangannya memegang ponsel miliknya lalu diarahkan ke telinganya. Mulutnya menggigiti kuku dari tangan yang lainnya.

Dia gelisah, seseorang yang sedari tadi diteleponnya tidak juga mengangkat panggilannya. Biasanya orang itu akan mengangkat panggilannya pada nada dering ketiga.

Ini sudah panggilan ke lima belas dan dia masih belum mendapat jawaban.

Gadis itu adalah Abby. Sedari tadi ia mencoba menghubungi sang kakak dan berniat membicarakan hal tadi. Ia sungguh gelisah dan tidak tenang. Setidaknya dia harus berbicara pada kakaknya terlebih dahulu.

“KAK REEVE KEMANA AJA?!” gadis itu berteriak kesal saat teleponnya baru saja diangkat. Dia kesal setengah mati karena dari sekian panggilannya kakaknya itu baru menjawab.

I’m sorry princess. I have some problems here. What’s wrong? Do you sound so Annoyed?”

“How not to be upset? Earlier someone asked me to be his girlfriend and I said to meet you. He agreed Brother!”

“Relax Princess, calm down. Everything will be fine.”

“Don’t do anything to him kak. I think I love him.”

Wuah! Pengakuan pertama Abby. Dia tidak hanya mengakui jika menyukai Fian namun mencintainya.

Sebenarnya Abby melakukan ini karena tidak ingin seseorang yang menarik perhatiannya untuk pertama kalinya terluka parah.

Ia tahu dengan jelas bagaimana posesifnya sang kakak jika menyangkut dirinya.

I know Princess. Don’t worry, Fian will be fine.”

“You know his name?”

“I know everything about you. I must finished some problems here, I will call you soon. See you Princess.”

“See you kak.”

Bolehkah Abby merasa lega sekarang setelah ucapan kakaknya yang mengatakan Fian akan baik-baik saja?

Sejauh yang Abby tahu kakaknya tidak mungkin mengingkari ucapannya. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah berdoa,

Semoga Fian akan baik-baik saja setelah bertemu Reeve atau akan lebih baik jika Fian membatalkan niatnya itu.

******

Fiuh akhirnya selesai juga🎉🎉 hidungku daritadi mampet dan idenya ikutan mampet😭😭😭

Semoga kalian puas dengan part ini yah😘😘😘

Buat adek-adek yang besok UN semangat yah💜💜 jangan lupa belajar, berdoa, minta doa orang tua, dan semoga besok ujiannya dilancarkan serta mendapat hasil memuaskan💜😘😘

Jangan lupa vote dan komen sayang😘😘😘

Sidoarjo, 21 April 2019

Syltrawberry💜💜

My Monster BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang