3. The Attention Thief

224 19 0
                                    




Sekarang ini aku sedang berada didalam mobil menuju sekolah,

dan ya bersama Mark Tuan tentunya.

Harusnya pagi ini aku berangkat sekolah bersama Appaku, namun Appa dan Eomma bersikeras menyuruhku berangkat bersama Mark karna khawatir Mark akan tersesat.

Ck, aku kesal. Mengapa uncle Raymond harus mengirim mobil untuk Mark? Jadilah aku yang harus berangkat bersamanya setiap hari, menyebalkan.

Selama diperjalanan aku dan si brandal Mark hanya terdiam, dia fokus menyetir dan aku fokus memperhatikan orang-orang yang sedang ada dijalanan. Sesekali Mark bertanya arah jalan menuju sekolah dan aku jawab seadanya.

Ketika sampai diparkiran, aku langsung keluar mobil dari mobil Mark. Namun, ketika aku akan berlari Mark sudah lebih dahulu memanggilku.

"Ck, ada apa lagi?" Tanya Nayun kesal.

"Kau harus mengantarku dulu ke ruang kepala sekolah. Apa kau lupa? Aku tidak hafal sekolahmu bodoh." Ucap Mark dengan datarnya namun sangat menjengkelkan ditelinga Nayun, ditambah dengan kata bodoh diakhir kalimatnya.

"Yak! Bisakah kau tidak memanggilku bodoh? Panggil aku Nayun, brandal!" Ujar Nayun kesal.

"Terserahku. Kau saja selalu memanggilku brandal, jelas-jelas aku punya nama." Ucap Mark tak acuh.

Kalau saja ini bukan sekolah, sudah Nayun bunuh sekarang juga orang satu ini. Dia amat kesal.

"Cepatlah sebelum aku berubah pikiran untuk membunuhmu." Ucap Nayun yang berusaha mengontrol emosinya dan berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Mark dibelakangnya.

Saat melewati koridor, Nayun melihat gadis-gadis yang ia rasa sedang menatapnya. Apakah gadis-gadis itu benar-benar menatapnya? Apa ada yang salah?

"Waah, siapa laki-laki yang sedang bersama Lee Nayun?"

"Aigoo, tampan sekali. Lihatlah Ganhee-ya!"

"Beruntung sekali Lee Nahyun itu, selalu dikelilingi lelaki tampan. Aku sangat iri."

Bisa ditebak, mengapa semua gadis yang ada dikoridor ini memandanginya. Karna Mark, mereka memperhatikan Mark.

Nayun menarik lengan Mark agar dirinya bisa segera sampai ke ruang kepala sekolah dan meninggalkan brandalan itu secepatnya.

Nayun berharap semoga ia dan Mark tidak berada dalam satu ruang kelas.

Setelah masuk ke ruang kepala sekolah dan memberi tahu ruang kelas Mark, aku langsung mengantarkannya menuju kelas yang disebutkan oleh kepala sekolah tadi.

Aku senang, aku tidak satu kelas dengan Mark. Karna akan sangat menyebalkan jika harus satu kelas dengan brandalan berwajah batu itu, ck.

"Nah, dari sini kau lurus saja, kelasmu paling ujung. Aku akan pergi ke kelasku, sampai jumpa brandal!" Nayun dengan senyum cerahnya langsung berlari kecil meninggalkan Mark yang masih diam ditempatnya, lalu ia berjalan ke kelasnya dengan pelan.

Pesona Mark memang tidak bisa dibantah, saat berjalan dengan muka datarpun banyak gadis yang memuji ketampanannya.

Ia sudah berada tepat dikelas 3-8, kelas yang diberi tahu oleh kepala sekolah tadi. Karna ragu untuk masuk, dia memilih untuk menunggu diluar sambil memainkan ponselnya. Ia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian walaupun kenyataannya selalu begitu. Jika ia masuk ke dalam kelasnya, otomatis ia akan menjadi bahan tontonan satu kelas, dia juga tidak tau harus bagaimana karna dia tidak mengerti bahasa korea.

Stranger: Mark Tuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang