8. Trouble

170 15 0
                                    

Sudah 3 hari semenjak kejadian Nayun menangis karena dibentak oleh Mark, diantara mereka tidak ada yang banyak bicara. Mereka bicara hanya seperlunya saja. Eomma dan Appa Nayun pun aneh dengan sikap keduanya, karena biasanya mereka akan selalu bertengkar jika bersama.

Begitu pula teman-teman Nayun dan Mark yang lain, mereka bertanya-tanya kenapa Nayun dan Mark terus berdiam-diaman satu sama lain.

Seperti sekarang ini, mereka sedang duduk dalam satu meja, namun tak ada yang membuka suara sedari tadi karena sikap Nayun dan Mark yang sekarang menjadi diam. Jackson adalah orang yang paling tidak tahan dengan situasi seperti ini.

"Yak! Ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Jackson kepada Nayun dan Mark.

Maupun Nayun atau Mark, tidak ada yang menjawab pertanyaan Jackson seorangpun. Jackson sudah tidak tahan dengan semua ini.

"Aishhh, kalian berdua membuatku pusing!" Jackson mengacak-acak rambutnya kasar.

Yang lain menatap Nayun dan Mark secara bergantian. Nayun tak suka dengan tatapan seperti itu, ia memilih untuk meninggalkan tempat ini.

"Aku ada urusan." Ucap Nayun lalu berjalan meninggalkan mereka.

"Mark! Sebenarnya kau dan dia kenapa?" Tanya Jinyoung.

Mark hanya diam tidak menjawab pertanyaan Jinyoung.

"Ck. Yeeun-ah, Nayun tidak bercerita apapun padamu?" Tanya Jinyoung pada Yeeun.

Yeeun hanya menjawab pertanyaan Jinyoung dengan sebuah gelengan.

"Aku akan menyusul Nayun," Ucap Jaebum, lalu ia berlari meninggalkan teman-temannya untuk mencari Nayun.

Setelah Jaebum pergi, Mark pun ikut meninggalkan teman-temannya. Mark memutuskan untuk membolos disela jam-jam akhirnya, moodnya sedang tidak baik untuk terus berdiam diri dan memaksakan untuk memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Ia memilih rooftop sekolah sebagai tempat pelariannya.

Entahlah, ia juga tidak mengerti mengapa ia dan Nayun terkesan seperti ada masalah. Semenjak hari itu, Nayun tidak pernah berbicara lagi padanya kecuali membicarakan hal yang dirasanya penting saja.

Apakah Nayun marah karena Mark membentaknya? Mark tidak pernah menanyakannya. Mark merasa gengsi, entahlah itu terdengar bodoh tapi memang itulah kenyataannya. Mark adalah sosok laki-laki yang dipenuhi oleh rasa gengsi.

"ARGGGHH." Mark mengacak rambutnya kasar, mengapa ia sangat bingung?

"Haruskah aku minta maaf?" Gumam Mark.

Mark menundukkan kepalanya sejenak.

"Nayun-ah."

Nayun yang sedang menidurkan kepalanya dimeja pun langsung terperanjat ketika mendengar ada orang yang membisikan namanya tepat dibelakang telinganya.

Saat Nayun berbalik ia sangat kaget karena itu Jaebum. Tidak, bukan ia kaget dengan adanya Jaebum, tapi ia kaget karena wajahnya dengan wajah Jaebum sangatlah dengan sekarang ini. Mungkin hanya berjarak satu kepalan tangan saja.

Nayun hanya memandang laki-laki itu kikuk, ia merasa terkunci oleh pandangan Jaebum sehingga tidak bisa melakukan apapun.

"Ceritakan semuanya padaku." Ucap Jaebum dengan tatapan seriusnya.

Stranger: Mark Tuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang