17. Movie Time

245 16 5
                                    

Pukul 6 sore, Nayun dan Mark memilih pulang terlebih dahulu dari rumah Sujin. Sementara yang lainnya masih asyik bermain dirumah Sujin.

Di mobil, Nayun hanya fokus melihat lampu-lampu jalanan yang terlihat indah ketika hari sudah mulai gelap.

1 notifikasi pesan diponsel Nayun membuat fokusnya langsung teralih pada ponsel yang sedang ada digenggamannya saat ini.

Eomma
Nayun-ah, Eomma dan Appa sedang diperjalanan untuk pergi ke luar kota untuk 3 hari kedepan. Maaf sayang ini sangat mendadak, jadi kita tidak bisa bertemu dulu. Kau dan Mark baik-baik ya, kami menyayangimu. ♡

To Eomma
Ah, Eomma T^T
Aku ingin memelukmu dulu..

Eomma
Sayang, Eomma juga ingin memelukmu dulu sebelum berangkat. Tapi waktunya tidak memungkinkan, dan ini sangat mendadak. Maaf, karena pekerjaan Appamu, kami jadi sering meninggalkanmu.

To Eomma
Hm, gwenchana. Eomma dan Appa hati hati, nde? Hubungi aku jika sudah sampai. Saranghae Eomma Appa. ♡

Setelah mengirim pesan tersebut, Nayun langsung memasukan ponsel itu kedalam tasnya. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu menyandarkan kepalanya pada kaca mobil disebelahnya.

Mark yang sedang menyetir diam-diam memperhatikan gerak gerik gadis itu sejak tadi.

"Kau kenapa?" Tanya Mark yang sedang berfokus pada jalanan.

"Eomma dan Appa pergi ke luar kota lagi. Huft, akhir-akhir ini mereka sering meninggalkan ku." Ucap Nayun sambil kembali menatap lampu-lampu jalan itu lagi.

Mark menatap Nayun sebentar, "Tidak usah khawatir, kau aman bersamaku." Ucap Mark menenangkan.

Nayun mengalihkan pandangannya pada Mark yang sedang fokus menyetir. Mark yang menyadari hal itu langsung mengalihkan pandangannya pada Nayun, lalu mengulas sedikit senyumnya dan kembali fokus pada jalanan tanpa memudarkan sedikitpun senyumannya.

Nayun ikut tersenyum geli menatap lelaki yang sedang disampingnya ini. Akhir-akhir ini dia tidak semenyebalkan dulu.

"Thankyou, Mark." Ucap Nayun dengan sedikit kekehannya.

Mark ikut terkekeh dan sesekali menatap Nayun. Bagaimanapun ia tidak boleh sampai lupa kalau ia sedang menyetir gara-gara gadis bernama Lee Nayun dan senyum manisnya itu.


Kurang lebih pukul 7 malam, Nayun dan Mark sampai dirumah mereka. Nayun memilih masuk ke kamarnya lalu membersihkan diri, dan karena ia merasa lapar akhrinya ia memilih turun ke bawah untuk mencari makan.

Saat Nayun keluar dari kamar, dirinya tertarik untuk mengetuk pintu kamar Mark. Biasanya ia akan masuk semaunya, tapi kali ini tidak. Ia ingin lebih sedikit menghargai apa yang dinamakan privasi seseorang.

"Apakah anak itu sudah tidur?" Gumam Nayun didepan pintu kamar Mark.

Nayun mengetuk pintu kamar Mark pelan. Tidak ada jawaban.

"Mark? Kau sudah tidur?" Nayun mengetuk pintu itu untuk kedua kalinya.

Tak lama pintu kamar Mark terbuka, menampakkan Mark yang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil dikepalanya.

dAmN, hE shO hAwT..

Astaga, tolong Lee Nayun bersihkan pikiran-pikiran kotor itu dari otakmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stranger: Mark Tuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang