9. Kiss

183 13 0
                                    

Nayun masih dilanda rasa bimbang karena masalahnya dengan Mark. Apakah ia harus meminta maaf duluan? Tapi akan sangat memalukan jika ia mengungkapkan semua kesalahannya lalu meminta maaf didepan Mark. Ck, rumit sekali.

Saat makan malam tadi, Appa dan Eommaku memberikan sebuah pencerahan pada aku dan Mark.

"Jika kalian merasa sudah dewasa. Cepatlah selesaikan masalah itu secepatnya, Appa tidak suka kalian menjadi musuh dalam satu atap. Minta maaflah atau saling memaafkan jika satu sama lain membuat kesalahan."

Kata-kata Appa tadi masih terngiang diotakku.

Saat aku sangat pusing memikirkan hal itu, tiba-tiba satu notifikasi pesan masuk ke ponselku.

Mark : Bisakah ke balkon sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan.

Aku langsung loncat dari tempat tidurku dan berjalan cepat menuju balkon yang ada didepan dekat kamarku.

Dan benar, disana sudah ada Mark yang sedang menatap langit malam yang begitu indah karena dihiasi oleh bintang-bintang.

Nayun awalnya ragu untuk menghampiri Mark, namun ia memberanikan diri untuk berjalan mendekatinya.

Saat ini Nayun sudah berdiri disamping Mark, namun laki-laki itu masih setia menatap langit. Apakah Mark tidak menyadari kehadiran Nayun?

Saat Nayun akan membuka mulutnya tiba-tiba Mark mengeluarkan suaranya.

"Aku minta maaf, aku salah." Mark menatap Nayun dengan tatapan serius.

Nayun tidak bisa berbicara karena tatapan itu, sangat menyihir.

"A-aku juga. Harusnya kemarin aku meminta bantuanmu secara baik-baik." Ucap Nayun dengan wajah menyesalnya.

Mark terseyum dan sedikit mengeluarkan tawanya, "Gomawo."

Nayun ikut terseyum lebar, "Na-do." Ia mengejah kalimatnya disertai cengiran lucu diakhir kalimatnya.

Mark tidak mengatakan apapun lagi, ia hanya tersenyum sambil menatap langit itu lagi. Apakah dia suka langit malam?

"Kau suka langit malam ya?" Tanya Nayun yang ikut menatap apa yang ditatap oleh Mark.

Mark melirik Nayun yang juga sedang menatap langit itu dengan senyum manisnya.

Tanpa sadar Mark mengulas senyumnya, "Hmm, joh-ahae. Lee Nayun." Lalu ia kembali menatap langit itu lagi.

"Eoh?"


"Jinyoung-ah, bagaimana jika Nayun menyukai Mark atau sebaliknya?"

Jinyoung menatap sahabatnya ini, ia menghembuskan nafasnya pelan lalu menyilangkan kedua tangan didadanya.

"Hey Im Jaebum, dengar. Jika kau menyukai Nayun cepatlah ajak dia berkencan, atau setidaknya kau berusaha mencoba mengambil hatinya dulu." Ucap Jinyoung kepada Jaebum yang sedang mengacak-acak rambutnya.

"Sudah ku coba, tapi hasilnya nihil. Nayun tidak pernah memandangku sebagai seorang pria, dia hanya memandangku sebagai seorang sahabat." Ucap Jaebum dengan nada putus asa.

"Kau tahu sendiri aku menyukainya sudah sejak lama," Sambungnya.

"Ya, tapi kau terlalu pengecut untuk mendekati Nayun, Im Jaebum." Bukan Park Jinyoung namanya jika tidak menyudutkan seseorang oleh kata-katanya.

Stranger: Mark Tuan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang