Setelah pulang, Fera langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian sekaligus mandi. Selesai melakukan kegiatannya itu, Fera bergegas menuju ruang bawah dan mendapati mamanya di sana.
"Baru pulang ya?" tanya Mila ketika mendapati Fera turun dari tangga dan menghampirinya.
"Iya, emangnya Mama dari mana?" tanya Fera balik.
"Mama habis arisan. Biasalah" ucap Mila. Meletakkan tas miliknya di sofa.
"Oh iya, gimana tadi kamu sama Yoga?"
Pertanyaan mamanya membuat Fera teringat Yoga yang baru saja ia tinggal di restoran. Fera mengaku salah, seharusnya dia tidak bersikap seperti tadi pada Yoga. Lagipula, Yoga seharusnya juga bersikap baik. Apalagi mereka baru saja kenal.
"Semua udah beres Ma."
"Syukurlah," ucap Mila.
"Fera ke dapur dulu Ma, mau makan," pamit Fera.
"Maafin Mama ya sayang."
Fera yang hendak melangkahkan kakinya menunju dapur ia urungkan. Fera menoleh, menatap Mila dengan senyum tipis.
"Gapapa Ma."
Mila mendekati Fera dan memeluknya erat. "Kamu gak perlu takut setelah nikah sama Yoga nanti. Mama mengenal Yoga, dia pasti gak akan nyia-nyiain kamu."
"Kalau nanti pak Yoga itu selingkuh, Fera boleh pergi Ma?"
"Hushh, gak boleh ngomong gitu. Omongan itu doa. Apapun yang terjadi di keluargamu kelak, kamu harus bersikap dewasa dan bijak. Jangan ambil keputusan yang terlalu cepat."
"Fera cuma becanda hehe. Lagian gak mungkin jadi janda ih amit-amit."
"Sekarang kamu makan gih, pasti udah laper banget kan." Mila mencoba mengembalikan suasana dan mengalihkan perhatian.
"Mama gak makan sekalian?" tanya Fera.
"Mama udah kenyang, kalau gitu Mama ke kamar dulu ya" pamit Mila sambil mengelus puncak kepala Fera dengan pelan.
Fera bersyukur memiliki ibu yang sangat perhatian padanya, ibu yang selalu memberinya nasihat. Dan memberinya kasih sayang lebih.
____
Entah dengan tujuan apa, Yoga pagi ini sudah siap di rumah Fera untuk menjemputnya.
Yoga menghela nafas ketika mengetahui Fera yang akan ia jemput masih tidur pulas. Sedangkan kedua orangtuanya bersikap biasa saja.
"Coba kamu yang bangunin dia Ga" ujar Mila.
Apa boleh buat, Yoga mengangguk dan menaiki tangga menuju kamar Fera. Perlahan-lahan Yoga membuka knop pintu kamar Fera dan masuk ke dalam kamar yang bernuansa putih nan rapi untuk pertama kalinya. Dilihatnya pemilik sang kamar masih bersembunyi di dalam selimut tebalnya.
Yoga mendekat di sisi ranjang, mengingat kemarin Fera marah padanya membuatnya ragu untuk membangunkan. Tapi jika di biarkan Fera akan telat ke sekolah.
Sebenarnya Yoga merasa tidak enak hati sudah menyelinap di kamar Fera seperti ini. Lagi pula dirinya dan Fera belum sah. Kejadian kemarin saja saat ia tak sengaja mencium Fera, membuat Yoga merasa bersalah dan susah tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Math Teacher
Fiksi Remajatahap revisi CERITA FIKSI Kebiasaan bolos mata pelajaran matematika sudah mendarah daging dan menjadi hobi Fera. Tak disangka guru baru di kelas Fera XI IPA 2 yang mengampu mata pelajaran matematika itu ternyata orang yang di jodohkan dengan dirinya...