Malam mulai menampakkan rembulan yang terang. Ribuan bintang berkelap-kelip seakan-akan sedang membicarakan sesuatu. Sayup-sayup sunyi pun mulai menyelimuti hari yang petang.
Sebuah perbincangan kini tengah terjadi di sebuah ruangan dengan lampu yang terang. Ruangan yang beralaskan karpet tanpa kursi dengan pintu terbuka yang membiarkan siuran angin masuk. Tampak seorang pria berumur dengan jenggot putihnya sedang mendengarkan penjelasan seorang gadis muda dalam jarak yang sedikit jauh.
"Benarkah??" tanya pria paruh baya itu sedikit kaget sekaligus bahagia. Gadis di hadapannya hanya menganggukkan kepala seraya menunduk.
Hening. Seketika suasana hening. Terlihat pria paruh baya itu kini sedang berfikir. Namun gadis berkerudung ungu dengan baju panjang putihnya itu hanya menunduk dengan tenang.
Sesaat, pria paruh baya berpeci putih yang membawa sebuah tasbih kecil di tangan kanannya itu memandang gadis dihadapannya. Tak lama kemudian,----
"Ini adalah sebuah hajat yang tidak kecil, nak, perlu kerja keras bahkan melebihi orang-orang yang bekerja banting tulang diluar sana. Ini juga bukanlah hajat yang bisa dipermainkan semaunya sendiri. Tidak seperti sebuah cita-cita yang sudah tercapai lalu kita bisa bersantai begitu saja. Setelah kamu bisa memenuhi hajat ini, maka kamu justru harus lebih bekerja keras lagi mempertahankannya," jelas pria itu panjang lebar.
"Lalu, apakah kamu sudah meminta restu pada kedua orangtuamu?" tanya lelaki paruh baya itu kedua kalinya. Lagi lagi gadis dihadapannya hanya diam. Namun, kali ini ia menggelengkan kepala.
"Baiklah. Sebaiknya, kamu meminta restu mereka terlebih dahulu, karena dengan do'a dan restu serta dukungan dari mereka, insyaallah kamu akan berhasil."
Deg!
Perlahan, gadis itu mengangkat kepalanya. Seketika bibirnya melebar. Matanya mulai berbinar memandang pria paruh baya didepannya. Secepat mungkin kepalanya ia anggukkan, tanda gadis itu setuju.
"Owh iya nak, satu lagi. Setelah mendapat restu dari orangtua, maka bersegeralah kamu meminta ridha Allah Swt. Karena segala sesuatu yang sulit akan menjadi mudah jika kita selalu menyertakan Allah didalamnya. Setelah itu, barulah insyaallah saya akan membimbing dan membantumu dalam menghafal ayat-ayat suci Al-Qur'an."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafidzah
General FictionLembaran baru gadis yang baru saja lulus sekolah SMA itu kini telah terbuka lebar. Gadis jelita penghafal Al-Qur'an, yang selalu menjaga dan menutupi auratnya. Teka-teki, misteri, dan berbagai ujian tak hentinya selalu mengiringi setiap hembusan...