Dan terjadi lagi, setelah melihat berita yang sama di setiap channel tv swatsa, Chaerin mengikuti Minhyuk yang bergegas menuju bandara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut soal pesawat yang hilang kontak.
Minhyuk mencoba bertanya apapun pada pihak penerbangan dan tidak mendapatkan apapun, ia naik pitam dan menarik kerah salah satu staff berseragam dengan kuat. "SABAR KATAMU?! SAHABATKU ADA DI DALAM PESAWAT YANG HILANG!!" Chaerin menahan tangan Minhyuk dan membawanya mundur.
Pria dengan wajah tajam itu terus meronta meminta penjelasan, ia haus akan informasi yang jelas. Chaerin menahan tangisnya, ia tidak kuat melihat Minhyuk yang gegabah.
Plak!!
Minhyuk terdiam dengan wajah yang membeku, setelah tangan Chaerin mendarat di pipi kirinya. Raut wajahnya berubah sendu, "harusnya aku ikut pergi, harusnya aku ada bersamanya" Minhyuk terus bergumam menyalahkan diri sendiri.
Chaerin memegangi kedua pipi pria di hadapannya, mengusap air mata yang berasal dari sosok ceria seperti Lee Minhyuk. "Semua akan baik-baik saja" Chaerin tersenyum, "aku tidak bisa menerima ini"
"Kita hanya bisa berharap yang terbaik" Chaerin membiarkan tubuh Minhyuk bersandar padanya, ia mencoba memberi ketenangan dan mengusap punggung lebar tersebut meski perasaannya juga hancur. Ia harus merasakan kehilangan berkali-kali lipat.
Arloji ditangannya terus berputar, seandainya ia tidak meminta untuk kembali ke masa lalu. Seandainya ia terus menjalani hidup sebagaimana mestinya tanpa ada penyesalan, sakit itu tidak akan terasa sesakit ini. Ntah berapa banyak air mata yang ia keluakan.
Minhyuk tidak ingin pergi dan akan terus berada di bandara menunggu hasil dari tim pencari, bahkan ia tidak ingin minum meski bibirnya sudah mulai kering. Chaerin tidak bisa berbuat banyak, hingga Kihyun, Jooheon dan Wonho datang bersamaan.
Mereka tidak banyak bicara, Jooheon dan Wonho akan menemani Minhyuk sementara Kihyun mengatar Chaerin untuk pulang karena hari mulai gelap. "Aku mulai percaya padamu" ujar Kihyun menghentikkan mobilnya di depan sebuah mini market, "kenapa berhenti?"
"Aku akan membeli cola, kau harus mengatakan semuanya padaku" Kihyun keluar dari mobil, Chaerin duduk diam menunggu. "Kenapa kau tidak membantuku?"
"Aku tidak bisa, aku akan merusak masa depan jika ikut campur" jawab Hyungwon yang sudah ada di bangku belakang, "kecil kemungkinan, aku tidak bisa merubah apapun"
"Kihyun adalah harapan terakhir, jika ia percaya dan berniat merubah sesuatu. Maka akan berhasil, perjalananmu tidak akan sia-sia"
"Ini bukan perjalananku, tapi perjalananmu. Kau datang dari masa depan untuk memastikkan mereka hidup dan mati dengan layak tanpa kesakitan, dan akhirnya kau bertemu denganku" Chaerin menoleh, "sepertinya kau mulai mengerti"
"Maaf menunggu lama" Kihyun kembali dan Hyungwon masih duduk manis di tempatnya, "jadi apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa akan ada yang pergi lagi setelah Changkyun?" Kihyun meneguk minumannya, Chaerin melirik kaca yang ada di dekat kemudi dan mendapati anggukan dari Hyungwon. "Jooheon selanjutnya, perjalanan itu harus di batalkan"
"Aku sangat ingin membatalkannya, tapi Jooheon telah merencanakan ini sejak lama. Tapi aku juga ingin melawan takdirnya itu, aku tidak ingin kehilangan lagi"
"Kihyun-ah, aku punya cara... tapi mungkin sedikit gila, dan keputusan itu ada ditanganmu" Chaerin mulai serius, Hyungwon hanya menjadi penonton mengamati apa yang akan terjadi selanjutnya. "Katakan saja" Kihyun meletakkan kaleng kosong di dekat kemudi.
...
Tak terasa sudah seminggu sejak kejadian malam itu, bangkai kapal telah ditemukan dua hari yang lalu. Dan Minhyuk masih mengurung diri di kamarnya saat mengetahui bahwa jasad penumpang tidak di temukan satupun.
Pesawat yang di naiki Changkyun kehilangan kendali hingga akhirnya jatuh ke laut setelah beberapa menit lepas landas. Kihyun dan Jooheon bergantian menyiapkan makanan yang mereka letakkan di depan pintu, sampai saat ini tidak di sentuh oleh Minhyuk.
Wonho dan Chaerin duduk di ruang tamu menunggu Minhyuk keluar, berharap sebuah keajaiban terjadi. Ntah berapa kali nama Changkyun mereka sebutkan dalam setiap doa, Kihyun dan Jooheon kembali dan menemani mereka di ruang depan.
Tidak ada kemajuan, Minhyuk sangat terpukul atas kepergian Changkyun. Chaerin tidak bisa menangis lagi, kedua matanya telah lelah memproduksi air mata yang terus deras selama beberapa hari.
Hyungwon datang, dengan pakaian yang rapi seperti biasa ia mendekati Minhyuk yang sedang duduk di sudut kamar seorang diri. Lelaki penjelajah waktu itu duduk menemani dan mencoba menyentuh Minhyuk.
Ia ingin meredakan kesedihan yang menyerang Minhyuk, "walaupun menyebalkan, tapi aku sangat suka melihatmu bicara" Hyungwon mencoba tersenyum meski Minhyuk tidak bisa melihatnya.
Ia teringat kejadian beberapa minggu lalu, saat Minhyuk jatuh sakit karena menyentuhnya. Tidak hanya Chaerin, tapi Minhyuk bisa melihat dan menyadari kehadirannya.
Hyungwon duduk di depan Minhyuk dan melambaikan tangan, mencoba membuktikan argumen di kepalanya. "Siapa kau?" Hyungwon membulatkan mata saat Minhyuk mengangkat wajah menatapnya, "jadi kau bisa melihatku?"
"Kau menggunakan arloji yang sama seperti Chaerin, apa kau yang memberi tau Chaerin soal kejadian akhir-akhir ini?" Minhyuk mulai bicara, "aku tidak bisa mengatakannya"
"Jangan ganggu Chaerin!" Minhyuk mengeraskan rahang, "mengganggu? Untuk apa aku menganggunya? Aku hanya menolongnya"
"Aku tidak bisa melihatmu dengan jelas, sebenarnya kau itu siapa? Kenapa kau bisa bersama Chaerin? Kenapa kau selalu ada di dekatnya?!" Bentak Minhyuk, "sssutt, orang lain akan mengira kau gila karena bicara sendiri"
"Siapa kau!!" Suara Minhyuk semakin keras hingga temannya yang lain terus menggedor pintu kamarnya, "aku harus pergi, tidak ada yang perlu ku katakan lagi.. tujuanku kemari hanya untuk berkunjung, jadi jangan diambil pusing dan pikirkan orang lain yang cemas padamu.
Aku tau kau sedih, tapi jangan melibatkan orang lain. Jangan menjadi egois, mereka menunggumu" Hyungwon masuk ke dalam kamar mandi Minhyuk dan menghilang begitu saja.
Wonho berniat mendobrak pintu kamar Minhyuk, tiba-tiba terbuka dan menunjukkan wajah si pemilik kamar yang tersenyum lebar. Jooheon menjentikkan jarinya, "aku lapar, bagaimana jika kita makan diluar?" Ajaknya dengan pakaian yang sudah rapi.
Cherin mengedarkan pandangan dan tidak menemukan Hyungwon, ia yakin bahwa Minhyuk baru saja berdebat dengannya. "Baiklah, kita makan diluar" Kihyun merangkul Minhyuk.
...
"Dia bisa melihatku" ujar Hyungwon kembali mendatangi Chaerin, "arra, bagaimana bisa dia melihatmu?"
"Aku tidak tau persis, yang jelas waktu kita tidak banyak. Agen lintas waktu hampir saja menemukanku" Chaerin mengerutkan kening, "agen? Siapa mereka? Polisi?"
"Aku tidak berniat mengatakannya, tapi karena Kihyun sudah tau masalah sebenarnya dan Minhyuk menyadari kehadiranku...
Jadi agen lintas waktu adalah kelompok yang bertugas menjaga masa lalu agar tidak mengubah masa depan, awalnya perjalananku tidak terdeteksi... tapi karena Minhyuk bisa melihatku dan dia bahkan menyentuhku, sensor mereka bisa dengan mudah mendeteksinya" Hyungwon menyentuh bingkai foto di kamar Chaerin, "lalu bagaimana jika kau tertangkap?"
"aku tidak akan ada dalam masa depan maupun masa lalu, walaupun misi kita berhasil... " Hyungwon duduk di sebelah Chaerin, "aku penasaran soal yang lain, apa di masa depan kau pernah bertemu denganku?"
"Tidak, aku bertemu denganmu saat pemakaman Jooheon..."
"Jadi kalau tidak ada yang berubah, maka kau tetap tidak akan bisa bertemu denganku di masa depan?" Hyungwon mengangguk, "mungkin bisa bertemu, tapi hanya sebagai orang asing"
"Aku akan berusaha merubah sesuatu, dan jika berhasil lalu kau bertemu denganku di masa depan.. kau harus membuatku menjadi temanmu"
"Kenapa aku harus melakukannya?"
"Geunyang.."
"Jangan banyak berharap, masih ada Lee Jooheon sebaiknya kau fokus padanya" Hyungwon bangkit dari duduknya.
.
.
.
.
.
TBC